14. Akankah Semuanya Pergi?

22 26 1
                                    

Happy reading!

•••

Sudah hampir 2 hari lamanya, Bagya dan Kirana tidak pulang ke rumah sejak pertengkaran pagi itu. Bi Imah yang biasanya bekerja dirumah Livi pun ternyata sedang merawat suaminya yang sakit di kampungnya. Belinda juga belum menampakkan dirinya. Selama di sekolah, Livi tidak berbincang dengan Bima. Jika bertemu pun, Livi sering memanggil Bima, namun Bima tidak menanggapinya. Apakah Bima marah?

Livi sudah menghubungi Bagya dan Kirana. Setelah Livi menghubungi mereka, Kirana ternyata memblokir nomornya, sementara Bagya hanya mengirim pesan.

Papa:

Papa gak pulang. Untuk uang, papa sudah transfer ke rekening kamu.

"Ada apa ini sebenarnya?"

Livi yang sendirian dirumah pun hanya bisa menangis di kamarnya, hingga akhirnya Livi terlelap dalam tidurnya.

•••

Livi akhirnya terbangun dari tidurnya. Jam menunjukkan pukul 3 sore. Livi bergegas keluar dari kamarnya dan menuju dapur karena perutnya mulai berbunyi.

"Ma, mama masak gak?"

Sepi, tak ada jawaban.

"Owh iya, mama pergi."

Livi sempat lupa jika Kirana pergi dari rumah. Livi tersenyum getir mengingatnya. Air mata kembali membasahi pipi mulusnya.

"Livi jangan nangis."

Livi terkejut ada suara di belakangnya. Livi segera menengok, ternyata ada Belinda di belakangnya.

"B-belinda?"

"M-maaf, Livi. Aku lama ga pulang."

Livi yang tadinya sedih menjadi marah kembali.

"LO KOK GAK PULANG SIH?! KENAPA?! KESENENGAN BARENG NATHAN TERUS, IYA?!'

Belinda hanya terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Maaf, Livi."

Helaan napas terdengar dari mulut Livi.

"Yaudah gapapa, gue laper mau cari makan."

"Tapi, ada yang mau aku bicarain, Li-"

"Udah, jangan banyak bacot. Ayo ikut gue cari makan aja, biar lo gak pergi lagi!" ucap Livi sambil melangkah ke garasi mengambil motor kesayangannya.

Belinda melihat punggung Livi yang berjalan menuju garasi. Belinda tersenyum namun di matanya tersirat kesedihan. Sebelum akhirnya, Belinda mengikuti Livi.

"Justru, aku akan pergi selamanya, Livi."

•••

Livi memutuskan membeli bahan makanan saja. Walaupun Livi anaknya mageran, tapi dia lebih suka masakan yang ia sendiri masak daripada beli yang sudah jadi. Livi tak bisa memasak banyak makanan. Ia memilih mengoseng kangkung saja, sayur favoritnya.

Livi sedang mencari kangkung serta bahan-bahan lainnya di tukang sayur. Jangan lupakan Belinda yang setia menemaninya.

Livi pun menyelesaikan kegiatan belanja sayurnya dan bergegas kembali ke rumah. Namun, yang harusnya Livi pulang kerumah, kini Livi berada di taman karena Belinda yang membujuk Livi untuk mampir ke taman sebentar. Mereka pun duduk di kursi putih panjang.

"Ngapain mampir ke sini segala sih, Bel?"

"Cuma sebentar nanti kita pulang lagi."

"Hm, yaudah lah," jawab Livi yang sedikit sebal kepada Belinda walaupun dia juga penasaran kenapa Belinda membujuknya mampir ke taman.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang