Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ]

01. Gimana Sama Bayi nya?

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

"Ya Tuhan gimana ini, gue bahkan gak cukup banyak uang untuk makan sehari-hari tapi, gimana gue harus merawat dan menafkahi bayi itu yang otomatis dia akan butuh banyak susu, popok, bubur bayi, dan belum lagi berbagai pakaian yang bayi itu butuhkan,"

"Aaarghh … Tapi kalo dia gue tinggalin disini gimana sama nasibnya nanti? Kasian banget, itu sangat berbanding berkali lipat dengan gue waktu kecil yang penuh sama perhatian juga kasih sayang tanpa kekurangan sedikit pun dari Mama Papa. Tapi, kalo gue rawat dia siapa yang bakal membiayainya? Uang semester buat Ulangan sekolah aja gue perlu kerja keras belom lagi kalo gue rawat bayi ini, tentunya ini gak akan cukup sama sekali."

"Huaaa … Ya Tuhan tunjukan kuasa besar-Mu, jangan buat gue jadi Mama muda waktu sekolah. Jangan sampe gue gendong-gendong bayi ini sambil belajar ke sekolah, belum lagi nanti dia buang air terus siapa yang bakal urus? Ibu Kantin? Itu gak akan mungkin!"

Disha Adhisty Prameswari. Gadis berseragam putih abu-abu bername tag mengacak-acak rambut panjangnya dengan amat frustrasi, dengan secara tiba-tiba ia melirik kearah remaja cowok berseragam putih abu-abu tengah mematung beku ditempatnya ia tahu cowok bername tag Dylan Alvaro Mahaprana itu tampak shock dan ikut frustrasi tertahan juga sama dengannya. 

"Bagaimana Tuan dan Nyonya? Apa kalian berdua sudah melunasi semua biaya administrasinya?" tanya seorang suster wanita pada kedua remaja berseragam SMA itu masih tampak membeku bungkam. 

"Jika sudah Jenazahnya Ibu dari Bayi ini akan segera kita urus," lanjut suster itu menyeru dan lantas menyerahkan bayi mungil dengan kedua pipi gembul seperti Mochi Strawberry kepada Disha yang terhenyap kaget sendiri saat bayi mungil itu sudah berada dipangkuannya. 

"E-eeh, tu-tunggu dulu s-sus, saya gak biasa gendong bayi," Disha benar-benar terbelalak kaget, ini sungguh diluar alam kesadarannya. 

Suster wanita itu tersenyum. "Tak apa, bayinya tidak akan menangis."

Disha termangu ia begitu kaku dan kikuk saat mengendong bayi dalam pangkuannya.

Disha terlahir Piatu sejak ibunya meninggal dunia waktu melahirkannya, dan ia dirawat oleh Ayahnya seorang diri sampai berumur 2 tahun. Nahas, dihari ulang tahun Disha yang akan menginjak usia 3 tahun ayahnya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia serta meninggalkan Disha kecil saat itu, sehingga Disha harus hidup seorang diri tanpa figur Orang Tua hingga pada akhirnya ia dirawat oleh Bibinya bernama Mega. Bibi Mega adalah Adik angkat ayah kandungnya Disha. Disha begitu amat sangat mandiri sejak kecil, walau pun ia menjadi pewaris tunggal dikeluarganya Disha yang sudah terbiasa mandiri ia sama sekali tak mengandalkan warisan kekayaan milik orang tuanya. Bahkan ia rela bekerja sendiri diparuh waktu saat bersekolah untuk mencukupi kebutuhannya dari pada harus mengandalkan kekayaan milik kedua orang tuanya. Mungkin suatu saat Disha akan memegang warisan tersebut jika memang ia membutuhkannya dimasa depan yang membuatnya merasa terdesak sehingga ia diharuskan memakai warisan tersebut. 

Semenjak kepergian sang Ayah tercinta Bibinya tidak terlalu suka dengan kehadiran Disha karena menurut Mega kematian Kakak Angkat serta Kakak Iparnya itu adalah akibat kesialan yang ada pada diri Disha, Mega sangat menyayangi kakak angkatnya bahkan ia tidak rela kehilangannya hingga akhirnya Disha dibuang dan diacuhkan begitu saja oleh Mega kesebuah panti asuhan sejak usia Disha 5 tahun. Hingga kemudian Disha tumbuh besar menjadi sosok gadis tangguh dan mandiri, bahkan saat ia sekolah dasar dia selalu menjadi juara dan menjadi murid paling cerdas dengan mendapatkan nilai bagus serta berperingkat pertama diantara teman-temannya. Sampai akhirnya ia mendapatkan beasiswa dan berkesempatan masuk kesalah satu sekolah menengah ternama kawasan Ibu Kota yakni SMA Pelita Dharma yang terkenal elite serta favorite dikalangan anak pengusaha juga murid-murid pintar lainnya.