Chapter 7

271 33 4
                                    

Assalamualaikum

Ketemu lagi sama aku🤣

Kangen gak? Sama Husein gitu.

Jangan lupa setor vote dan komen dulu yaaa

Selamat Membaca💞

Kehilangan memang sepahit ini. Tapi lebih sakit jika kita enggan menerima kenyataan dan tetap terpaku pada andai yang jauh dari kata tersegera.

-Hasbia Umar Nafizan-

****

KEDUA perempuan itu tengah duduk di ruang tengah, sembari menonton televisi dan bercakap-cakap ringan di sertai guyonan.

"Nufus, kamu tahu siapa sebenarnya Hasan Irsyad?" tanya Asma sembari memijat pelipisnya.

Nufus mengangguk, dan tersenyum tipis. "Pewaris Perusahaan Nafathar Group, yang sekarang sudah bekerjasama dengan perusahaan papamu."

Asma langsung menoleh, dengan tampang terkejut.

"Serius?" Nufus mengangguk. Asma menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. "Dunia sempit banget, Fus. Aku gak tau gimana  ceritanya sampai aku bisa ketemu sama mereka dan ada di situasi ini."

Nufus langsung mengambil duduk di samping Asma, ia membuka layar Ipadnya dan menunjukan sesuatu pada Asma.

"Dia Hasna, atau biasa mereka panggil Nana. Aku pikir emang iya kalau kamu itu seratus persen mirip sama Nana."

Kening Asma mengernyit, ia mantap foto Nana yang tengah tersenyum lebar dan mengenakan seragam sekolahnya. Sejenak kemudian Asma memberikan Ipad itu pada Nufus lagi.

"Fus, aku itu kayak orang bodoh loh, bisa-bisanya aku nerka mereka baik sama aku, padahal yang sebenarnya mereka baik itu karena aku mirip Nana."

Nufus mengangkat satu alisnya ke atas, "Kamu gak bodoh kok, Asma. Membantu itu gak harus minta imbalan. Sekiranya kamu bisa bantu bahagiain anak itu, kenapa engga?"

Asma diam nampak berpikir. Ia teringat jika Husein adalah anak yatim yang sudah di tinggalkan ibunya sewaktu bayi dan ketika lahir. Asma jadi tidak tega. Lagian, Hasan juga sudah memperingatkan Asma agar menganggap dirinya sebagai kakak sendiri tidak lebih, lantas apa yang Asma harapkan dari mereka?

"Tapi, Hasan itu laki-laki mapan, Fus. Kalo papa liat dia dan tau kalo dia kenal sama aku gimana? Kamu tahu kan kalo papa itu suka nyari laki-laki buat di jodohin sama aku."

Nufus menyipitkan kedua matanya.

"Menurut aku, gak akan deh, Asma. Hasan gak akan mau."

Asma langsung menoleh dengan wajah tertekuk. Nufus pasti mengiranya jelek.

"Tenang-tenang," Nufus mengangkat kedua tangannya. "Alasan Hasan gak akan mau itu bisa di terima sama logika, Asma. Dia gak mungkin mau di jodohin sama cewek yang mirip banget sama adiknya. Keluarganya juga belum tentu terima kalo tau kamu anaknya Pak Ari. Pasti mereka bakal nyari tahu siapa kalian."

Asma memeluk bantal yang ada di kursinya. "Lagian buat apa kita mikir kesana ya? Kepedean banget perasaan."

"Kan kamu yang mulai Asma." jawab Nufus datar. Asma menunjukan deretan giginya. "Aku udah siapin semua keperluan kamu buat besok. Sekarang tidur ya, masa Bu Guru cantik mau kelihatan kayak Panda di depan muridnya."

Asma menghela napas kasar lalu ia beranjak.

"Aku sampai lupa memanage waktu Fus sesampainya disini."

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang