Chapter 8

186 30 1
                                    

Assalamualaikum

Hallooooo

Masih adakah orang di lapak  ini yang udah berdebu, kusam, dan sepi ini? Aku harap masih ada. Mari ramaikan kembali suasana lapak Husein dan akun wp deedestia.

Doain semua lancar ya biar aku rajin up biar cerita ini enggak berdebu lagi.

Baiqlah, tak perlu lama-lama. Jangan lupa setor vote dan komen dulu yaa. Maafkeun kalo ada typo.

Selamat Membaca🤗🖤

****

GARA-GARA Umar yang terlalu baper dengan bahasan Asma, Sandi, dan Nana, kini mereka harus berhadapan dengan Ayahnya Hasan.

Sekarang, masih di ruangan yang sama, mereka diam, tak berkutik, tidak ada yang ingin memulai percakapan.

"Apa maksud kalian?"

Juna langsung menyenggol tangan Umar, meminta pertanggung jawaban. Umar hanya meringis tak enak, sembari menggaruk lehernya yang tak gatal.

Sementara Ristand, dia tengah megetikkan pesan secara diam-diam kepada Hasan, agar dia segera kembali ke ruangan meetingnya.

"Itu, Om, Asma itu gurunya Husein. Kebetulan dia seumuran sama Nana, dan Husein juga suka sama guru barunya itu."

Eshan nampak berpikir, sembari menilik intens wajah Rafa.

"Aduh!!" keluh Rafa sambil memasang wajah pasrah. "Masa Om lupa, Nenek gak cerita?"

"Cerita apa?"

"Itu loh, tentang Husein yang pengen ketemu gurunya padahal itu hari minggu." jelas Rafa gelagapan, sembari menyenggol tangan Umar meminta pertanggung jawaban lagi.

"Oh," Rafa menghela napas lega. "Iya, Inggit pernah cerita, katanya Husein mau deket sama seseorang." kekeh Eshan, membayangkan wajah putranya.

"Naah, iya. Gitu, om!" antusias Rafa membenarkan.

"Terus, kenapa kalian bawa-bawa Nana?"

"Terlalu rindu, Om." seru Umar sendu.

"Iya, Om. Kangen sama Nana. Pasti dia udah gede sekarang." ratap Juna berkaca-kaca.

Eshan tersenyum simpul.

"Eh—Om, kok aku lupa ya, kalo hari ini—"

Semua terdiam.

"Apa BG?"

"Kalo besok ulang tahunnya Nana."

Deg!

Kelopak mata Rafa memanas, begitupun Umar, Juna, dan Ristand.

"Besok kita undang anak yatim ya, buat syukuran ulang tahun Nana."

"Om, tapi hari ini..."

Tak sanggup Umar melanjutkan ucapannya, tanpa mereka sadari jika hari ini adalah hari naas itu, hari dimana, seorang ayah kehilangan putri tercintanya, seorang kakak kehilangan adiknya, dan seorang teman yang kehilangan temannya.

"Pantesan rindu banget, ternyata ini—"

"Doain Nana yah, sekarang dia lebih membutuhkan doa dari kalian."

"Om gimana kalau Nana masih hidup?"

"BG anj!" seru Juna kesal.

Rafa melihatnya sekilas, tapi ia tak peduli.

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang