Chapter 44

170 14 5
                                    

MASIH SETIA NUNGGU HUSEIN KAN?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MASIH SETIA NUNGGU HUSEIN KAN?

Eh eh

SELAMAT HARI BUKU SEDUNIA

Semoga makin banyak generasi muda atau tua yang suka baca, karena membaca itu menyenangkan dan menambah pengetahuan.

Gimana tanggapan kamu tentang story Husein sejauh 44 part ini?

Jangan lupa vote dan komen sebagai dukungan untuk author ya gess

Minal aidzin walfaidzin anak-anak. Minta halal dan ridhanya buat memaafkan kesalahan saya baik yang di sengaja atau yang tidak di sengaja.

Selamat Membaca🐣

****

Jangan ungkit permasalahan kepada orang yang memiliki masalah. Kadang hal kecil dan sederhana memang ampuh dan selalu menjadi penawar atas luka dari beberapa duka.

—H U S E I N—

****

SATU bulan setelah kejadian itu, teman-teman kelas Husein akhirnya datang untuk menengok. Tidak teman kelas saja tapi semua kelas 11 IPA dan IPS datang dengan setiap perwakilan untuk ikut menengok Husein. Tapi sang empu enggan menemui teman-teman sekolahnya.

Meskipun sudah di bujuk tapi Husein tetap enggan.

"Maaf," satu kata itu yang keluar dari mulut Inggit di depan teman-teman Husein.

Inggit tidak sendiri tapi di dampingi Citra dan Eshan. Hasan bekerja, karena Hasan benar-benar harus memperhatikan kebaikan perusahaan agar tidak semakin kacau dan masih bisa di kendalikan.

"Tante enggak bisa maksa Husein buat keluar. Dia gak mau,"

"Gak papa Tante, kita gak papa. Tau Husein baik-baik aja kita udah bahagia." ucap Gilang selaku ketua kelas.

Di angguki oleh Nauvan dan Cakra, mereka juga seorang ketua kelas.

"Tapi, kasih salam kita sama Husein, Tante. Kasih tau dia kalo kita nunggu Husein di sekolah. Minggu depan udah masuk ujian akhir semester. Kita harap Husein sama yang lain juga datang." seru Aileen penuh harap yang di angguki oleh Indri.

"Husein jangan merasa sendiri, kita disini sama Husein. Kita tahu kalo Husein enggak salah, justru kita memuji tindakan Husein sama sahabatnya yang membela hak Anin sebagai perempuan." sahut Audrey.

Kelopak mata Inggit berkaca-kaca, "Kalian sayang Husein?" tanyanya sedikit tercekat.

"Sayang Tante!" serempak mereka berbarengan dan membuat ruangan itu riuh.

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang