Chapter 4

282 34 2
                                    

Ketemu lagi sama ak gaes hhhh

Masih mau baca gak?

Semangat donqk wkwk

Jangan lupa setor vote dan komen dulu yaa😚

Selamat Membaca🍁

****

Keesokan harinya, di hari Sabtu pukul 9, Asma mengunjungi sekolah yang akan menjadi tempat dinasnya senin nanti. Ia bertemu Kepala Sekolah dan juga guru lainnya. Ia berkenalan saling meminta nomor ponsel dan di ajak berkeliling guna lebih mengenal lingkungan ini lebih dalam.

"Ibu engga capek, semalam baru sampai dan besoknya langsung kesini?" tanya Bu Fanya yang akan segera lengser menjadi wali kelas, kelas 2 A dan di gantikan oleh Asma nanti.

Asma tersenyum, lalu menggeleng. Keduanya tengah berjalan di koridor sekolah menuju keluar.

"Di rumah saya gabut, Bu. Lebih baik saya kesini."

Bu Fanya membulatkan bibirnya dan mengangguk mengerti. "Katanya, Bu Asma ini terkenal produktif ya, dan bisa memanage waktu dengan baik. Murid ibu yang di Surabaya saja sampai menangis, saking engga relanya kehilangan Bu Asma."

Asma tertawa kecil, baginya penilaian Fanya sangat berlebihan sekali.

"Saya hanya melakukan tugas saya, Bu. Mengajarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang. Murid saya adalah anak-anak saya juga."

Fanya tersenyum merekah, keduanya sampai di luar, dan meraka melihat -Husein. Bocah kecil itu tengah duduk menunduk di tempat duduk satpam, sembari memainkan jari-jari tangannya.

"Namanya, Husein Bu Asma. Anak itu pendiam, sulit berinteraksi dengan teman-temannya. Dia murid kelas 2 A, murid saya yang akan menjadi murid Bu Asma."

Asma tersenyum dan mengusap tangan Fanya, lalu berjalan menghampiri Husein.

Ia duduk tanpa pemiliknya minta. Bocah kecil itu tersentak, lalu menoleh, dan sedikit menggeser duduk.

Asma melepaskan maskernya, dan tersenyum pada anak itu yang tengah menatap dirinya sembari memiringkan kepala.

"Boleh kenalan?" Husein masih diam, dan terus menatap wajah Asma.

"Nama kamu siapa?" tanya Asma, sembari mengusap pipi Husein yang aneh sekali karena tidak di tepis oleh Husein.

"Husein." lirihnya sembari menatap wajah Asma lagi.

"Namanya bagus banget, cita-citanya mau jadi apa?"

Husein menggeleng pelan.

"Boleh jadi teman kamu gak?"

Husein melihat uluran tangan Asma, lalu kembali menatap wajah wanita itu.

Husein memeluk tubuh Asma tanpa Asma duga, bocah kecil itu menangis kencang di pelukan Asma, sampai Asma kebingungan harus mengambil tindakan apa.

"Mama, mama jangan pergi lagi, Husein gak akan biarin mama pergi, Husein pengen sama mama, mama gak boleh ninggalin Husein."

"Ha? Mama?" gumam Asma kebingungan.

Asma merengkuh tubuh Husein, meletakkan dagunya di kepala bocah kecil itu.

"Kangen mama kamu ya, sayang. Mama pasti bakalan dateng buat jemput Husein, mama selalu bersama Husein."

Husein melepaskan pelukannya, dan menatap Asma lagi.

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang