Chapter 24

124 16 1
                                    

Haii sodara

Ternyata mengendalikan mood sesulit ini wkwk

Support terus ya gaess

Kalo ada kritikan sampaikan dengan baik, pasti aku terima dengan baik. Makasih banyak.

Maap kalo gak ngefeel sama banyak typo

Selamat membaca🍂

****

HUSEIN menyemburkan air di mulutnya tepat ke depan tatkala ia melihat Anin yang tengah memperhatikan Husein dengan wajah merah menahan emosi di hatinya. Wajahnya seakan siap untuk menerkam Husein saat itu juga.

"Sein, kenapa?" tanya Cassandra menepuk punggung Husein panik.

Tak mendengarkan pertanyaan Cassandra, lekas Husein mengusap bibirnya dengan telapak tangan, dia meloncat kesebrang meja kemudian berlari mengejar Anin yang sudah pergi lebih dulu tanpa bestie-bestienya.

"Kena!"

Husein langsung mencekal tangan Anin, dan menariknya untuk menghadap Husein.

"Please lo setan banget jadi manusia." geram Anin mengepalkan tangannya ke wajah Husein. "Bisa gak sih sehari aja gak bikin kepala gue pengen meledak."

Wajah Husein terlihat sedang berpikir, tapi matanya tak lepas menatap Anin.

"Gak bisa. Gimana dong." sesal Husein sengaja di buat sedih.

Anin mendelikan matanya, "Lepasin tangan gue." perintahnya serius. "Lepasin Cakung!"

Husein menggeleng tak mau.

"Kita putus!"

Husein memutar bola matanya malas. "Gak ada hal lain kah, yang bisa lo ucapkan sama gue selain putus."  ucap Husein tersenyum manis.

"Gak ada. Lo pikir gue bodoh kayak mantan-mantan lo, ha?! Lo pikir gue gak liat usaha lo buat ngedeketin Cassandra sama Chelsea?" balas Anin berapi-api sampai dadanya naik turun.

"Itu kan cuma usaha, pacar gue cuma lo doang kok. Mereka DM gue, ya gue bales. Kan gue baik hati."  Husein mengangkat kedua bahunya acuh.

"Cuman, lo bilang?" ulang Anin geleng-geleng tak percaya.

Dengan tidak berdosanya Husein mengangguk begitu saja. Di sisi lain Husein cukup senang melihat wajah putih Anin yang berubah menjadi merah karena marah.

"Sinting lo, Cakung."

"Lo kalo marah cantik banget." gemasnya mencubit kedua pipi Anin sampai di uyel-uyel.

Anin melepas paksa cubitan Husein di pipinya, dan mengusapnya pelan.

"Gak usah ganggu gue lagi, Cakung. Kita putus. Gak ada penolakan. Titik!" pungkasnya final.

Husein mengambil napas dan menghembuskannya perlahan. Dia berjalan santai mengikuti Anin yang menaiki tangga setelah sebelumnya ingin ke kantin tapi di ganggu oleh Husein.

"Ayolah, lo kalo cemburu itu bilang. Gak usah marah-marah gak jelas." sindir Husein di belakang Anin.

"Basi lo Cakung. Gue gak cemburu sama cowok murahan kayak lo." sentaknya tanpa menoleh atau menghentikan langkahnya.

"Yaudah, entar pulang sekolah lo ke rumah bokap gue ya. Mau di kenalin soalnya."

Anin menghentikan langkah, kemudian menoleh kebelakang, tepat di belokan tangga yang mengarah ke kelasnya.

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang