Chapter 22

125 18 3
                                    

Hallo sodara

Gimana kabarnya? Semoga selalu baik-baik aja.

Doain semoga moodnya selalu baik biar rajin update wkwk

Ambil baiknya dan buang buruknya cerita gue ya gaes.

Selamat Membaca😚

****

SEPERTI yang mereka rencanakan pagi tadi. Mereka akan ke bazar yang sudah ramai oleh siswa fan penjual. Banyak sekali siswa yang mengerubuni para penjual itu. Terlebih ada plang diskon. Siapa coba yang tahan kalo ada diskon.

Husein berjalan cepat menghampiri Anin dan Indri serta Ail yang tengah membeli minuman.

"Hai ayang!" sapa Husein riang gembira.

Anin berdesis sinis, wajahnya pasti selalu terlihat kesal jika ada Husein.

"Ayang lagi beli apa? Mau gue traktir gak?"

"Gak usah, gue punya uang sendiri."

"Ayolah," ajak Husein merangkul bahu Anin seenaknya, dan membawa Anin untuk ikut dengannya. "Lo boleh beli apa aja, gue yang bayarin."

"Lepasin," Anin menarik tangan Husein dari bahunya dan menghempaskannya dengan kasar. "Jangan deket-deket sama gue." tunjuknya mengancam Husein.

"Lah, kenapa?" tanya Husein mengangkat kedua bahunya. "Gak papa dong, biar orang tahu kalo Anin pacar Husein, dan Husein pacar Anin."

Anin memutar bola matanya malas, beralih menyilangkan kedua tangannya di atas dada.

"Kita putus aja lah, muak liat lo." kesal Anin sedikit memelas.

"Tidak bisa," ucap Husein menggeleng serius. "Lo masih menutup hati sama gue. Gue cuma pengen denger kalimat mengesankan dari mulut lo. Kayak, Husein gue sayang sama lo jangan tinggalin gue ya." di akhiri dengan kekehan kecil sambil membayangkan Anin mengatakan itu.

"Gak, ya. Enak aja lo. Cowok murahan kayak lo ini gak ada istimewaanya." sentak Anin gamblang.

Husein menyugar rambutnya lebih dulu. "Ayok, mau beli makanan apa?" ajaknya, tidak menggubris ucapan Anin sebelumnya.

"Duluan, gak usah megang tangan gue."

"Ck, gak mau, gue mau pegang tangan lo."

"Husein, please." pinta Anin memelas.

"Mau terus disini atau gue pegang paksa?"

Anin memejamkan matanya lama, dan menerima uluran tangan Husein dengan paksa. "Sialan lo, Cakung."

Husein tersenyum penuh kemenangan. Dia berkeliling bersama Anin, cekatan Husein menawari Anin tapi Anin tetap enggan.

"Mau crepes si Mursid gak?" tawarnya. "Jajanan enak dan bergiji." lanjutnya menirukan gaya bicara salah satu konten creator yang meresahkan di balik kontennya suka jualan celana kotak selutut.

Anin melihat dulu, tapi Anin tidak berselera. Ia menarik tangan Husein agar mengikutinya. Husein mengulum senyuman, rasanya ingin menjerit tidak karuan.

"Sini ayang, gue mau makan." ia menunjuk ke arah tenda penjual Chicken katsu di seberang.

"Berhenti ayang-ayang!" kesalnya tapi tidak di gubris oleh Husein.

Semua orang nampak memperhatikan keduanya, terlebih pada Husein yang terlihat tidak melepaskan tangan Anin barang sedetikpun.

"Lo mau makan gak?"

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang