Chapter 20

157 15 4
                                    

Hallo

Masih betah khaan kalian semua?

Gimana sama hari²nya? Semoga gak berantakan dan always tertata yaa

Langsung ajaaaa

Selamat membaca para hadirin yang baiq❤💫

****

SEPUTAR SOSMED

"Akhirnya selebgram kesayangan kita semua memutuskan untuk pensiun dari predikat jomblonya, setelah viral vidio Husein berlutut di hadapan seoarang wanita dan mengatakan hal yang membuat semua orang melting di buatnya."

"Sekarang lo paham kan, Indri. Gimana cepatnya berita di sosmed naik? Gimana cerdasnya para netizen  buat tau dan membongkar siapa cewek yang ada di vidio itu. Gue. Gue yang di sasar sama followers Besi Karatan." ujarnya menunjukan layar ponselnya pada Indri.

Tanpa Indri jelaskan juga dia sudah tahu. Iyalah, Husein kan selebgram alay yang suka tebar pesona di sosial media, suka ngaku-ngaku jomblo lagi. Bodohnya netizen percaya dengan kibulan cowok itu.

Anin memejamkan matanya lama, tangannya mengusap keningnya yang terasa berdenyut nyeri.

Indri dan Ail sama-sama meringis. Beberapa hari setelah vidio itu viral, Anin jadi sasaran bullying netizen yang menghujatnya, ada juga yang memujinya, sampai buat akun fake buat menghina Anin.

"Sabar, Nin, cobaan." tutur Indri, mengusap kepala Anin pelan. Anin bersembunyi di dalam tasnya yang cukup untuk kepala dan menangis.

Anin malas jika harus terekspos di sosial media. Bisa dibilang, Anin enggan ada orang yang tahu akun sosial medianya ataupun tentangnya. Dia tertutup sekali. Sekalinya viral bikin geger semua orang.

"Gue... Gue terpaksa nerima dia karena malu Dri." keluhnya terlihat pusing dan setres. Masih tidak terima dengan jebakan Husein, dia masih trauma dengan kejadian itu. Sangat-sangat malu. Ya Tuhan.

"Nyokap tiba-tiba dateng. Padahal dia lagi belanja di lantai bawah. Sialnya, nyokap tetanggaan sama Husein. Pimpinan RT Sukamto."

Wajahnya terlihat gemas ketika membayangkan wajah cowok sialan itu. "Gue benci banget sama dia!" cicitnya sampai berkaca-kaca. "Kapan sih gak hidup seenaknya?"

Indri mengarahkan Anin untuk bersandar di bahunya, menenangkan Anin yang di landa ketidak tenangan karena ulah Husein yang keterlaluan.

"Husein mau jutaan kali di kasih pelajaran, gak akan kapok, Nin. Sekalipun sama gue." mendengar penuturan Indri barusan, mengingatkan Anin tentang pertemanan Indri dan Husein. Setelahnya ia juga menatap Ail.

Anin menggenggam tangan Ail dan Indri. "Gue terpaksa. Please, kalian jangan salah paham."

Aileen melepaskan genggaman tangan Anin, membuat Anin terkejut sekaligus khawatir Aileen marah dan enggan menjadi temannya lagi.

"Gue gak marah, Nin. Cuma agak sakit aja. Husein gak pernah bersikap kayak gitu sama semua cewek yang dia tembak." Ail menggantungkan kalimatnya.

Anin dan Indri sama-sama menunggu kelanjutan Aileen.

"Kalo dia kayak gitu sama lo. Berarti lo spesial buat dia." lanjutnya di sertai senyuman tipis yang menyiratkan banyak rasa.

"Please, Aileen, Dri..." mohonnya dengan mata berkaca. Anin menggenggam kuat tangan Ail. "Gue gak bermaksud, gue gak mau nerima Husein, tapi—"

"Gak papa," Ail mengusap tangan Anin. "Jalanin aja. Siapa tau dia bisa berubah."

Indri tersenyum miring, "Orang bakalan berubah kalo dia sendiri yang mau buat berubah. Jangan punya pikiran buat ngerubah orang lain. Mungkin sejenak dia bakalan nurutin apa yang lo mau dan dia mau, tapi nanti dia bakalan kembali sama sikapnya yang dulu."

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang