Chapter 34

127 20 1
                                    

Haiiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiii

Kelean masih pada semangattt buat lanjut baca cerita Husein? Kalau saya sih masih semangat. Hihi.

Kira-kira gimana ya endingnya?

















Selamat Membaca! Jangan lupa tinggalkan jejak yaaaa RAMEINNN YUK BISA.

****

"PAPA itu heran, kenapa ya manusia itu selalu memaksakan satu kehendak karena gagal menerima ketentuan dari Tuhan." ucap Pak Ari tersenyum miring.

Pak Ari tengah menonton televisi bersamaan dengan Asma yang tengah berkutat dengan laptopnya.

Ari menoleh menatap Asma yang terlihat cuek dan acuh dengan ucapannya barusan. "Papa lagi ngomong sama kamu, loh."

Asma mendongak dan mengernyit, dan memaksakan senyumannya. "Aku kira papa lagi ngomong sama klien. Kali aja papa gak menganggap aku ada disini."

"Kamu udah baca isi dokumen itu?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Asma diam sejenak, kemudian mengangguk.

"Tarik kesimpulannya, papa penasaran."

"Aku bukan Nana." Ari mengangguk mantap.

"Sedari awal sudah di jelaskan sama Papa, tapi kamu tidak pernah percaya. Jangan karena papa selalu mengalihkan, lalu kamu mulai curiga."

"Tapi kenapa papa jodohin aku sama Dokter Jordan? Aku ini putri papa satu-satunya." Asma menekan suaranya sembari menunjukkan telunjuknya. "Ayah mana yang mau kalau putri kesayangannya menikah dengan seorang pria yang sudah memiliki istri dan di jadikan madunya?!"

Pak Ari mengangkat satu kakinya ke atas lutut. Ia terlihat tenang, dan mengulas senyuman untuk Asma.

"Jordan menangani kasus kecelakaan Hasna, putrinya Eshan, Asma."

"Apa?!" Asma mengernyit bingung. "Lantas?"

"Dia sudah memberikan dokumen palsu pada Eshan, dengan menyatakan bahwa jasad Hasna telah di curi."

"Ha?" Asma semakin bingung. Ia menggeserkan duduknya lebih dekat dengan Pak Ari.

"Papa tahu sesaat sebelum kamu terbang ke Surabaya. Semuanya menjadi kacau ketika kamu datang pada Jordan. Lelaki itu memanfaatkan keadaan, dan mengancam akan mengungkap bahwa kamu Hasna, bukan Asma. Tapi, jika dia berusaha keras mengungkapkan, kebenaran akan tetap sama."

"Kebenaran?" Asma bingung dan menggeleng cepat. "Kebenaran seperti apa? Aku bingung."

"Kebenaran kalau kamu putri papa. Hasna sudah lama meninggal dunia. Meskipun kalian mengalami kecalakaan yang sama, tapi tidak separah Hasna. Hasna meninggal di tempat, tapi kamu tidak. Kamu masih bisa di selamatkan, walaupun saat itu sempat koma dan kehilangan ingatan."

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang