Chapter 23

149 19 1
                                    

HALLO SAHABAT

Mood gue emang agak berantakan. Jujur kapok banget buat healing pas lagi fokus ngejar deadline. Ambyar semua. Nangis bgt

Ikutin terus ya, kalo gak suka gak papa jangan di ikutin, gue gak maksa kok hehe

Makasih banyak buat semunya. I miss❤

Selamat Membaca Sodaraa

****

"HEY, Husein." Asma melambaikan tangannya di depan wajah Husein. Husein melamun, sudah di sapa beberapa kali tetap tidak sadar malah terus menatap wajah Asma.

Husein segera mengerjap, ia terkekeh kecil mengusap wajahnya kasar. "Maaf aku ngelamun, soalnya Bu Guru cantik banget."

Asma tersenyum tipis dan kembali duduk. "Sini duduk." tepuknya lagi pada kursinya.

Husein tersenyum mengembang, segera duduk di samping Asma. Karena sebelumnya Husein mengambil cemilan di rak cemilan Citra, jadi dia bisa bersantai sambil memakan cemilannya.

"Kamu sengaja main kesini, atau rumahnya disini?"

Husein menoleh gugup, menelan lebih dulu cemilan kentang yang ada di mulutnya. "Rumah?" ulang Husein.

Asma mengangguk dan menutup laptopnya. Menggerakkan tubuhnya untuk duduk menyamping menghadap Husein.

"Iya aku rumahnya disini." tutur Husein, menatap Asma dengan tatapan penuh arti. Dia tersenyum tak biasa.

Kedua mata Asma sampai menyipit karena heran melihat Husein yang melihatnya berlebihan seperti saat ini.

"Kenapa liatin saya sampai segitunya? Terpesona?"

Duh itukan bahasa yang sering Husein gunakan untuk menaklukan Macan Betina.

Husein mengangguk dengan cepat tanpa merasa malu atau canggung. "Bu Guru cantik banget. Huh kalo aja ada cewek seumuran aku terus cantiknya kayak Bu Guru, mungkin gak akan aku lepasin."

Kini giliran Asma yang menatap Husein lama. "Senyuman kamu itu mengingatkan saya sama seseorang loh."

Husein lekas menoleh dengan wajah terkejut, ia memegang kedua pipinya antusias.

"Masa sih? OMG apa wajah aku pasaran banget, Bu guru?" Husein meraba kedua pipinya, kemudian berkaca di layar ponselnya.

"Enggak, saya djavu denger nama kamu, wajah kamu juga kayak gak asing."

Husein menopang dagunya ke paha yang ia tumpukan di atas sikunya. Dia pura-pura berpikir.

"Emangnya kangen sama siapa?"

"Ada aja, kamu kepo banget jadi orang." ejek Asma membuka laptopnya lagi.

Husein tertohok, sekejap dia menormalkan lagi raut wajahnya. Husein mendekatkan wajahnya pada Asma sembari memicing. "Bu guru kangen siapa?" ulangnya, dengan suara yang lebih manis dari sebelumnya.

Asma mendorong tubuh Husein agar menjauh. Tubuh Asma menghadap kedepan danau lagi, menumpukan satu kakinya ke atas siku dan bersedekap dada. Keduanya duduk di kursi yang menghadap langsung ke barat.

"Saya kangen sama Husein kecil yang usianya masih 7 tahun waktu terakhir berpisah. Lama lost contact. Jadi, saya gak tahu kabarnya sekarang gimana." Asma tersenyum, menolehkan kepalanya pada Husein yang tengah mendengarkan penuturan Asma. "Sekarang dia pasti seumuran kamu." Asma menepuk lengan Husein sembari mengusapnya.

HUSEIN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang