“Apa? Menyerang? Kita akan melawan monster?”
Fur tertawa melihat reaksi Luusi. Sepertinya Valindra menemukan teman baru yang menyenangkan. Ia senang Valindra di kelilingi orang baik. “Kau tidak harus melawan monster, Luusi. Mendapatkan bubuk ajaib biasanya diadakan perlombaan. Peserta bisa dari mana saja, tidak harus dari bangsa Fairy. Namun, peraturan bisa saja berubah sesuai ketentua para panitia.”
Valindra memang menyukai suatu perlombaan, tetapi bukan berarti ia ikut serta. Maka dari itu ia hanya tahu sedikit mengenai bubuk ajaib. Namun, Valindra tahu kalau perlombaan untuk mendapatkan benda langka tidaklah mudah. Ia bisa merasakannya saat Fur hampir kehilangan nyawa saat mengikuti festival musim dingin, yaitu memperebutkan bubuk ajaib. “Perlombaan ini cukup berbahaya, jika kita lengah maka nyawa bisa saja melayang.”
“Apa maksudmu, Valindra?” Luusi mengernyit. “Memang ada sebuah pengorbanan dalam lomba? Mengapa harus kehilangan nyawa?”
Raut wajah Fur dan Valindra seketika terlihat kelas. Mereka tidak melupakan hari di mana nyawa hampir melayang. Dunia itu kejam, hanya terkuat saja yang mampu berkuas. Bagi si lemah akan terus tertindas, itulah hukum alam. Apalagi untuk perebutan barang berharga, hukum alam cukup berlaku.
“Sebuah kematian akan setara, bila keberhasilan tercapai. Namun, terbuang percuma jika akhirnya gagal.”Sementara, Katrine dan Amara mencari bentuk dari bubuk ajaib melalui toko buku di Main Market. Katrine pikir para pembaca tulisan lebih mengetahui sesuatu dan memudahkannya mencari informasi lengkap. Keduanya membagi tugas, Amara mencari di berbagai buku. Sedangkan Katrine bertanya pada pemilik toko.
“Kau ingin bertanya sesuatu, Nona?’ tanya pria penjaga toko.
Katrine mengangguk singkat. “Apa kau tahu bentuk dari bubuk ajaib? Apakah bentuknya benar-benar seperti bubuk atau berbeda?”
Pria bangsa Fairy ini seketika meletakkan buku yang sedang ia rapikan. Pertanyaan Nona di hadapannya cukup menarik. Festival musim dingin memang dilaksanakan besok, tidak heran jika beberapa orang bertanya mengenai bubuk ajaib.
“Apa kau ingin ikut serta dalam perlombaan festival musim dingin?”
Terlihat di wajah Katrine jika ia kebingungan. “Tunggu, maksudmu?”
“Kau ingin tahu tentang bubuk ajaib, tetapi tidak tahu kapan benda itu akan diperebutkan? Lucu sekali.” Pria ini menggelengkan kepala. “Kau berasal dari bangsa apa?”
“Fallen Angel.” Katrine berusaha tidak terpancing ucapan pria di depannya.
Pria ini mengangguk singkat. Ia bisa memahami jika bangsa lain, selain Fairy tidak memahami cara, bentuk, dan waktu mendapatkan bubuk ajaib. Benda itu tidak mudah didapatkan, kecuali melakukan pengorbanan sedikit.
“Tidak mudah mendapatkan bubuk ajaib, bentuk dari benda ini berupa bubuk di dalam kantung. Kau perlu mendaftar perlombaan saat musim dingin, kalau ingin mendapatkan bubuk ajaib. Ada pertanyaan?”
Katrine mengembuskan napas. “Kapan waktu musim dingin tiba?”
Pria itu ke luar toko, Katrine pun mengikutinya. Benda puntih dan dingin dari langit jatuh ke tangan pria ini. Ia tersenyum karena mampu menjawab pertanyaan terakhir gadis ini. Di waktu yang tepat, musim dingin telah datang.
“Hari ini adalah musim dingin pertama, besok akan diadakan lomba untuk mendapatkan bubuk ajaib. Pastikan dirimu mendaftar.”
🥀🥀🥀
Setelah mencari informasi melalui Fur, Luusi dan Valindra pamit. Mereka tidak bisa berlama-lama meninggalkan Katrine dengan Amara. Informasi yang Fur lebih dari cukup, sisanya ada pada dua teman lainnya. Tak lupa Fur memberikan empat jaket tebal rancangan sang ibu untuk teman-teman Valindra, sehingga mereka tidak harus beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidder Flower [TAMAT]
FantasyLuusi Lancaster, salah satu murid terpilih dari ras manusia. Ia diundang menjadi murid di Kalzar Academy, yaitu sekolah khusus untuk menampung calon murid dari seluruh ras dengan kekuatan berbeda. Di tahun pertama, Luusi mendapat misi untuk mencari...