Bidder Flower [TAMAT]

20. Purify The Soul

Setelah mendapat informasi, tim berkumpul di ruang Mr. Zayan lagi. Lampu abadi berada di Youggent Mount, lumayan jauh dari Light School. Setidaknya membutuhkan waktu dua jam untuk berjalan kaki, tetapi Mr. Zayan sudah menyiapkan Foil Bird untuk keberangkatan tim. Tidak hanya itu, Mrs. Heart juga akan ikut. Katrine berpesan, bahwa ia memilih terbang menuju lokasi.

Kini, tim sudah berada di halaman sekolah. Valindra, Amara, dan Luusi sudah menaiki Foil Bird putih, agak berbeda dari tunggangan sebelumnya. Mr. Jackson menggunakan BotWings, ia diberikan oleh Mr. Zayan. BotWings berbentuk macam-macam, dirinya diberikan benda ini dengan bentuk papan selancar, tinggi dan lebar.

“Baiklah, semoga perjalanan kalian lancar. Kembalilah dengan selamat, sampai jumpa!” Mr. Zayan melambaikan tangan, saat mereka mulai beranjak terbang. Ia memperhatikan kepergian Tim Bidder Flower, perasaannya mengatakan akan terjadi sesuatu. “Semoga kalian tidak merasakan sakitnya pemurnian jiwa.”

Sementara, Luusi dan teman-temannya merasakan semilir angin. Perjalanan berbeda yang mereka rasakan saat ini sungguh menyenangkan. Jika di Fairland, Luusi harus bertaruh nyawa. Maka, Fallen Angel Kingdom menawarkan berbagai keindahan dan ketenangan jiwa. Tempat ini sangat pas untuk menghilangkan beban, pantas saja Katrine selalu bersikap tenang, seolah tidak memiliki tanggungan. Gadis itu pasti menikmati hidupnya di tempat ini.

Penjelajahan kali ini tidak melewati keramaian, mereka harus pergi menuju pegunungan di sebelah tenggara wilayah Light. Tim Bidder Flower mengeratkan pakaian tebal yang diberikan Mr. Zayan. Kata pria itu, Youggent Mount memiliki suhu rendah walau salju tidak turun. Mereka datang saat cuaca panas, tiap negara pasti memiliki perbedaan waktu dan suhu. Jadi, tidak menjamin kondisi tubuh tetap aman saat cuaca dari wilayah kunjungan berbeda-beda.

Luusi berpegangan tangan pada Amara dan Valindra, tubuhnya bisa menghasilkan panas berlebih karena kekuatannya. Ia menyalurkan energi panas agar seniornya merasa angat. Sebagai ganti, Luusi akan tertidur di sisa perjalanan karena lemas. Sedangkan, Elias tengah bersandar sembari memejam di bawah pohon. Ia bisa merasakan jika Luusi bisa tertidur tenang kali ini untuk mengisi tenaga.

“Berapa lama lagi kita akan sampai?” tanya Valindra pada Katrine.

Gadis Fallen Angel itu terbang di dekat teman-temannya. Ia menyipit, Youggent Mount hampir terlihat. Sekitar lima menit lagi mereka akan sampai di lapisan pertama. “Perhitunganku, kita akan sampai lokasi utama kurang lebih tiga puluh menit lagi.”

Youggent Mount terdiri dari tiga lapisan. Pertama, mereka harus melintasi gunung sebagai perisai utama. Katrine sedikit kesulitan terbang, saat mencapai tempat ini. Sayapnya tidak sekuat Mrs. Heart untuk melawan angin dingin. Tiba-tiba seseorang memegang pundaknya. “Mrs. Heart?”

“Ayo, pegang lenganku.”

Ragu-ragu Katrine memegang tangan Mrs. Heart, ia pun ditarik untuk menerjang angin dingin. Katrine bersyukur ada yang menolongnya di saat seperti ini. Mrs. Heart menjadi perisai untuk Katrine, sehingga ia pun bisa bertahan sampai di lapisan kedua.

Matahari mulai bersinar terang di lapisan kedua. Mereka berhasil melintasi angin dingin sebagai penghambat, kedatangan tim disambut oleh padang bunga. Berbagai macam warna memperlihatkan keindahannya. Tanah ini begitu sejuk, hewan sejenis lebah, sapi, kambing, dan burung berkeliaran. Mereka mendarat di bawah pohon besar, istirahat dari perjalanan yang memakan waktu sekitar empat puluh menit.

Luusi direbahkan di bawah pohon, gadis ini masih memejam. Sementara, Valindra dan Amara diajak oleh Katrine menuju rumah lebah. Tak jauh dari tempat mereka mendarat, terdapat sebuah Bee House. Para lebah pekerja mengumpulkan madu di sarang, siapa pun manusia yang datang untuk melihat Bee House tentu diperbolehkan. Asal tidak melakukan kerusakan. Jika berbuat jahat, ratu lebah akan menyengat dengan cairan beracun.

“Selamat pagi, Ratu lebah,” sapa Katrine.