9. Information

37 7 0
                                    

“Hei! Kau melamun?”

Valindra menguncangkan pundak Luusi agar gadis ini sadar. Setelah, kereta ular datang murid tahun pertama itu terkejut dan membayangkan beberapa hal seperti kursi dari pencernaan ular. Namun, tubuhnya segera ditarik oleh Katrine, si gadis tidak sabaran.

Memasuki gerbong kereta, mereka disuguhi empat kursi berhadapan. Pas untuk keempatnya, kecuali Mr. Jackson. Pria itu memisahkan diri. Ketika kereta mulai melaju, suara derik air pun terdengar begitu nyata. Mereka bisa melihat pemadangan bawah laut karena kereta ini khusus memberangkatkan penumpang melintasi bawah air.

Lautan dalam terlihat begitu menyeramkan, sebelum menyelam ke dasar. Namun, memasuki area terumbu karang, pengunjung seolah mencuci mata. hewan-hewan laut berenang ke sana-sini, kadang mengikuti kereta atau menepel di jendela. Bahkan, bangsa siren dan mermaid ikut melambai pada penumpang, kemudian berenang menjauh.

Jika Valindra, Katrine, dan Luusi merasa kesenangan melihat pemadangan bawah laut, maka Amara justru menutup wajah karena takut memasuki kedalaman laut. Ia benci membayangkan dirinya berada di dasar air. Hatinya seolah ikut terendam dan kehabisan napas. Cepatlah kereta! Diriku ketakutan!

”Ada apa denganmu, Amara?” tanya Katrine heran.

Amara menggeleng dengan wajah pucat. “T-tidak apa-apa. Jangan pedulikan diriku, kalian lihat saja pemandangan bawah laut.”

Ketiganya saling tatap, tidak mungkin mereka menikmati keindahan ini, sedangkan salah satu anggota tim ketakutan setengah mati. Tak lama, Mr. Jackson datang. Pria itu memegang puncak kepala Amara, lalu mengucapkan selarik mantra. Gadis itu pun tertidur.

“Amara lebih baik tidur daripada ketakutan sampai tempat tujuan,” kata Mr. Jacksin, kemudian kembali ke kursinya.

Mereka pun menikmati sisa perjalanan selama satu jam di dalam kereta. Ketika matahari berada di titik terpanas, Tim Bidder Flower sampai di Fairland, tepatnya Fair Gate sebelah utara. Keempatnya turun, lalu ke luar stasiun. Menapaki tanah bangsa Fairy, tubuh mereka terasa aneh. Langit pun terlihat lebih luas, Valindra tersenyum licik melihat wajah bingung teman-temannya.

“Tubuh kalian pasti terasa aneh, ya?” tebak Valindra sembari tersenyum licik.

Ketiganya mengangguk bersamaan. Valindra mengeluarkan empat botol ramuan, kemudian membagikannya masing-masing satu. Tak lupa Mr. Jackson pun ia berikan, setelah bertanya pada penjaga. ”Bagaimana? Rasanya enak, kan?”

“Apa ini?” tanya ketiganya, kecuali Mr. Jackson. Pria itu tidak banyak komentar.

Mr. Jackson memejamkan mata, setelah meminum ramuan. Rasa aneh ditumbuhnya seketika hilang. “Bizskk, Minuman untuk meredakan rasa aneh di tubuh bagi pengunjung karena tubuh mengecil sesampainya di Fairland S.”

“Betul sekali!” Valindra menggangguk setuju.

“Apa? Kami mengecil?” pekik ketiganya terkejut.

Valindra menceritakan tanah kelahirannya, yaitu Fairland S. Sebuah negeri tempat para Fairy tinggal, bangsa ini memiliki tubuh seperti anak kecil, bisa juga berubah menjadi dewasa sesuai keinginan. Kali ini, mereka memasuki Fairland S, maka tubuh akan mengecil seperti anak-anak. Berbeda lagi ketika memasuki Fairland B.

“Memang ada apa di Fairland B?” tanya Luusi penasaran.

Gadis Fairy itu menjentikkan jari. “Kau akan kembali normal ke tubuh manusia.”

Mendekati Fair Gate, mereka berhadapan dengan penjaga utama, yaitu naga. Mr. Jackson menyerahkan surat misi pada penjaga lain. Bentuk dari Fair Gate ialah patung naga di sisi kanan-kiri disertai tanaman merambat dan papan nama bertulis ‘Fair Gate’.

Bidder Flower [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang