5. Punishment and selection

65 9 0
                                    

Kalzar Academy tengah gempar oleh racun Asreum. Racun itu membuat sejumlah murid pingsan dengan kulit memerah di sekujur tubuh, penyebabnya adalah murid baru bernama Luusi Lancaster. Kini, gadis ini tengah dimintai keterangan lebih lanjut oleh kepala sekolah.

“Jadi, bagaimana racun Asreum dapat kau buka tanpa curiga, Nona Lancaster?” tanya Mr. Cardon serius.
Luusi menunduk. “M-maaf, bukannya ingin berbohong. Namun, diriku tidak sadar saat melakukannya.”

Mr. Cardon dan Mr. Jackson menatap Luusi bingung. Gadis itu membuka penutup botol dengan kesadaran penuh dari saksi mata, Galea. Ia melihat Luusi tidak melakukannya dengan sengaja karena tahu isi botol tanpa label itu racun, melainkan ketidaktahuan gadis manusia ini racun Asreum terbuka.

“Bagaimana bisa kau katakan tidak sadar, jika kau tidak dalam keadaan pingsan, Nona Lancaster?” Mr. Cardon gagal memahami maksud Luusi.

Mr. Jackson melihat anak didiknya menunduk, ia tahu jika Luusi takut. Namun, gadis itu harus memberikan jawaban logis agar terbebas dari kepala sekolah. Racun Asreum berada di tingkat menengah sebagai alat pembunuh, bodohnya ia lalai menjaga wadah Asreum. Sehingga tanpa sengaja dibuka oleh siswa. Mr. Jackson pun dimintai pertanggung jawaban atas kejadian ini karena ia guru pengawas saat itu.

Galea ingin memberi pembelaan sebelum Luusi diberi hukuman. Ia dengar jika hukuman Kalzar Academy tidak main-main. Tempat ini begitu ketat dalam mendisiplinkan siswanya. Namun, apakah Mr. Cardon akan mendengar ucapannya yang terdengar tak logis?

Mr. Cardon mengembuskan napas lelah, sudah satu jam interogasi ini dilakukan, tetapi belum membuahkan hasil. “Nona Lancaster, diriku tidak masalah jika kau sengaja membuka penutup racun dengan alasan tidak mengatahui isi dari botol. Kuanggap kasus ini sele—" 

“Mata bersinar terang,” sela Galea.
Mr. Jackson menoleh. “Apa maksudmu, Nona Fishara?”

“Jika pembelaanku terhadap Luusi terdengar tidak masuk akal, silakan hukum juga diriku.” Galea menghirup udara, kemudian mengembuskannya perlahan. “Sebelum kejadian ini terjadi, mata Luusi sempat bersinar terang, setelah diantar Mr. Jackson. Diriku tidak tahu arti cahaya di mata Luusi. Namun, gadis ini bersikap berbeda saat di kelas.”

Kening Mr. Cardon mengerut. “Bersinar terang? Bersikap berbeda?” Ia melirik Mr. Jackson, jika dugannya benar, maka Luusi tidak berbohong. Gadis itu membuka penutup dalam keadaan tidak sadar seratus persen, seperti orang kebingungan. “Jadi, Mr. Jackson. Apa kau tahu penyebab kejadian ini terjadi?”

“Maafkan kelalaianku, Mr. Cardon. Jangan berikan hukuman pada Nona Lancaster, semua salahku karena membiarkannya dikendalikan emosi. Sehingga, kejadian ini mengorbankan nyawa orang lain. Diriku siap menanggung hukumannya.” Mr. Jackson berlutut sembari menunduk dalam.

Luusi mengerjap, meski tidak tahu arah topik pembicaraan kepala sekolah dengan pembimbingnya. Mr. Jackson tidak boleh dihukum begitu saja karena kesalahan yang ia lakukan. Pria itu mengatakan jika Luusi dikendalikan emosi, ia tidak tahu apa maksudnya, tetapi Luusi juga akan menanggung hukuman dari Mr. Cardon.  “Jangan hanya menghukum Mr. Jackson! Luusi juga bersalah. Tolong hukum juga diriku! Walau tidak tahu maksudnya dikendalikan emosi sekali pun.”

“Anak didikmu tidak mengetahui arti dikendalikan emosi, Mr. Jackson? Tidak heran kejadian ini bisa saja terjadi.” Mr. Cardon melirik Luusi. “Nona Lancaster, sebelum kau ikut menerima hukuman bersama Mr. Jackson, maukah kau kuceritakan arti Emosion Control?”

Luusi tertegun, kemudian mengangguk. “Tentu. Mr Cardon!”

“Kejadian ini tidak akan terjadi jika dirimu berada di keadaan ‘Normal’. Sayangkan, kau tengah mengalami ‘Setengah hilang kesadaran atau Emotion Contro’  di waktu tersebut. Penyebabnya karena emosi senang atau sedih mengendalikanmu. Mudahnya, kesadaranmu tidak mencapai angka 50% , sehingga kau tidak sadar tengah melakukan sesuatu.” Mr. Jackson menatap Luusi dalam. “Pertanyaanku, sebelum berada di keadaan tidak sadar, kegiatan apa yang kau lakukan?”

Bidder Flower [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang