7. Physical Training

55 11 0
                                    

Pagi ini Luusi tidak mengikuti pelajaran. Ia harus mempersiapkan diri untuk melakukan misi. Jadwal hari ini adalah pelatihan fisik bersama ketiga seniornya dan Mr. Xerapine. Luusi akan meminjam catatan Galea, setelah menyelesaikan misi. Ia tidak boleh ketinggalan pelajaran. Selepas menjalani misi, siswa diperbolehkan berlibur selama tiga hari penuh.

Sebelum melakukan perjalanan, Luusi harus mengikuti latihan fisik bersama Mr. Xerapine. Latihan ini menunjang  pelajaran elemen yang belum sempat Luusi hadiri karena lebih dulu mendapat misi. Bagi ketiga seniornya, latihan fisik seperti sudah biasa dilakukan. Sehingga, mereka sudah mendapat senjata sesuai keinginan masing-masing. Luusi pun dibawa ke ruang senjata.

“Kau bebas memilih senjata sesuai keinginanmu, Nona Lancaster.”

Ruangan ini penuh dengan senjata berukuran kecil di lantai satu, sedangkan senjata besar di lantai dua. Tak hanya itu, terdapat ruang khusus untuk tempa senjata. Mr. Xerapine sendiri sebagai pandai besi di Kalzar Academy, ia menciptakan beragam alat perang. Para guru atau murid bisa memesan senjata melalui dirinya. Namun, Mr. Xerapine selalu mempertimbangkan pesanan pelanggan. Jika alat yang ia buat digunakan tanpa alasan, ia akan menolak membuatkan.

Tempat ini terdapat rak berjajar di tiap sudut, berbagai senjata dikelompokkan sesuai fungsi. Luusi menuju senjata laras panjang. Jarinya menyentuh rak kaca, ia terpesona oleh sebuah pedang silver. Benda itu seolah menarik Luusi untuk memilikinya. Mr. Xerapine mengambil pedang silver, kemudian memberikannya pada Luusi.

“Pedang ini indah,” gumam Luusi.

Tiba-tiba bilah pedang berubah menjadi hitam bergaris merah. Di sana tertulis nama ‘Luusi Lancaster’. Mr. Xerapine hanya memperhatikan perubahan pedang itu, sedangkan Luusi sudah panik. Takut dirinya merusak pedang seharga tiga puluh keping emas. Oh, ayolah! Diriku tak memiliki uang sebanyak itu untuk membayar!

“Cukup mengejutkan, pedangmu mampu berubah warna serta terukir namamu pada bilahnya. Lakukan usaha terbaikmu untuk berduel setelah ini!”

“Eh?”

Mr. Xerapine langsung menarik Luusi menuju Simulation Building yang berada di barat daya. Seluruh bangunan di pilar lima berbeda tempat, tersebar sesuai arah mata angin yang mengelilingi pilar utama. Sesampainya di depan pintu Simulation Room, Mr. Xerapine menempelkan kartu anggota pada suatu alat Scanner. Otomatis pintu tersebuka.

Mata sapphhire Luusi disuguhi pemandangan luar biasa. Pintu besar tadi adalah pintu utama, setelah masuk terdapat ruang tamu terbuka serta dapur mini, dijaga oleh robot yang dikendalikan dengan bubuk ajaib. Benda itu menghampiri Luusi dan Mr. Xerapine sembari membawa daftar menu.

“Selamat datang di Simulation Building. Apa pesanan Anda?”

Robot itu menyerahkan daftar menu pada Mr. Xerapine. Tiap pengunjung yang datang selalu ditanya pesanannya, sebelum memasuki ruang simulasi. Setelah menulis pesanan, robot itu kembali sibuk di dapur. Sementara, Mr. Xerapine dan Luusi kembali berjalan melewati lorong panjang dengan jendela besar di sisi kanan-kiri. 

Terdapat papan nama di tiap pintu, ruang simulasi tidak hanya satu, melainkan belasan atau puluhan. Tiap ruangan dikhususkan untuk siswa sesuai tingkat satu, dua, atau tiga. Luusi melihat papan nama sebelum masuk ruangan, tertulis ‘Simulation Room 1B’.

Di dalam ruang simulasi sudah berkumpul ketiga seniornya. Luusi merasa senang dan gugup bersamaan. Ia pun menghirup udara, kemudian mengembuskan secara perlahan. Mata ruby Luusi melihat sekeliling untuk membuat dirinya nyaman. Ternyata, tempat ini memiliki ruang tunggu, ruang kontrol, dan tabung perpindahan.

“Terima kasih sudah berkumpul. Simulasi seperti ini sudah tidak asing lagi bagi tingkat dua dan tiga. Kuharap kalian bisa memahami medan lokasi yang akan kuberikan nanti. Sementara, Luusi.” Ia melirik Nona Lancaster. “Kau ikuti perintahku juga para senior. Tenang saja, jika kau terluka sudah disiapkan peralatan medis.”

Bidder Flower [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang