Katrine terpisah dari teman-temannya karena ketua tim harus mengambil atribut serta mendaftarkan nama anggota. Entah pikiran dari mana ia mengajukan diri sebagai ketua, padahal masih ada Valindra. Gadis Fairy itu bisa diandalkan dibanding Amara atau Luusi. Penyesalan selalu berada di akhir, Katrine tidak bisa mundur.
Gadis bernama Thea telah Katrine interogasi karena mengenal Luusi. Beruntung juniornya tidak mengatakan informasi apapun pada Thea, keduanya sekadar bertemu karena Luusi tersesat. Katrine sudah menuliskan nama anggota Bidder Flower. Ia pun diberikan atribut berupa tas, makanan, minuman, dan lainnya untuk perbekalan selama perlombaan. Tidak ada yang tahu berapa jam perburuan bubuk ajaib selesai, setidaknya jika pemenang sudah diumumkan maka perlombaan dinyatakan selesai.
Kini, semua ketua memperhatikan salah satu panitia yang tengah memberi interupsi mengenai kelompok. Katrine mendengarkan sembari bersedekap.
“Kalian tidak boleh egois pada perlombaan! Ketua berfungsi sebagai penengah, pendengar, dan pemimpin. Kuatkan bahu dan tekad kalian! Jangan ada pertengkaran di dalam kelompok. Gunakan telinga untuk mendengar keluh-kesah anggota! Mantapkan hati untuk meminpin kelompok kecil, jangan ragu!”
“Terakhir, gunakan rintangan dalam perlombaan sebagai pembelajaran,” tambah panitia.
Pembelajaran? Apa maksudnya? Katrine masih berdiri di tempat saat orang lain beranjak pergi. Ia menatap langit. Sebanyak apa jebakan di perlombaan ini? Hatinya menjadi ragu, tetapi mengingat wajah tim membuat Katrine kembali bersemangat.
“Ya, sebagai murid Pre-Fantasy, melakukan sedikit penghancuran sepertinya menyenangkan. Apalagi meratakan suatu tanah? Kurasa tidaklah buruk,” gumam Katrine, kemudian menyusul teman-temannya.
🥀🥀🥀
Para peserta sudah berkumpul di tengah tribun, sebentar lagi perlombaan akan segera dimulai. Petinggi pemerintahan dan panitia telah berjajar rapi. Wajah tegang para pejuang begitu terlihat. Tak lama, suara terompet berbunyi, menandakan pembukaan acara festival musim dingin akan segera dimulai.
“Selamat datang para pejuang!” Zurca atau pemimpin tertinggi mulai memberikan pidato. “Terima kasih atas partisipasinya dalam rangka menyambut festival musim dingin di Fairland. Diriku sebagai Zurca menggucapkan selamat bergabung bagi pendaftar dari luar Fairland S! Semoga keinginan kalian bisa menjadi kenyataan!”
Luusi berbisik pada Katrine. “Kapan peraturan tersembunyi diumumkan?”
“Tidak tahu. Kita tunggu saja.” Katrine memperhatikan Zurca mulai mengangkat tangan, seperti hendak melakukan sesuatu. Sebuah terpal muncul di atas langit, melingkupi area perlombaan dari dunia luar. Para penonton masih bisa melihat pejuang dibalik terpal, tetapi tidak akan terkena imbasnya jika pertempuran terjadi.
Terpal ini seperti perisai kristal, para pejuang masih bisa melihat ke luar, tetapi serangan apapun tak akan mengenai para penonton. Zurca selesai membentuk pelindung, ia pun memperlihatkan wilayah yang akan digunakan sebagai tempat pertempuran.
“Wilayah pertempuran berupa dungeon. Jika kalian bisa melewati satu lantai, maka dipersilakan naik ke lantai berikutnya. Jika tidak maka alarm akan berbunyi, menandakan kegagalan.” Zurca menutup kembali gambaran dungeon, kemudian memberitahukan hal lain. “Peraturan tersembunyi, kuharap kalian tidak membocorkannya pada orang lain, jika nyawa masih ingin selamat.”
Luusi menggeram, pemimpin tertinggi juga mengancam. Dunia ini sama saja! kejam dan licik. Saat ia memperhatikan jajaran para petinggi dan panitia, matanya melotot. Wanita Healer Fairy berada di barisan para panitia, berarti ia telah mendapat informasi penting dari penyelenggara festival. Luusi harap wanita itu tidak terkena masalah karena membagi informasi mengenai bubuk ajaib padanya.
“Peraturan pertama, peserta tidak boleh membocorkan peraturan tersembunyi kepada siapa pun walau sudah ke luar dari arena. Kedua, jika ketahuan membocorkan maka diincar oleh panitia untuk dihukum mati. Ketiga, kepada peserta atau pemenang lomba, jika ingin memberi informasi pada orang lain harus berupa teka-teki, tidak diizinkan memberitahu informasi secara utuh mengenai lomba. Jika hal itu sampai terjadi, maka kembali lagi ke poin kedua.” Zurca tersenyum tipis melihat wajah tegang para peserta. “Peraturan terakhir, bubuk ajaib boleh diperebutkan dengan cara apapun.”
Seluruh kontestan berbisik satu sama lain, seketika lapangan es menjadi sangat ramai dan ricuh. Siapa pun yang sudah mendaftar tidak diperbolehkan ke luar dari arena sebelum menyelesaikan misi, tidak peduli mati atau hidup. Para peserta harus berusaha mencari bubuk ajaib di wilayah yang sudah ditentukan para panitia.
Zurca menciptakan ruang bawah tanah. Para peserta terkejut saat es—empat mereka berpijak bergetar, kemudian retak. Seluruh kontestan jatuh ke dalam lubang besar, isinya berupa ruang bawah tanah. Tak lama, tempat ini kembali berubah menjadi ilusi. Namun, terasa nyata seperti di ruang simulasi.
Tim Bidder Flower dihadapkan dengan ilusi wilayah bersalju. Seketika angin musim dingin berembus lebih kencang, tubuh mereka seperti ditusuk oleh dinginnya angin. Katrine segera menciptakan perisai es, akhirnya angin dingin tidak lagi menerpa. Di wilayah bersalju ini, mereka tidak tahu harus melawan apa dan siapa untuk bisa mendapatkan bubuk ajaib.
Bahkan untuk berjalan saja, rasanya begitu sulit. Melawan manusia jauh lebih mudah, daripada gejolak alam. Rintangan pertama saja sudah membekukan tulang, entah bagaimana peserta lain menghadapi ilusi yang terasa nyata seperti ini.
“Katrine, sampai kapan kau akan bertahan menciptakan perisai es?” tanya Amara khawatir.
Jika energi Katrine habis, maka mereka dalam bahaya. Amara pun menciptakan sesuatu dari salju, diikuti Valindra dan Luusi. Setelah tiga puluh menit, akhirnya sebuah iglo terbentuk. Katrine pun bersimpuh akibat kelelahan mempertahankan perisai es selama itu. Gadis Fallen Angel ini bersandar di dinding es, Luusi menyiapkan minuman hangat dari api buatan Amara, gadis penyihir itu membawa segudang peralatan di tas serbaguna.
Mereka harus menunggu sampai badai salju berhenti. Setidaknya iglo ini tidak mudah hancur, sembari menunggu badai reda, Katrine menjelaskan sedikit mengenai peraturan. Mereka sudah mengetahui peraturan tersembunyi. Beruntung, peraturan tidak jauh berbeda dari informasi yang sudah didapat, walau di awal harus menduga-duga.
Pada akhirnya, mereka tidak boleh memberikan informasi secara utuh mengenai peraturan festival musim dingin pada orang lain. Hal mengerikan yaitu dihukum mati karena menyebar informasi, sedikit keterlaluan memang. Namun, para panitia hanya ingin menjaga kerahasiaan agar peserta tidak berbuat curang dan bersikap adil.
“Kita mengandalkan satu informasi saja. Bubuk ajaib hanya bisa didapat dengan kejujuran.” Katrine mengembuskan napas. “Jangan berpikir melakukan kecurangan apapun seperti nasihat Mr. Jackson, mungkin kejujuran serta ketulusan di hati akan memunculkan bubuk ajaib. Terakhir, jangan egois. Kita harus menjaga satu sama lain, para pejuang lain berasal dari berbagai wilayah dengan kemampuan yang tidak kita ketahui. Saling menjaga satu sama lain. Mengerti?”
Ketiganya mengangguk. “Mengerti!”
“Bagus.” Katrine mengecek badai salju, ternyata sudah reda.
Tim Bidder Flower pun ke luar dari iglo, kemudian melanjutkan perjalanan sesuai arah mata angin. Mereka akan pergi ke utara lebih dulu. Selama perjalanan, Katrine memimpin disusul Amara, Luusi dan terakhir Valindra. Sejauh ini mereka tidak menemukan bahaya apapun. Badai salju menyelamatkan nyawa keempatnya.
Katrine menyipitkan mata, ia melihat bayangan sebuah kelompok dari kejauhan. “Berhenti! Kita kedatangan tamu di sini.”
🥀🥀🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidder Flower [TAMAT]
FantasyLuusi Lancaster, salah satu murid terpilih dari ras manusia. Ia diundang menjadi murid di Kalzar Academy, yaitu sekolah khusus untuk menampung calon murid dari seluruh ras dengan kekuatan berbeda. Di tahun pertama, Luusi mendapat misi untuk mencari...