26. Mr. Jo

36 2 0
                                    

“Luusi!”

Tim akhirnya menemukan gadis manusia itu. Mr. Jackson mengarahkan kendarannya menuju tempat ini, Amara jelas memahami arah dan tujuan sang guru. Ia sebisa mungkin mempercepat laju FlowerWings, senyumnya terukir melihat adik tingkatnya. Mereka berpelukan, tersisa Mr. Jackson yang melihat dari belakang. Tanpa tahu ada seekor hewan terjepit saat acara pelukan itu terjadi.

“H-hei! Tubuh mungilku terjepit!” protes Hio sebal.

Seketika Luusi melepas pelukannya. Ia memeriksa tubuh hewan ini bolak-balik. “Maaf. Kau jadi terlupakan, Hio.”

Ras Morqi itu mengentak-entakan kaki, lalu masuk ke dalam Gozel Library---meninggalkan Luusi dan teman-temannya. Sedangkan, Valindra dan Katrine bergeming. Hewan mungil itu sungguh menarik perhatian, lucu dan menggemaskan. Bagi Amara, Ras Morqi sudah tidak tampak ‘wah’, bahkan terkesan biasa saja.

“Jadi, bagaimana kau bisa sampai di sini, Nona Lancaster?” sindir Katrine.

Nada suara gadis Fallen Angel ini terdengar kesal, Luusi terlalu ceroboh. Sebuah hewan mampu membuatnya hampir kehilangan nyawa, jika saja tidak diselamatkan. Pantas jika Katrine marah, ia melirik ke arah Valindra, Amara, dan Mr. Jackson. Ternyata ketiganya hanya tersenyum menguatkan. “Maaf membuatmu bersusah payah membentangkan sayap. Maaf.” Ia membungkuk dalam, kemudian menyusul Hio masuk ke dalam.

Tersisa keempatnya berdiri di dekat pintu masuk. Amara berdeham, kemudian menyusul Luusi. Tak lama Mr. Jackson pun pergi. Valindra menegakkan tubuhnya, saat ini cukup bagus untuk mengatakan sesuatu. Ia bersedekap sembari menatap Katrine datar.

“Apa?” Katrine heran pada semua orang, ia seperti dijauhi begitu saja. Entah apa alasannya. “Kau ini kenapa?” tanyanya sekali lagi.

Valindra menggeleng. “Kau murid Pre-Fantasy sekaligus anggota tertua dalam tim. Seharusnya kau memahami tiap anggotamu, bukan hanya menuduh atau menyalahkan. Pikirkan posisimu dengan baik, kurasa tidak perlu dijelaskan seharusnya orang pintar sepertimu memahami maksudku.”

“Apa maksud Valindra?” Katrine kebingungan.

Di sisi lain, Luusi berdecak sebal saat kehilangan Hio. Hewan mungil itu pergi secepat angin, tempat ini sangat ramai. Ia bisa rasakan jika dirinya tersasar di antara para pegunjung. Luusi berdesakan ke sana-sini menuju jalan ke luar agar tubuhnya tidak terjepit.

“Apakah ini jalannya?” Luusi menemukan sebuah tangga, beberapa orang mulai menaiki anak tangga satu per satu. Ia pun mengikuti arus, tidak tahu harus ke mana. Cara ini lebih baik daripada terombang-ambing tak tentu arah di lantai satu.

Mungkin lantai dua. Tatapannya menyisir tempat yang cukup berbeda dari sebelumnya, kemudian berjalan pelan sembari mencari sesuatu. Sesekali ia membuka salah satu buku, lalu membacanya. Melangkah lagi sampai ia memahami satu hal.

Lantai ini berisikan buku khusus anak-anak. Tak lupa para Ibu dan anak dominan memenuhi tempat ini. Pantas saja, Luusi merasa diperhatikan tiap kali membuka sebuah buku. Kadang seorang anak kecil menabrak tubuhnya, kemudian berlari lagi entah ke mana. Luusi mengembuskan napas, lalu mencari tangga lain.

Jika perpustakaan memiliki tempat khusus seperti ini, ada kemungkinan Gozel Library terdirii dari beberapa lantai. Elias memberi saran. Sedangkan Luusi mulai beranjak dari tempatnya menuju tangga. Ia sampai di lantai tiga, kemudian berkeliling sejenak.

“Tidak. Lantai ini khusus untuk buku remaja.”

Luusi kembali menaiki anak tangga, kemudian berkeliling lagi. Hal ini terjadi sampai beberapa kali. Sementara Amara, Valindra, Mr. Jackson, dan Katrine masih di lantai dasar. Mereka mencari Luusi, gadis itu menghilang lagi.

Bidder Flower [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang