10. Terlihat bahagia.

413 38 2
                                    

Tiga tahun setelah kepergian Azry, orang yang sangat Azkia cintai. Mungkin, bagi orang-orang yang melihat kehidupan Azkia dapat menyimpulkan bahwa Azkia sudah melepas Azry sepenuhnya. Karena Azkia yang tidak pernah lagi menyebut nama Azry, mengingatnya, atau bahkan mengenangnya di depan banyak orang.

Namun siapa tahu isi hati seseorang?

Bahkan Azkia belum bisa melepas Azry, hatinya masih mencintai Azry. Hanya saja, ia tak menunjukkan pada siapapun bahwa ia masih sangat mencintai Azry.

Kadang, tidak menyebut-nyebut nama seseorang yang kita cintai di depan banyak orang, bukan berarti kita sudah benar-benar move on darinya, bukan berarti kita sudah melupakannya, dan bukan berarti dia sudah hilang dari hati kecil ini.

Terkadang juga dikala kita terus menyebut-nyebut orang itu, mengingatnya, mengingat segala kenangan yang pernah kita lalui itu, bukan berarti kita belum move on, bukan berarti dia masih ada di hati.

Kadang itu semua refleks keluar begitu saja, bukan merindukannya, hanya karena ingin mengingat saja, betapa indahnya hari-hariku dulu bersamanya. Bukan seperti saat ini yang kala duka datang, tidak ada satu hal yang bisa membuat kita tersenyum dikala duka itu menghantam.

Orang-orang beranggapan Azkia hidup tanpa beban, tanpa sesak yang terlalu lama karena harus melepaskan orang yang sangat dicintainya.

Tapi itu semua kata orang, karena hanya Azkia lah yang merasakan segalanya. Rasa sesak yang menyayat hati setiap malamnya. Rasa sakit yang terus menghantuinya dikala orang-orang memamerkan pasangannya. Selama empat tahun itu pula Azkia belum bisa membuka hati untuk siapapun, karena masih ada Azry di dalamnya.

Azry memang sudah tiada lagi di dunia, tapi ia masih menetap di hati Azkia Salsabila.

Ia bisa berbuat apa? Ini semua sudah menjadi kehendak Allah SWT. Azkia atau siapapun itu tidak bisa berbuat apapun kan selain mengikhlaskan semuanya?

"Azry, mana janji kamu yang katanya akan selalu jagain aku? Akan selalu lindungi aku jika Deon ganggu aku? Dimana janji kamu semua Zry?"

"Deon semakin gencar ganggu aku waktu kamu gak ada Zry, jahat ya?" Azkia terkekeh hambar.

Azkia mengusap nisan yang bertuliskan nama Azry itu, ia mengusap sudut matanya yang berair.

"Aku pulang dulu ya? Udah mau sore. Nanti aku kesini lagi,"

"Assalamualaikum." Azkia sempat mengelusnya lama sembari terus di pandangi seolah-olah ia tak ingin lepas, ia tak ingin pergi dari sini, ada yang menahannya.

Tapi itu semua tidak ada gunanya kan? Mau ia terus berada disini sampai kapanpun itu tidak akan membuat Azry kembali. Azkia berdiri dan mulai berjalan meninggalkan makan itu.

•••••••••••••••••••••••••

"Bang, tinggal terima aja susah banget sih lo, sumpah ya." Jengkel Azkia karena sedari tadi Azam terus mencari alasan untuk menolak.

"Gue gak tau dia siapa."

"Ya makanya, bunda bilang juga liat dulu calonnya. Kalo kamu gak suka, kamu berhak nolak kok." Ujar Rita.

Hari ini memang Rita dan Rama sengaja ingin mempertemukan Azam dengan putri dari teman mereka. Ya di jodohin lah guys ceritanya.

Azam ingin sekali menolak, karena ia juga sudah memiliki calonnya sendiri, tapi apa boleh buat?

"Oke, Azam liat dulu calonnya. Kalau Azam gak suka, berhak ya nolak? Iya pokoknya." Oke, Azam memaksa.

"Iya! Bawel bat sih. Kek cewe."

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang