21. Zain Sakha bucin Abraham

501 46 14
                                    

Rita masuk ke kamar Azkia dengan membawa segelas minuman di tangannya. Ia belum sadar dengan keberadaan putrinya itu dimana.

Rita menaruh gelas itu di atas nakas samping kasurnya. Ia menoleh ke arah kasur dan baru sadar, jika ternyata anak dan menantunya itu tengah tertidur berpelukan. Membuatnya ikut senyum-senyum.

"Duh, pengantin baru."

Zain mengerjapkan matanya dirasa ada orang di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zain mengerjapkan matanya dirasa ada orang di belakangnya. Alangkah terkejutnya ia saat menoleh, mendapati mertuanya yang tengah senyum-senyum menggoda ke arahnya.

Zain ingin bangun namun di tahan oleh Rita. "Nggak apa-apa, bunda cuma mau kasih ini buat Kia. Nanti kasih ya kalau udah bangun. Kalau bisa sih, waktu masih anget biar efeknya lebih cepat."

"Ini, minuman apa bund?" Tanya Zain heran melihat minuman itu berwarna kuning pekat.

"Ini jamu kunyit asam Jawa, bisa meredakan nyeri kram saat haid. Biasanya Kia minum ini kalau kram perutnya."

"Yaudah bunda keluar ya." Zain mengangguk dengan senyum canggungnya.

Rita kembali berbalik sebelum benar-benar keluar dari kamar. Ia tersenyum ke arah Zain. "Kalian ingetin bunda waktu pengantin baru sama ayah deh." Ujar Rita tersenyum malu dan langsung pergi setelah menutup pintu.

Zain mengusap wajahnya menggunakan lengan satunya yang ia pakai untuk mendekap tubuh Azkia. Kenapa harus ada yang lihat? Malu plis.

Azkia melenguh dalam dekapan Zain. Ia membuka matanya perlahan.

Zain terkejut saat Azkia yang tiba-tiba mendorong dadanya sedikit kasar. Wajah Azkia pun sudah terlihat sangat terkejut.

"K-kok?" Azkia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ia segera menarik selimut dan menudungkannya ke kepala.

"Kia, kamu kenapa?"

"Kok, kak Zain ada disini?" Tanya Azkia sedikit kaget.

"Loh? Tadi yang minta di temani tidur itu kamu," ujar Zain berusaha menenangkan.

"Apa?! Enggak. Masa gue yang minta?"

"Memang salah?"

Azkia mengangguk. "Iyalah!"

"Dimana letak salahnya Azkia?" Gemas Zain ingin mencubit hidung Azkia, namun sang empu langsung menghindar.

"Kamu kenapa sih?"

"L-lo yang kenapa? Kok di kamar gue sih?!" Tanya Azkia mulai emosi.

"Azkia tenang. Kamu lupa? Kita sudah menikah."

Azkia seketika diam. Menikah? Benarkah?

"Nikah?" Gumam Azkia.

"Iya cintaku, kamu istri aku." Tutur Zain lembut.

Blush

Tepat sasaran. Azkia percaya sekarang, ia mengingat semuanya. Bahwa Zain adalah suaminya. Ia blushing!

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang