2. Pertukaran murid

615 51 11
                                    

"Ki, katanya hari ini ada pertukaran murid antar kelas tau. Dari kelas 10 IPA 2 ke IPA 1.” Ujar Dita.

"Iya? Beneran lo?" tanya Azkia memastikan.

"Bohong gue.”

Kia berdecak kesal, “Ck. Tuhkan! Lo enggak pernah serius.”

"Belum ada yang serius sama gue Ki," ujar Dita sedih.

"Heh! Baru juga masuk SMA lo, udah ngomongin serius aja." tegur Kia.

"Sebenernya gue juga sedih Dit," ucap Kia.

"Kenapa lo?" tanya Dita tak peduli.

"Gue juga belum ada yang seriusin." Ucap Kia membuat ekspresi sesedih mungkin.

"Yeuu! Sama aja markonah! Ngomongin serius mulu lo." sarkas Dita.

"Ya biarin lah. Bekal Masa depan.” Tampik Azkia.

"Terserah lo."

"Dit, beneran bakal ada pertukaran murid?" tanya Kia.

"Beneran elah! Gak percayaan amat lo."

"Kira-kira siapa ya?" monolog Kia.

"Katanya sih cowok yang pindah kesini," beri tahu Dita.

"Cowok?" gumamnya.

"Iya. Terus yang gue denger, dia itu cowok soleh!” ujarnya.

"Azry," gumam Kia tanpa sadar.

"Hah? Siapa?" tanya Dita tak begitu jelas mendengar gumaman Kia.

"Ah bukan apa-apa. Dahlah yuk ke kantin, keburu masuk" ajak Kia.

•••••••••••••••••••••••••••

Jam pelajaran sudah berlangsung, namun guru di kelas Azkia belum masuk. Semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Ada yang konser dadakan, tidur di belakang–di atas meja pun ada. Dan yang lebih parahnya, mereka cosplay menjadi manusia yang kesurupan maung.

Azkia–gadis itu sedang asik scroll Instagramnya. Lebih tepatnya mencari akun seseorang.

Tiba-tiba seorang guru masuk, semua orang di sana gelagapan saat melihat guru wanita itu.

"Astaghfirullahalazim allahhurabbi. Apa-apaan kalian!?" Pekik Bu Tini, guru yang di kenal kiler.

"Tuh Bu pada kesurupan maung" adu Rian, sang kelas.

"Kamu juga sebagai KM, harusnya bisa mengatur anak-anaknya agar lebih tertib" tungkasnya.

"Perasaan gue belum nikah, udah punya anak aje" gumamnya.

"Bu, saya aja belum nikah, masa udah punya anak" tuturnya membuat seisi kelas tertawa.

"Diam kalian!" Sentaknya.

"Baiklah, semua tenang. Sini nak" ajak Bu Tini mengayunkan tangannya bertanda menyuruh murid di depan pintu masuk.

Seseorang itu masuk, seorang pria. Memakai peci seperti yang di katakan Dita. Kia diam tak menghiraukan. Ia terus menunduk, membaca buku. Tepatnya novel.

"Anak-anak. Perkenalkan, dia teman baru kalian. Kalian pasti kalian sudah tau kan ada perpindahan murid antar kelas?" Tanya Bu Tini.

"Tauuu" serempak para siswa itu.

"Baiklah. Nak silakan perkenalkan diri kamu" titah Bu Tini. Pria itu hanya mengangguk.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, salam toleransi" ucapnya. Beberapa menjawab salam itu, yang Islam menjawabnya. Yang nonis menjawab salam toleransi itu.

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang