36. Kelahiran anak pertama

573 43 2
                                    

"Assalamualaikum," Azkia memasuki rumah dengan dua
tangan yang membawa banyak paper bag. Zain yang tengah duduk santai langsung menghampirinya dan mengambil alih paper bag itu.

"Ini apa? Banyak banget." Tanya Zain.

"Sherlyn beliin banyak baju buat anak kita." Jawabnya langsung menyandarkan tubuhnya di sofa empuk.

"Ini terlalu banyak, sayang."

"Aku udah nolak, dia tetap maksa."

Zain menaruh paper bag di meja ruang tamu. Ia melepas hijab Azkia dan mengusap perut sang istri.

"Pasti capek ya, bunda sama dedek bayi?" Azkia mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di bahu Zain.

"Yaudah, ayo istirahat." Zain menggendong Azkia ala bridal style dan membawanya ke kamar mereka.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••

Malam hari, setelah makan malam mereka duduk di balkon kamar. Kebetulan, malam ini udaranya sangat sejuk, dan langit malam terhias sedikit taburan bintang-bintang.

"Kak, empat hari yang lalu aku ketemu Deon." Ujarnya.

Azkia menegakkan kepalanya yang tadi sedang bersandar di bahu Zain. Zain pun menatapnya.

"Terus dia ngapain kamu? Dia udah nggak apa-apain kamu kan?" Azkia menggeleng.

"Dia bilang, bahwa kematian Azry ada sangkut pautnya sama dia."

Zain mengeryit. "Maksudnya?"

"Azry meninggal karena tabrak lari,"

"Hubungannya sama Deon, apa?" Tanya Zain.

"Orang yang nabrak Azry,"

"Deon?" Lagi-lagi Azkia menggeleng. Zain mengeryit.

"Tapi orang suruhan Deon." Ucapnya.

"Orang suruhan Deon?" Azkia mengangguk.

"Dari kita duduk di bangku SMA, Deon selalu ngejar-ngejar aku. Dan saat dia tau, kalau aku udah ada rencana nikah sama Azry, dia merencanakan itu semua."

"Dia bilang, dia nggak sengaja, dia nggak suruh orang itu buat tabrak Azry sampai meninggal."

"Mau lapor?" Tanya Zain hati-hati.

Azkia langsung menggeleng. "Enggak, jangan. Biarin aja, udah lalu juga kan?"

Zain mengangguk, ia tersenyum dan menarik Azkia ke dalam dekapannya. Ia mengusap-usap bahunya.

"Kamu mau anak perempuan atau laki-laki?" Celetuk Azkia.

"Jujur, aku mau anak laki-laki,"

Azkia menjauhkan kepalanya dari bahu Zain. "Kenapa?"

"Karena nanti agar dia yang bisa menjaga kamu setelah aku nggak ada." Jawabnya.

"Kamu ngomong apa sih?" Kesal Azkia.

"Aku cuma jawab pertanyaan kamu tadi."

"Kalau perempuan gimana?" Tanya lagi Azkia.

"Nggak apa-apa. Laki-laki atau perempuan, aku akan tetap menyayangi mereka." Jawab Zain. Azkia langsung memeluknya.

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang