38. Ayah sayang kalian

470 33 12
                                    

8 tahun kemudian

"Ayahhhhhh!"

"Siap tuan putri, sebentar lagi ayah turun!"

Zain melepaskan rangkulannya pada pinggang Azkia. Ia bergegas merapihkan kemejanya

"Kata aku juga! Udah tau punya tugas antar anak sekolah, bisa-bisanya malah modus!"

Azkia tertawa melihat Zain berdecak kesal dengan wajah memberenggut.

"Udah sana antar Hazna."

Zain berjalan keluar dari kamarnya. Ia menuruni anak tangga dan melihat putri kecilnya yang telah siap dengan seragam sekolahnya.

 Ia menuruni anak tangga dan melihat putri kecilnya yang telah siap dengan seragam sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia berlari pelan menghampiri Hazna dan berjongkok di hadapannya.

"Udah siap sayang?"

Hazna mengangguk. "Ayah lama, ngapain aja?"

Zain menggaruk tengkuknya kikuk. "Ngg, nggak kok. Tadi Ayah sama Bunda lagi ngobrol aja gitu, haha iya."

Hazna hanya mengangguk-angguk.

"Ana sayang, udah selesai sarapannya nak?" Tanya Azkia saat sudah berada di hadapannya. Ia memasangkan tas ransel pada Hazna.

Hazna mengangguk ria. "Udah Bunda."

"Mau berangkat sekarang, hm?" Zain menuntun Hazna untuk berjalan keluar pintu rumah.

"Hati-hati ya sayang-sayangnya bundaaa."

"Siap bunda!" Hazna mengangkat tangannya memperagakan hormat.

"Hazna, sayang ke mobil duluan ya. Ayah mau bicara dulu sama bunda." Titah Zain.

"Bicara apa, ayah?"

Azkia menahan tawa saat Hazna bertanya seperti itu. Mau jawab apa suaminya itu?

"Eum, bicara soal adeknya Hazna." Bisik Zain yang masih bisa di dengar oleh Azkia.

Ia mencubit lengan Zain membuat sang empu meringis dan mengusap lengannya.

"Sembarangan aja kalau ngomong!"

"Udah, Ana ke mobil aja dulu, ya."

Kali ini Hazna tidak mengelak, ia langsung mengangguk. "Oke ayah."

Setelah memastikan bahwa Hazna sudah masuk ke mobil Zain mendekatkan dirinya pada Azkia. Azkia menggapai tangan Zain dan menyaliminya, Zain mencium pucuk kepalanya.

"Hati-hati ya." Ujar Azkia, Zain mengangguk.

"Kamu jaga diri dirumah, jangan telat makan. Jangan main gadget terus, kasian matanya."

Azkia terkekeh. "Iya sayang."

"Aku berangkat dulu."

"I love you more." Ujar Zain sebelum ia pergi.

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang