5. Terima!

424 36 10
                                    

"Astaghfirullahalazim..." Betapa terkejutnya Rita saat mendapati putrinya yang sudah siap ini malah berguling-guling di atas kasurnya.

"Kia kamu ngapain? Astaghfirullahalazim." Suara itu, membuat Azkia menghentikan aktivitasnya dan langsung berdiri dengan kerudung yang sudah acak-acakan.

"Bunda? Bunda ngapain disini?"

"Malah nanya balik. Kamu lagi apa tadi? Kenapa guling-guling gitu?"

Azkia gelagapan mendapat pertanyaan itu. "E- enggak kok bund hehe."

Rita mengangguk-angguk. Tapi, seperti ada yang janggal.

"Kamu, udah siap aja?" Tanya Rita menggodanya.

"Ada tamu kan bund?" Rita mengangguk.

"Yaudah yuk!" Azkia hendak berjalan mendahului Rita, namun lengannya di cekal oleh sang bunda.

"Kenapa bund?"

"Kamu mau keluar dengan penampilan kamu yang kayak gini?" Tanya Rita menatap Azkia dari atas hingga bawah.

"Emang kenapa bund? Aku udah cantik kan?" Tanya Azkia meraba-raba jilbabnya.

"Ngaca lu sono!" Sarkas Rita.

"Astaghfirullahalazim bunda." Dramatis Azkia mengusap dadanya.

Ia berjalan ke arah meja riasnya yang terdapat sebuah meja dan mula memperlihatkan wajahnya yang amat berantakan itu.

"Ommoooooo?! Kenapa penampilan gue kayak gini?! Kek alien!" Pekik Azkia.

"Hush! Ngomong nya di jaga! Cepetan rapihin, udah di tunggu Azkia Salsabila." Geram Rita.

Azkia dan Rita berjalan perlahan menuruni anak tangga membuat atensi ketiga pria itu teralihkan. Azry terpaku melihat Azkia dengan wajah tertunduk nya berjalan menghampirinya.

"Duduk nak,"

"Jadi, kamu sudah tahu kan, niat kedatangan nak Azry ini?" Tanya Rama di balas gelengan kepala oleh Azkia.

"Gausah sok bodoh lo!" Sarkas Azam. Azkia mendelik menatapnya tajam di dalam tundukannya.

"Iya, Kia tau." Cicitnya

"Bagaimana?" Tanya Rama.

"Apa?" Tanya Azkia balik.

"Kia, lo beneran gak tau atau emang bodoh lo?" Tanya Azam, tepatnya mengejek karena geram.

"Bang diam lo!" Lengking Azkia menunjuk Azam sangar.

"Heh! Jangan gituuu." Geram Rita ingin menangis melihat tingkah putrinya.

"Eh? M-maaf." Azkia kembali menunduk, sedangkan Azam, ia malah tertawa. Dan Azry hanya terkekeh.

"Apa kamu menerima lamaran Azry, Kia?" Tanya lagi Rama lebih serius.

"Bismillahirrahmanirrahim, Kia menerima Yah." Ujar Azkia menahan senyumnya.

"Alhamdulillah." Semua bersorak bahagia, mengusapkan kedua telapak tangannya guna mengucap syukur. Sedangkan Azry, ia ikut tersenyum, doanya tidak sia-sia.

"Nak Azry, nanti kamu tinggal cari waktu aja untuk membawa orangtua kamu kesini."

"Insyaallah tiga hari kedepan, Azry datang lagi bersama keluarga Azry, om." Ujar Azry mantap.

"Wuih, udah persiapan semua dong." Azam tertawa.

"Ya iyalah, emang Abang. Bukannya cepetan cari calon istri, masa mau di duluin sama adeknya?" Sindir Rita, karena sampai saat ini, belum ada gadis yang merebut hati Azam.

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang