17. Zain untuk Azkia.

411 41 8
                                    

"Gimana keadaan lo?"

"Sudah baikan." Jawabnya.

"Lo, udah ingat semuanya?" Tanya Nero dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Dirga mengangguk dengan sedikit senyum yang terukir. "Iya, Nana. Dia---"

"Oh iya! Nana. Siapa itu Nana? Pas lo mau pingsan, lo sebut-sebut tuh nama. Adek lo? Bisa lah nikah sama gue?" Nero manaik turunkan alisnya.

"Istri gue! Enak aja mau lo nikahin." Sarkas Dirga. Tepatnya Azam.

Selama beberapa bulan ini, Azam tinggal bersama dokter yang menolongnya dari tragedi kecelakaan pesawat itu. Ayah dari Nero, dokter Arya. Kenapa ia tidak pulang? Karena ingatannya baru saja kembali setelah berbulan-bulan ia menahan sakit di kepalanya karena berusaha mengingat masa lalunya.

"Enak lah gue mah."

"Enak di lo, bukan gue!"

"Yaudah sih, cerain aja. Nanti biar dia sama gue." Emang ya, si Nero minta di tabok mulutnya.

"Ner, mulut lo halal enggak buat gue jahit?"

"Haram Dir, sangat haram. Mulut seksi gue harus tetap terjaga untuk bini gue."

"Frontal banget lo kalau ngomong." Ketus Azam.

"Halah jangan suka gitu lo. Udah sering nyobain kan lo?" Goda Nero.

"Apaan?"

"Ya itu,"

"Apa sih lo, ngomong apaan?" Baru saja Nero hendak membalas ucapan Azam, pintu ruangan itu terbuka menunjukkan seseorang paruh baya yang terlihat masih awet muda itu memakai jas dokternya.

"Ayah."

"Bagaimana keadaan kamu, Dirga?" Tanya Dokter Arya mengelus kepala Azam sekilas.

"Alhamdulillah udah baikan Ayah."

"Kepala kamu? Kenapa bisa sampai pingsan kayak tadi?" Tanyanya lembut. Ia menoleh ke arah Nero.

"Kamu apakan Dirga, Nero?"

"Astaghfirullah Ayah. Nero enggak apa-apain Dirga kok, suer." Sanggah Nero menampilkan dua jarinya membentuk piece.

"Ayah, Nero pukul kepala Dirga sampai pingsan." Adu Azam menggurau.

"Wah fitnah! Sumpah enggak Yah."

"Dirga," tegur Dokter Arya pelan. Azam tertawa kecil.

"Ingatan Dirga udah kembali Ayah." Celetuk Azam membuat dokter Arya maupun Nero menoleh serentak dan menatapnya penuh tanda tanya.

"Nama Dirga sebenarnya adalah Azam, Yah. Azam sudah memiliki istri. Kami menikah satu tahun lalu. Beberapa bulan lalu, Azam pergi ke Qatar untuk suatu tugas. Setelah tugas Azam selesai selama satu bulan, Azam suruh istri Azam jemput Azam di bandara. Entah bagaimana keadaannya sekarang, Azam sangat merindukan nya. Tapi lain dengan apa yang Allah kehendaki, pesawat itu hilang kendali. Sampai saat ini Azam belum juga pulang ke rumah." Jelas Azam membayangkan wajah istrinya. Sungguh, ia sangat merindukannya. Keluarga juga enggak lupa kok guys.

"Kapan kamu akan kembali?" Tanya Dokter Arya.

"Boleh Azam tinggal disini satu Minggu lagi?"

Dokter Arya tersenyum dan mengangguk."Tentu, kenapa tidak? Ayah sangat senang kamu masih disini."

"Gue enggak nyangka lo udah punya istri. Padahal temen gue suka noh sama lo." Ujar Nero.

"Cantik lagi." Lanjutnya.

"Enggak peduli cantik ataupun tidak. Karena gue udah punya bidadari gue sendiri di rumah."

••••••••••••••••••••••••••••••

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang