13. ketemu lagi?

394 37 4
                                    

Malam ini, Azkia memutuskan untuk menginap dirumah abang dan istrinya itu. Haina dan Azkia terjebak di cafe ini. Tadi sore mereka memutuskan untuk berbelanja bahan pokok dan setelahnya mereka singgah dulu di cafe dekat toko tempat mereka belanja.

Tapi sampai saat ini mereka masih di cafe, padahal sudah hampir larut malam. Karena tidak ada taxsi yang lewat, taxsi online pun penuh, jauh, dan sebagainya. Mau meminta bantuan mertua Haina, tapi tidak enak karena sudah malam. Mau meminta tolong orangtua Haina, mereka sedang tidak ada di rumah, mereka tengah berada di luar kota.

"Gimana dong Na? Udah malem banget ya Allah. Mana sepi lagi ni jalan." Azkia merogoh ponselnya berniat ingin meminta bantuan pada teman-temannya, jika ada.

"Yahhh hp gue lowbat anjir, eh astaghfirullahalazim maaf Na." Azkia membekap mulutnya sendiri karena kelepasan.

"Kebiasaan banget. Di jaga ngomongnya."

"Ya maaf, kan kelepasan."

Tind tind

Azkia dan Haina menoleh, mendapati sebuah mobil yang berhenti tepat di hadapan mereka.

Kaca mobil itu mulai terbuka dan menampakkan seorang pria tampan di dalamnya.

"Haina?" Tanya pria itu, Haina mengangguk.

"Pak Zain? Teman suami saya?" Zain tersenyum tipis dan mengangguk.

"Adek Azam?"

"Ya." Jawab Azkia sedikit malas tanpa melihatnya.

"Kenapa malam-malam begini masih di luar? Rumah kalian sedikit jauh dari sini kan?" Tanya Zain.

"Habis belanja, kebetulan kami gak bawa kendaraan. Jadi sekarang terjebak disini." Ujar Haina.

"Kenapa tidak menelpon keluarga?"

"Ayah dan bunda pasti sudah tidur. Orangtua saya sedang di luar kota. Taxsi pun tidak ada."

"Masuklah, saya antar." Ujar Zain. Haina dan Azkia saling tatap. Tapi tatapan Azkia kali ini benar-benar malas, ia menggeleng pelan.

"Kia, kita mau sampai kapan disini? Udah malem banget loh."

"Gue gak mau Nana." Azkia menggeram.

"Saya tidak akan macam-macam. Masuklah, sudah sangat malam. Tidak baik dua perempuan malam-malam begini di luar, apalagi dengan jarak rumah yang jauh." Tutur Zain dengan wajah yang masih datar.

"Kia ayo, udah malem banget loh. Kamu mau disini aja? Kalau ada yang jahatin gimana?"

"Ish gue gak mau loh Na,"

"Gue--" ucapannya terpotong saat Haina menariknya mendekat ke mobil.

"Mari,"

•••••••••••••••••••••••••••

"Aaaaaaaaa kenapa harus di anter dia sih huwaaaaa?!" Setelah sampai, Azkia langsung histeris karena di antar oleh Zain.

Entah apa penyebabnya, tetapi hatinya tak aman. Bukan perasaan jatuh hati, hanya saja perasaannya aneh.

"Bundaaaaaaaaaaaa."

"Huwaaaaaaaaa gak mauuuuuuu."

"Heh! Lo kenapa sih hati?? Kenapa aneh banget sih lu, gak jelas banget." Azkia menatap pantulan dirinya di cermin.

"Lo, di sini masih ada Azry.." Azkia menunjuk bagian hatinya di cermin.

"Lo masih buat Azry. Belum ada yang bisa gantiin Azry disini. Walaupun udah empat tahun dia pergi, tapi masih dia di hati ini.."

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang