30. Full romance Azzain

541 34 19
                                    

Azkia tengah berkutat dengan peralatan dapur, ia ingin membuat kue untuknya dan juga suaminya.

"Itu jangan di makanin terus! Nanti habis buat toping." Azkia terus saja mengomel, karena pria di sampingnya ini teus saja memakan coklat yang sudah ia parut-parut kecil.

"Kamu nggak ada jadwal keluar gitu?"

Zain menggeleng lucu sembari terus memakan coklat itu.

"Jangan di makanin!" Azkia meraup kasar mangkuk berisi coklat itu dan menjauhkannya dari Zain.

"Minta sayang, sedikit." Rengeknya.

Azkia menggeleng. "Nggak!"

"Aku libur satu Minggu full, sayang." Ujarnya. Azkia mengeryit.

"Terus? Udah dari semalam kamu bilang gitu." Jengah Azkia.

"Honeymoon yuk, sayang?" Ajak Zain dengan wajah tengil.

"Dih, ngapain?"

"Ya nggak apa-apa, pengen berduaan aja gitu"

"Setiap hari juga berduaan di rumah." Jawab Azkia.

"Beda sayang, yuk kita honeymoon ya? Dari awal nikah kita di rumah terus." Keluh Zain.

"Kemana?" Tanya Azkia.

"Swiss." Jawab Zain santai.

Azkia melebarkan matanya. "Swiss? Jauh banget. Di sini aja, jangan jauh-jauh."

"Ya nggak apa-apa sayang, biar enak jauh dari semuanya. Kan lebih enak berduaan nya, nggak ada yang ganggu."

"Mau kapan?" Tanya Azkia.

"Sekarang juga bisa kok!" Semangat Zain.

"Nggak bisa sekarang lah! Packing aja belum."

"Besok aja, ya?" Zain mengangguk dan memeluk Azkia.

"Sayang kamu tau nggak?" Bisik Zain di sambut gelengan oleh Azkia.

Zain melepas pelukannya dan berdiri menatap Azkia yang masih sibuk dengan adonannya dari samping.

"Nanti,  akan datang satu perempuan yang aku sayang banget sama dia, cinta banget sama dia," ujarnya membuat Azkia menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Zain.

"Aku? Kan saat ini aku udah datang sama kamu."

Zain menggeleng sambil tersenyum. "Bukan, bukan kamu."

Seketika Azkia menjadi kesal. "Maksud kamu apa? Siapa, hm?!" Geram Azkia sudah mengambil ancang-ancang ingin mencubit Zain.

"Perempuan itu, yang nantinya akan memanggil kamu dengan sebutan," Gantung Zain.

"Bundaaaa." Ujarnya gemas saat berkata bunda. Zain mencolek hidung Azkia dengan terigu di sampingnya.

"Calon anak-anak kita, sayang." Lanjut Zain tersenyum manis. Senyuman itu yang membuat pipi Azkia menjadi merah padam.

Azkia membuang mukanya ke sembarang arah, wajahnya terasa panas. Ia menjadi bingung ingin melakukan apa karena salting.

"Ini sayang, kamu kurang masukin terigu." Zain menyodorkan mangkuk terigu itu sembari terkekeh karena melihat Azkia yang salah tingkah ulahnya.

Azkia merebut mangkuk itu cepat tanpa menoleh pada Zain. Jantungnya sungguh tak aman saat ini.

Tiba-tiba saja Zain mengoleskan banyak terigu di pipinya membuat Azkia terkejut dan refleks meraih terigu dan melemparnya ke wajah Zain. Zain pun tak ingin kalah, ia melempar terigu itu kembali.

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang