12. Gak asing?

407 39 5
                                    

Saat ini Zain dan Azam tengah mengobrol di taman rumah Azam.

"Nih," Zain menyerahkan sebuah bingkisan yang tadi ia beli.

"Agak kotor mungkin. Tadi jatuh ketabrak orang."

"Tapi udah gue bersihin kok. Wajar lah kalo kotor dikit-dikit mah." Lanjutnya.

"Gue cuma becanda loh Zain," ujar Azam membuat Zain mengeryit.

"Apaan?"

"Ya kagak usah lo bawa buah tangan juga,"

"Halah lu. Terima aja elah, udah gue beliin."

"Sebenarnya bukannya gue gak mau terima sih Zain,"

"Terus apaan?"

"Kurang banyak." Cicit Azam.

"Beli sendiri! Duit banyak masih aja minta-minta."

"Enak aja lu! Gak minta gue."

"Ribut mulu gue kalau sama lo. Baru juga datang langsung ribut aja, nanya kabar aja belum."

"Idih, lo duluan yang ngajak ribut." Sarkas Zain.

"Ah berisik. Gue ke dalem dulu ya, mau ambil minum."

"Istri lo mana? Kenapa gak istri lo aja yang bawain minum? Biar lo disini aja ngobrol sama gue." Tanya Zain.

"Mau apa lo? Mau liat istri gue?" Tanya Azam di balas anggukan oleh Zain.

"Gak ya! Bisa-bisa lo suka sama istri gue! Dia terlalu cantik buat diliat sama lo."

"Gak bakal! Sembarangan banget lu."

"Ya lo kan anaknya buaya,"

"Heh! Itu dulu ya, sekarang enggak!"

"Halah omong kosong."

"Datang sana lo ke kantor gue, banyak cewek cantik tuh yang godain gue."

"Terus lo pacarin semuanya?" Tanya Azam.

"Ya gak lah! Ah tau lah Zam, pusing banget gue ngomong sama lo. Udah sana pergi lo ambil minum."

"Dih, tadi aja gak boleh." Cibir Azam.

"Mana ada? Gue gak larang tuh,"

"Debat terusss kerjaan."

•••••••••••••••••••••••

"Na, abang mana?" Azkia dan Haina sedang duduk sembari menonton televisi di ruang keluarga.

"Di belakang lagi ngobrol sama temennya."

"Loh? Temen? Tumben banget,"

"Punya temen ternyata dia. Semoga yang ini waras," kata Azkia mencibir.

"Gue mau ke abang ah, dadahhh." Azkia berlari ke belakang hendak menghampiri Azam dan temannya katanya.

"Woy!"

"Astaghfirullah!" Azkia terjengkat karena suara Azam yang mengagetkan itu.

"Buatin minuman, dua. Bawa ke belakang." Titah Azam dan langsung kembali menemui temannya.

"Abang!" Panggil Azkia berteriak.

"Woy! Arghhhhh nyebelin banget sih lo!!!" Mau tak mau Azkia harus menyiapkan perintah abangnya yang menyebalkan itu.

Ia kembali ke dapur untuk menyiapkan minuman dan beberapa camilan.

"Nyebelin banget. Baru juga ketemu langsung nyuruh-nyuruh aja. Untung sayang lu, eh? Gak gak gak, enak aja. Untung abang lu, coba kalau adek gue, udah gue pites lu." Azkia terus saja menggerutu dengan tangannya yang sibuk menyiapkan makanan dan minuman.

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang