31. Kia kenapa?

525 44 14
                                    

Dua tahun Azkia jalani hidupnya dengan baik dan bahagia menjadi istri Zain. Hubungannya dengan Deon juga sangat baik sebagai teman. Deon selalu membantunya saat ia kesulitan, apalagi mengenai Sherlyn.

Wanita itu masih saja mengganggu hubungannya dengan Zain. Azkia masih mendiaminya, begitupun Zain. Malas sekali, jika terus di ladeni, maka wanita satu itu akan semakin berulah.

"Sayang, kamu bahagia nggak hidup sama aku?"

Azkia menopang dagunya menggunakan satu tangannya, ia menatap dalam Zain. Ia tersenyum lebar.

"Bahagia lah, masa nggak."

"Sayang nggak sama aku?" Tanya lagi Zain.

Azkia tersenyum hangat dan mengangguk.

"Cinta sama aku?" Tanyanya melirih.

Azkia memudarkan senyumannya menjadi tatapan sendu. Ia pun ingin mencintainya, tapi ini masih sulit baginya.

"Aku memang sayang sama kamu, aku suka sama kamu. Tapi untuk cinta," Azkia menggeleng.

"Maaf, aku belum bisa mencintai kamu sepenuhnya." Lirihnya.

Zain tersenyum lebar. "Nggak apa-apa, yang penting udah sayang."

Azkia tersenyum, mencium singkat kening Zain. Ia bersyukur, bisa mendapatkan Zain sebagai suaminya. Pria yang sangat sabar menunggunya dan menghadapinya.

Zain pria yang sangat baik, apakah ia pantas untuk menjadi pendampingnya?

"Sayang, kamu bilang mau ke makam almarhum Azry?" Celetuk Zain tiba-tiba.

Kemarin, Azkia memang sempat bilang bahwa ia akan pergi ke makam Azry untuk pertama kalinya setelah menikah.

"Kamu mau ikut?" Tawar Azkia.

"Boleh?"

Azkia mengangguk, ia tersenyum hangat. "Kenapa enggak?"

"Kapan mau kesana?" Tanya Zain.

"Sekarang, mau?" Zain mengangguk.

••••••••••••••••••••••••••••••

"Azry, maafin gue," lirih Deon di depan makam Azry, ia mengusap nisan itu.

"Gue nyesel Zry. Gue nggak maksud buat lo sampai kayak gini, maafin gue Zry..."

"Gue balik dulu, kalau ada waktu nanti gue main lagi kesini." Deon mengusap air matanya dan tersenyum. Ia berdiri dan berbalik.

Deon terkejut saat berbalik sudah mendapati Azkia dan Zain yang menatapnya datar.

"K-Kia? L-lo dengar---"

"Udah lama nggak ketemu, Deon." Kekeh Azkia.

"Gimana kabar lo?" Tanya Azkia ramah.

Deon terkekeh. "Baik,"

"Suami lo kan?" Tanya Deon melirik Zain. Azkia mengangguk.

Deon menepuk bahu Zain sembari terkekeh. "Maaf bro, pernah nyakitin istri lo, pernah buat dia risih."

Zain tersenyum tipis.

"Jangan dingin-dingin kek bro, kasian istri lo." Kekeh Deon.

"Dih, mana ada dia dingin sama gue." Cibir Azkia.

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang