11. Direktur muda

445 44 6
                                    

"sayanggggg!"

"Aku di meja makan!" Jawabnya sedikit meninggikan suaranya karena ia menahan berada di meja makan, dan sang suami memanggilnya dari atas tangga.

"Pelukkk." Ujarnya saat sudah menemukan istri tercintanya.

"Apa sih kayak anak kecil deh, ngerengek kayak gitu."

"Ihhhh aku kan pengen pelukk." Ujarnya merentangkan tangannya seperti anak kecil.

"Ututututu, sini sini." Haina merentangkan tangannya menyambut sang suami yang tengah menja ini.

Dengan cepat Azam langsung sedikit berlari menghampiri istri tercinta.

Hap! Jadilah mereka saat ini berpelukan seperti anak dan ibu.

"Huwaaaaaaa pengen di ciummmm."

"Astaghfirullah sayang, kok jadi manja gini?"

"Sama istri sendiri ini."

"Iya iya nih. Muach!" Haina mencium pipi Azam yang malah membuatnya memberenggut.

"Kok manyun?"

"Ini, maunya iniiii." Rengek Azam menunjuk bibirnya.

"Takut ada bunda," saat ini mereka memang tengah menginap di rumah Azam.

"Gak bakal ada."

"Sayang ini lagi di rumah bunda,"

"Ya emang kenapa? Kamu istri aku kan?"

"Ya iyalah! Emang kamu mau aku jadi istrinya Ilham?!"

"Enak aja! Enggak lah!" Sanggah Azam cepat.

"Ya terus?" Malas Haina.

"Ya, ya gak papa lah cium. Udah halal ini."

"Iya, tapi ini kan di rumah bunda, sayanggggg." Gemas Haina mencubit pipi Azam.

"Ke kamar deh, yuk."

"Aku mau makan."

"Yaudah, disini aja."

"Nanti kalau ada yang liat gimana?!"

"Ya gak gimana-gimana lah." Jawab Azam enteng.

Haina menghela nafasnya dan mulai mendekatkan wajah mereka. Azam pun sudah memejamkan matanya menikmati sensasi nafas hangat yang menerpa kulit wajahnya.

Sebentar lagi akan bersatu, tiba-tiba suara lengkingan itu mengejutkan mereka yang membuat mereka dengan terpaksa menjauhkan wajahnya dan membuat Azam menghela nafas kasar.

"NANA! ABANG!"

"KALAU MAU CIUM CIUM KE KAMAR SANA! JANGAN DISINI!"

"Kiaaaa." Geram Azam menggumam.

Azkia dan Haina adalah teman saat menginjak bangku perkuliahan. Dita melanjutkan studinya ke luar negeri titah Ayahnya.

Azkia Be like: kakak ipar ku adalah sahabatku:)

"Ya lagian. Kalian kalau mau so sweet so sweet-an ke kamar sana! Kalian lupa kalau disini ada jomblo ha?!"

"Yaudah sana nikah."

"Nyuruh mulu lo, makanya cariin!" Sewot Azkia.

"Mau di cariin? Nanti gue cariin."

"Eh? Enggak-enggak, gue becanda. Gak serius kok enggak." Sanggah Azkia gelagapan.

"Serius juga gak papa Kia, lebih bagus kamu ada yang temenin, ya gak?" Goda Haina menaik turunkan alisnya.

"Nah bener."

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang