37. Hazna, she is my baby girl

546 37 5
                                    

Ayo bisa Yo baca sampe akhir di part iniiii

Ada kejutan yanggg, duarrrrrr🧞

Setelah Azkia di pindahkan ke ruang VIP, Zain sama sekali tidak ingin lepas dari anaknya. Kecuali, jika memang anaknya itu lapar.

Seperti saat ini, ia tengah menimang-nimang putrinya yang jelas-jelas sudah tertidur sedari tadi.

Seperti saat ini, ia tengah menimang-nimang putrinya yang jelas-jelas sudah tertidur sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, udah kamu istirahat aja. Taruh bayinya, udah tidur juga dari tadi."

Zain menoleh menatap Azkia. "Nanti, kalau bayinya nangis, gimana?"

"Aku masih bisa jalan kak, kamu istirahat aja." Zain mengangguk namun tidak juga melepaskan bayinya. Sehingga tanpa ia sadari, Azkia sudah turun dari ranjang rumah sakit untuk menghampirinya. Anaknya sedikit terusik, mungkin lapar.

"Shut, shut, jangan nangis sayang, jangan nangis." Zain terus menimangnya, berharap tangisnya berhenti.

Azkia duduk di sofa ruan VIP itu. "Sini dedek bayinya," Azkia mengulurkan tangannya. Zain menoleh dan terkejut melihat Azkia yang sudah duduk manis di sofa.

"Sejak kapan kamu disitu?"

"Dari tadi. Sini bayinya, lapar itu dari tadi belum makan." Zain mengangguk patuh dan menyerahkan anaknya pada sang ibu.

Azkia tersenyum, ia langsung menyusuinya. Setelah lama, Azkia melepaskannya. Ia menimangnya sebentar sebelum Zain kembali menggendongnya.

 Ia menimangnya sebentar sebelum Zain kembali menggendongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zain berjalan menaruh putrinya di box bayi rumah sakit. Ia menempatkannya perlahan. Setelah itu, ia kembali berjalan ke sofa dan merengkuh sang istri.

"Cape ya? Istirahat gih," titah Zain.

"Kamu yang dari tadi berdiri terus, pasti cape ya?"

Zain menggeleng. Ia merebahkan kepalanya di paha Azkia. Azkia mengelus pelan rambutnya.

Perlahan namun pasti, Zain terlelap ke dalam mimpinya. Azkia menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya, mengikuti Zain untuk menjelajahi alam mimpi.

•••••••••••••••••••••••••••••••

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang