29. Rencana Syerlyn

384 35 23
                                    

Azkia menuruni anak tangga dengan kaki yang ia hentak-hentakkan lantaran kesal dengan kejadian tadi.

"Keterlaluan banget sih tuh cewek."

"Murahan banget mainnya." Gerutunya.

"Gelar aja manajer, di segani orang-orang kantor, berwibawa. Tapi nyatanya, murahan banget jadi cewek sampai segitunya." Cibir Azkia.

"Cosplay jadi pelakor die."

"Lo salah cari lawan ya! Lo kira gue bodoh? Lo kira gue nggak tau apa ini kelakuan siapa?!" Kesal Azkia menunjuk-nunjuk entah kepada siapa.

"Mana mungkin suami gue ngelakuin hal murahan kayak gitu. Istrinya ada di rumah kok, cakep lagi. Nggak mungkin mau sama lo!"

"Sayang, sayang dengerin aku dulu!" Zain berlari dan berhasil menggapai lengan Azkia.

Azkia menghela nafasnya kasar. Ia menghempaskan tangan Zain dengan kasar.

"Ganti tuh baju, aku nggak suka!" Ketus Azkia meninggalkan Zain dan duduk di sofa sembari menyalan televisi.

Zain langsung berlari menaiki tangga untuk mengganti bajunya.

••••••••••••••••••••••••••••••

Flashback on

"Deon,"

Deon berhenti dan menoleh. Ia hanya menaikkan satu alisnya.

"Saya akan to the point," ucap Sherlyn membuat Deon mengeryit.

"Kamu suka Azkia, dan saya suka Zain," ujar Sherlyn membuat Deon sedikit tertarik.

"Bagaimana, jika kita bekerja sama?" Lanjutnya tersenyum miring.

Tawaran menarik. Ia terkekeh dan berjalan mendekati Sherlyn.

"Tawaran lo cukup menarik, Sherlyn." Ujar Deon tersenyum miring yang membuat Sherlyn semakin melebarkan senyum senangnya.

"Bagaimana?" Tanya lagi Sherlyn mengulurkan tangannya.

Deon melirik tangan itu, ia juga mengulurkan tangannya. Sherlyn sudah sangat senang mengira Deon akan menjabat tangannya. Tapi dugaannya salah, Deon malah menepis pelan tangannya itu membuatnya memudarkan senyumnya.

"Nggak usah macam-macam! Gue nggak bakalan ngebiarin itu terjadi!" Tegas Deon dengan ekspresi datar.

"Gue nggak bakal ngelakuin hal bodoh lagi! Jangan harap, gue mau kerja sama, sama lo." Lanjutnya membuat Sherlyn kesal.

"Gue udah terlalu banyak nyakitin Kia, udah cukup buat gue. Gue nggak mau sakiti dia lagi, dengan cara memisahkan dia dari cintanya lagi." Ujar Deon membuat Sherlyn menautkan alisnya.

"Cintanya lagi? Maksudnya?"

"Dulu, dia punya tunangan, orang yang sangat dia cintai. Beberapa hari lagi dia mau nikah, calonnya itu meninggal."

"Ulah gue." Lirih Deon menunduk.

Deon mendonggak menatap Sherlyn tajam. "Sherlyn gue ingetin sama lo, jangan pernah sakiti Azkia! Jangan pernah ganggu rumah tangganya!" Tegasnya.

"Kalau lo sampai berani melakukan itu, lo berhadapan langsung sama gue!" Tunjuk Deon tepat di hadapan wajah Sherlyn. Ia pergi meninggalkannya.

Flashback off

"Gue lagi belajar lupain lo, Kia. Semoga gue bisa. Gue nggak mau lagi jadi orang yang nyakitin lo."

"Jujur, sampai detik ini rasa gue ke lo masih sama Kia. Tapi gue harus bisa hapus perasaan ini."

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang