39. Kondisi Vegetatif

448 35 3
                                    

Satu bulan Zain terbaring di rumah sakit, tidak menandakan adanya tanda-tanda kesadaran pada dirinya.

Azkia membaringkan kepalanya di tubuh Zain, berharap sang suami dapat merasakannya dan terbangun dari koma.

Azkia membaringkan kepalanya di tubuh Zain, berharap sang suami dapat merasakannya dan terbangun dari koma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda, Ana kangen ayah."

"Bunda juga sangat merindukan ayah, nak."

"Ayah kapan bangun, bunda?"

Azkia menegakkan kepalanya, ia memeluk Hazna erat dan memberi ketenangan pada sang putri.

"Ayah masih lama ya bunda, bangunnya?"

"Ayah, ayah kapan bangun?"

"Ana kangen sama ayah,"

"Ana sayang, ayah pasti bangun kok, kamu sabar ya sayang." Ujarnya menahan tangis.

Azkia melepas pelukannya dan kembali memegang tangan sang suami.

Azkia melepas pelukannya dan kembali memegang tangan sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kapan bangun, sayang?"

"I'm Miss you."

"Bahkan princess kamu sangat merindukan kamu. Ayo, kamu bangun, lihat putri kecil kamu yang sudah sangat merindukan kamu, ayah hebat." Bisiknya lalu menciumnya.

Nafasnya terasa tercekat, saat merasakan gerakan di jari sang suami, dan juga kedipan mata yang ingin terbuka.

"Dokter! Dok," teriak Azkia.

"Kia, ada apa?" Azam masuk dengan panik ke ruangan Zain.

"Bang, d-dia, tadi jarinya bergerak bang!"

Azam ikut senang, ia menghampiri Zain, menatapnya sekilas lalu beralih pada Hazna.

"Ana, Ana keluar dulu ya sama om."

Hazna menggeleng. "Nggak mau, Ana mau liat ayah."

"Permisi," dokter masuk dan mulai memeriksa Zain.

"Harap jangan terlalu banyak orang," pinta dokter.

"Ana keluar dulu ya sayang, sama om Azam, ya nak ya?"

Luka dan Kamu [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang