30

170 17 0
                                    

Kirana menggosok kedua matanya untuk memastikan lagi kalau sahabatnya memang mempunyai kekuatan super.

Arka palsu bangkit dengan asap hitam yang mengelilingi tubuhnya. Bola matanya berubah menjadi warna hitam pekat seluruhnya. Tangannya mengeluarkan bola api berwarna hitam lalu melemparkannyake arah Gigi. Dengan cekatan Gigi mengelak dan membalas melemparkan bola api ke arah Arka palsu.

Namun sayangnya bola api lemapran Gigi tidak mengenai Arka palsu lantaran sulur hitam sudah lebih dulu menangkisnya.

"Hanya itu kemampuanmu?" tanya Arka palsu tampak sangat meremehkan kemampuan Gigi.

"Jangan sombong dulu kakek tua bangka," ujar Gigi.

Api hitam mulai membakar gudang, Gigi yang melihatnya langsung mengeluarkan kekuatan air untuk memadamkannya. Berkat kemampuan Gigi gudang tersebut tidak jadi hangus terbakar. Hanya bagian kecil saja yang tampak terbakar.

"Ternyata kamu punya kemampuan elemen," ujar Arka palsu dengan raut wajah kesal.

Sedetik kemudian Arka palsu terbelalak. "Apa kamu pemilik kitab itu?"

"Bukan," sahut Gigi tegas.

"Kalau bukan, lalu kenapa kamu memiliki kekuatan elemen?"

"Karena saya adalah penjaga kitab yang anda cari selama ini," sahut Gigi seraya menyeringai lebar.

"Cepat serahkan kitab itu kepadaku!"

"Nggak akan pernah!" sahut Gigi seraya maju dan menggunakan elemen angin untuk membuat Arka palsu terpelanting ke udara.

Gigi mulai menghajar Arka palsu dengan menggunakan kekuatannya. Arka palsu yang terluka parah akhirnya membuka portal untuk melarikan diri ke masa lalu.

Melihat hal itu Gigi tak tinggal diam, gadis itu tanpa pikir panjang langsung ikut masuk ke dalam portal mengejar Arka palsu.

Arka dan Kirana pun menyusul masuk ke dalam portal. Arka tidak akan membiarkan orang jahat itu tetap hidup. Karena akan membahayakan dunia.

Gedebuk!

Keempatnya jatuh di sebuah hutan belantara. Arka palsu hampir saja lolos dengan tertatih-tatih jika tidak Arka hadang.

"Mau kabur kemana kamu?" Arka menatap nyalang pria yang memiliki wajah yang sama persis seperti dirinya.

"Akan aku balas kalian semua," ujar Arka palsu dengan suara yang terdengar besar. Tidak seperti sebelumnya.

Semakin lama tubuh Arka palsu mengelupas hingga menampakkan wajahnya yang sebenarnya. Wajahnya sudah keriput dengan rambut panjang berwarna putih.

"Siapa kamu?" tanya Arka menatap waspada pria yang ada di hadapannya.

"Hahahaha!" Pria itu tertawa terbahak-bahak dengan suara yang sangat menyeramkan.

Kirana sampai memeluk lengan Gigi saking seramnya melihat pria itu. Apalagi suara tawa itu menggema di hutan tersebut. Hingga membuat burung-burung berterbangan menjauh dari tempat mereka berada. Langit yang tadinya cerah mendadak gelap ditutupi awan yang entah datang dari mana.

"Kamu mau tau siapa aku?" tanya pria itu dengan nada mengejek.

"Iya," sahut Arka tegas.

"Namaku Waru dan kamu akan mati di tanganku, bersiap-siaplah pangeran," ujarnya dengan gigi bergeletuk. Tak lama tatapan matanya begitu tajam. Tangannya terkepal kuat dan mulutnya bergerak-gerak membaca mantra.

Tiba-tiba tangan pria itu mengeluarkan sulur hitam lalu mencekik leher Arka hingga membuatnya sulit bernafas.

Dengan cepat Gigi memotong sulur hitam yang mencekik leher Arka menggunakan kekuatannya.

Pria itu marah dan langsung mengarahkan sulur dari tangannya menuju ke arah Gigi lalu membelit tubuh gadis itu dengan erat. Saking eratnya ikatan sulur itu di badan Gigi, membuat tulang gadis itu hampir remuk.

Arka yang hendak menolong Gigi pun kembali dicekik menggunakan sulur hitam hingga tubuhnya terangkat.

Melihat kedua orang yang ia sayang kesusahan, Kirana berusaha melepaskan sulur hitam dari leher Arka terlebih dahulu. Namun percuma saja, ia tidak bisa berbuat banyak. Sulur hitam itu tidak bisa putus dengan mudah.

Tatapan pria tua itu tertuju ke arah Kirana. Lalu tanpa pikir panjang pria itu tersenyum miring. Dengan cepat pria itu melepaskan sulur yang mencekik Arka dan yang menjerat tubuh Gigi. Pria itu langsung menggunakan sulurnya untuk menjerat Kirana dan menyerap cakra ditubuh gadis itu. Sedetik kemudian luka di tubuh pria itu sembuh seketika.

Setelah menyerap cakra Kirana, pria itu melepaskan gadis itu dan membiarkannya jatuh lemas dalam keadaan wajah pucat pasi karena kehilangan banyak cakra.

"Kirana!"

Arka murka seketika. Bola matanya berubah warna menjadi merah terang. Dia langsung berlari menerjang pria itu dan memberikan pukulan bertubi-tubi. Secara ajaib kepalan tangan Arka mengeluarkan cahaya dan pukulan Arka tersebut membuat wajah Waru mengeluarkan darah cukup banyak.

Bukannya kesakitan, pria itu justru tertawa terbahak-bahak.

"Apa ini kekuatan dari kitab itu?" tanya pria itu setelah tawanya reda.

"Saya tidak peduli dengan kitab yang kamu maksud!" sahut Arka penuh emosi karena pria itu telah menyerap cakra gadis yang ia sayang.

"Meskipun kamu telah mendapatkan ilmu dari kitab itu, aku yakin bisa membunuhmu," ujar pria itu culas.

"Dan mematahkan ramalan kalau aku akan terbunuh di tanganmu," ujarnya lagi.

Arka menggeram. "Saya pastikan kamu akan mati di tanganku."

Keduanya berkelahi dengan sengit. Sementara Gigi membawa Kirana duduk di bawah pohon. Gadis itu menggunakan kekuatannya untuk mendapatkan air dan membantu Kirana minum. Setelah beristirahat sesaat wajah Kirana berangsur-angsur mulai tidak pucat lagi.

"Elo tunggu di sini, gue mau bantu dia dulu," ujar Gigi.

"Hati-hati," ujar Kirana susah payah.

Gigi mengangguk sambil tersenyum tipis.

Gigi mulai membantu Arka dan menyerang pria tua itu dengan bertubi-tubi. Keduanya bekerja sama dengan sangat kompak.

Ketika Gigi lengah, sulur hitam itu langsung mencekik lehernya dengan kuat. Gigi yang berusaha melepaskan diri dengan memotong sulur itu harus mengalami kegagalan lantaran sulur hitam itu bukan hanya mencekik lehernya, tapi juga menyerap cakranya. Sehingga gadis itu tidak dapat menggunakan kekuatannya.

Sementara Waru semakin kuat lantaran telah menyerap cakra dari Kirana dan Gigi.

Setelah menyerap cakra Gigi, pria itu langsung melemparkan tubuh gadis itu hingga terbentur dengan pohon besar yang ada di sana.

Gigi yang malang sampai terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah segar dari mulutnya. Kirana yang tak berdaya mencoba mendekati Gigi untuk menolongnya.

Arka memejamkan matanya sesaat. Tiba-tiba sebuah benda bercahaya jatuh dari langit dan tertancap tepat di depan Arka. Benda itu adalah pedang yang selama ini ia cari.

Arka mencabut pedang itu lalu berlari dan memotong sulur hitam yang berusaha mendekatinya.

Waru membuat sebuah perisai menggunakan kabut hitam untuk melindungi dirinya. Namun sayang, tindakan yang dia lakukan tampaknya sia-sia lantaran pedang Arka berhasil menembus perisai kabut itu dan menancap dada kiri Waru sampai tembus ke belakang.

Waru melotot karena tidak menduga sebelumnya. Di detik-detik kematiannya Waru melihat wajah Waya di mata Arka.

***
19 Mei 2022













Magical Story(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang