29

150 17 0
                                    

Kirana hendak mengambil bola basket di gudang, dan pada saat melewati gudang yang pernah dimasuki oleh Arka palsu dan seorang gadis ia mendengar suara-suara misterius. Dengan rasa penasaran yang begitu besar tanpa pikir panjang Kirana langsung mendekat. Beruntung pintu tersebut tidak tertutup sempurna. Dan dari celah pintu itu Kirana mengintip.

Sedetik kemudian mata Kirana terbelalak, bagaimana tidak. Di dalam gudang tersebut terdapat Arka palsu dan seorang gadis. Gadis itu melayang dengan angin yang berputar didalam ruangan gelap tersebut. Lalu tiba-tiba sebuah cahaya berwarna putih keluar dari mulut gadis itu dan masuk ke dalam mulut Arka palsu.

Kirana membekap mulutnya rapat-rapat agar tidak ketahuan saat melihat kejadian yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Beberapa menit kemudian angin yang berputar berhenti, tubuh gadis itu jatuh dan langsung didekap oleh Arka palsu.

"Lupakan kejadian ini, dan ingatlah kalau apa yang kita lakukan barusan adalah sedang bermesraan layaknya sepasang kekasih," ujar Arka mulai menghipnotis gadis malang yang kini tampak berantakan. Keadaan gadis itu sama seperti yang pernah Kirana lihat sebelumnya. Wajahnya pucat dengan baju berantakan.

"Baik tuan," sahut gadis itu sambil mengangguk patuh.

"Bagus," ujar Arka seraya menyeringai lebar yang tampak sangat menakutkan.

"Jadi selama ini Arka menghisap energi gadis itu, tapi untuk apa?" batin Kirana bertanya-tanya.

"Akh!" pekik Kirana tiba-tiba saat melihat laba-laba berada di depan matanya.

Arka palsu langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Membuka pintu yang berada di jarak cukup jauh dengan menggunakan kekuatannya untuk melihat siapa yang berani mengintipnya.

Arka palsu tersenyum miring saat tahu kalau Kirana yang memergokinya. Dengan cepat pria itu mengeluarkan sulur hitam untuk menjerat kedua kaki dan tangan Kirana supaya tidak bisa kemana-mana.

"Siapa lo sebenarnya?" tanya Kirana yang panik kala melihat Arka berjalan mendekat ke arahnya.

Arka tersenyum manis dan berjongkok di hadapan gadis itu.

"Aku sangat beruntung, ternyata orang yang aku incar justru mendatangiku dengan sendirinya," ujar Arka palsu masih memasang senyum manisnya.

"Siapa lo sebenarnya?" tanya Kirana lagi. Karena gadis itu tahu kalau Arka bukanlah manusia biasa.

"Berhubung kamu ingin tahu, aku akan memberitahumu siapa aku sebenarnya, tapi setelah aku menghisap seluruh cakra yang ada di dalam tubuhmu yang begitu besar."

"Jangan macem-macem!" pekik Kirana ketakutan. Ia tidak mau nasibnya sama seperti gadis tadi.

Arka justru terkekeh geli melihat kepanikan Kirana.

"Takut heh?"

"Gue nggak takut sama Lo. Dasar monster!"

"Monster?" Arka mengelus dagunya.

"Benar aku monster yang sangat menakutkan, kenapa baru sekarang kamu takut melihatku?"

"Udah gue bilang, gue nggak takut sama elo," ujar Kirana nyolot meski seluruh tubuhnya menggigil ketakutan.

Arka tersenyum meremehkan.

"Bersiaplah."

"Nggak! Jangan macem-macem!" ujar Kirana dengan nada tinggi sambil berusaha melepaskan sulur hitam dari kedua kaki dan tangannya.

Arka palsu mulai membaca mantra sementara Kirana menutup rapat mulutnya supaya pria aneh itu tidak bisa menghisap cakranya. Namun seberapa kuatnya Kirana menahan, kekuatan mantra Arka palsu terlalu kuat hingga dengan perlahan-lahan mulutnya mulai terbuka.

"Arka!" teriak Kirana saat ia tidak bisa lagi menahan mulutnya supaya tidak terbuka.

Arka palsu tersenyum puas saat Cakra yang ada di tubuh gadis itu mulai keluar dan masuk ke dalam tubuhnya. Namun hanya beberapa detik saja, karena ada sesuatu yang memutus aliran Cakra itu masuk ke dalam tubuhnya.

Saat Arka membuka matanya ia dikagetkan dengan keberadaan seorang pria yang sangat mirip dengannya.

"Mustahil," ujar Arka palsu dengan mata melebar.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Arka yang sudah membawa Kirana menjauh dari Arka palsu. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

"Siapa kamu?" tanya Arka palsu terkejut.

"Saya Arka," sahut Arka dengan penuh wibawa.

"Arka?"

Arka palsu tampak memperlihatkan wajah kebingungan. Karena sebenarnya ia sudah membunuh Arka di dunia modern sejak kecil. Dan kini ia menggunakan raga Arka modern untuk mencari kitab untuk membuatnya kekal dan semakin kuat.

Lalu siapa dia?

Tidak mungkin Arka ada dua.

"Apa kau menggunakan mantra untuk mengelabuhiku?" tanya Arka palsu.

Arka tampak berdiri dengan tenang dan tak mengeluarkan sepatah katapun.

"Jawab pertanyaanku?" tanya Arka palsu seraya menyeringai lebar.

"Jangan banyak bicara," ujar Arka seraya menatap Arka palsu dengan tatapan tajam.

Arka langsung maju dan menghajar wajah menyebalkan Arka palsu menggunakan kedua tangannya. Keduanya berkelahi dengan sengit. Saling memukul menendang dan membanting satu sama lain.

Kirana berteriak histeris saat Arka palsu mulai menggunakan kekuatannya untuk membunuh Arka.

Beberapa kali tubuh Arka bertubrukan dengan tanah bahkan terlempar dan mengenai dinding sekolah dengan kencang.

Arka palsu mulai mengeluarkan sulur hitam dari tangannya lalu mencekik leher Arka hingga pria itu terangkat ke udara beberapa centi dari tanah.

Kirana berkaca-kaca menyaksikan kejadian itu, ia tidak mau kehilangan Arka untuk selama-lamanya. Tak tega melihat kekasihnya kesulitan untuk bernafas akhirnya Kirana berlari mendekat dan berusaha melepaskan Arka dari sulur hitam yang menjerat lehernya.

"Kirana, pergi dari sini," ujar Arka dengan terbata-bata.

Gadis itu justru menggelengkan kepalanya dengan kuat sambil meneteskan air mata. "Nggak! Aku nggak akan biarin kamu kenapa-napa."

"Pergi," ujar Arka karena pria itu melihat kilat mata Arka palsu yang tampak sangat menginginkan Kirana.

"Nggak!" sahut Kirana tegas. Mana mungkin ia meninggalkan pria yang ia cintai dan membiarkannya terbunuh oleh monster sepertinya. Bagaimanapun caranya Kirana akan tetap berusaha menyelamatkan Arka.

"Kemarilah, aku juga Arka," ujar Arka palsu mulai berjalan mendekati Kirana yang masih saja berusaha memutus sulur hitam yang tengah mencekik Arka.

Brak!

Sebuah batu melayang dan hampir mengenai tubuh Arka palsu jika saja pria itu tidak menghindar. Gara-gara batu terbang itu akhirnya sulur yang menjerat leher Arka terlepas. Buru-buru Kirana memeriksa keadaan Arka dengan panik.

Sementara Arka palsu mencari sumber masalah. Lalu matanya tertuju ke arah seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya.

"Tidak mungkin gadis itu yang telah melemparkan batu besar ke arahnya," batin Arka palsu yang tengah mengamati tubuh gadis itu.

"Jangan sentuh temen gue!" ujar Gigi dengan nada tinggi.

"Jangan kesini Gi! Dia bukan manusia biasa!" teriak Kirana memperingatkan sahabatnya supaya tidak dilukai oleh monster itu.

Arka palsu tersenyum meremehkan.

"Kamu ingin menolong temanmu? Bagaimana caranya?" tanya Arka palsu.

"Jangan banyak bacot!" teriak Gigi sambil mengeluarkan api dari kedua tangannya lalu melemparkannya ke arah pria itu.

Karena tidak siap akhirnya Arka palsu terkena lemparan bola api, namun dengan cepat ia memadamkan api yang membakar kemeja sekolahnya.

"Siapa kamu?" tanya Arka palsu tampak terkejut.

Bukan hanya Arka palsu saja yang terkejut, Kirana pun ikut terkejut. Sejak kapan sahabatnya memiliki kekuatan seperti superhero yang ada di tv.

12 Mei 2022

Magical Story(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang