17

246 20 0
                                    


💘💘💘

Buku itu Kirana peluk dengan erat, perasaan takut begitu kuat. Apabila buku itu dibuka, maka Arka yang ada dihadapannya akan menghilang seketika.

"Kirana, jangan seperti ini," ucap Arka lirih.

"Saya minta maaf karena harus mengingkari janji untuk tidak meninggalkan mu. Tapi tak ada alasan lagi saya ada di sini." Kirana menggeleng kuat dengan isak tangis dipelukan Arka.

"Kalo gitu. Jadiin gue sebagai alasan Lo tetep di sini."

"Saya harus pulang. Ada Baginda raja dan ratu yang menunggu saya di sana."

"Beri gue waktu 3 hari. Dan gue janji, setelah 3 hari itu gue bakal serahin buku ini dan biarin Lo pergi."

"Hmm."

"Sekarang gue bakal tunjukin dunia modern ini ke elo." Kirana memamerkan senyum manisnya dengan air mata yang sudah bercucuran membasahi kedua pipi chubby-nya.

"Walau terlambat, gue ucapin selamat datang di dunia modern. Di dunia ini gue yang akan jadi tour guide elo. Dan menunjukkan betapa dunia sudah sangat berkembang," ucapnya dengan semangat menggebu-gebu.

"Tunggu sebentar. Pertama-tama saya tidak suka dipanggil elo-elo, ganti jadi putra mahkota." Kirana menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Yang kedua." Arka menyentuh luka di bibir Kirana dengan lembut.

"Obati dulu lukamu ini," ucap Arka dengan tatapan yang tertuju di bibir mungil itu.

Kirana tak mampu mengucapkan apapun. Ia membeku seketika.

Setelah luka di bibirnya sudah diobati, Kirana menunjukkan berbagai gambar benda-benda modern di ponselnya. Namun yang membuat Arka heran ialah benda pipih yang dipegang Kirana yang menampilkan gambar dengan ajaib.

"Benda apa ini?" Tangan Arka memegang benda itu dengan rasa takjub.

"Ini namanya ponsel, benda ini bisa menghubungi orang yang berada jauh dari sini."

"Saya pinjam benda ini untuk menghubungi Baginda raja dan ratu," ucapnya lugu.

Kirana menepuk jidatnya. "Kalo itu... Nggak bisa," ucapnya sambil menggaruk kepalanya bingung.

"Kenapa tidak bisa?"

"Soalnya, orang yang mau kita hubungi harus punya benda ini juga. Sedangkan Baginda raja dan ratu hidup di waktu yang berbeda. Saat itu benda ini belum tercipta. Paham nggak apa yang gue jelasin?"

"Hmm." Kirana menghela nafas lega karena ternyata Arka cepat paham .

"Putra mahkota, beneran nggak bisa keluar dari kamar ini?"

"Benar, semua cara sudah saya coba. Tapi selalu gagal."

"Padahal gue mau ajak Lo, eh putra mahkota maksudnya, jalan-jalan keliling di luar rumah. Gue mau nunjukkin kalo orang-orang jaman sekarang tidak perlu naik kuda untuk pergi kemana-mana. Karena sudah ada kendaraan yang diciptakan untuk mempermudah manusia seperti sepeda, sepeda motor, mobil, kereta, kapal laut dan pesawat." Kirana mulai menunjukkan gambar yang ada di ponselnya dan menjelaskannya dengan detail.

"Putra mahkota percaya nggak, kalo manusia bisa terbang?"

"Percaya."

"Yah... Kok langsung percaya aja sih. Bilang nggak percaya kek," ucapnya lesu.

"Kenapa saya harus tidak percaya? Padahal banyak hal menakjubkan di sekitar saya. Seperti benda itu." Arka menunjuk lampu dan saklar.

"Hanya dengan menyentuh benda di dinding itu, seluruh ruangan langsung terang seketika. Dan juga benda itu." Arka menunjuk ponsel yang sekarang sedang digenggam Kirana.

Magical Story(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang