🌴🌴🌴Pintu kamar dibuka perlahan, kepala Kirana lebih dulu melongok ke arah dalam kamarnya. Senyum jail gadis itu terbit saat mendapati Arka tengah sibuk membaca bukunya.
Dengan mengendap-endap, gadis itu masuk dengan pelan ia menutup pintu. Jangan sampai Arka yang tengah fokus membaca melihatnya masuk.
Tangan sebelah kirinya yang membawa bungkusan tampak ia sembunyikan dibalik tubuhnya. Rencananya ia akan mengagetkan Arka.
"Kenapa mengendap-endap seperti itu?" Ucap Arka sambil membaca buku.
"Yah... Kok udah liat sih." Tubuh Kirana luruh ke lantai, lemas. Rencananya untuk mengagetkan Arka gagal.
Ternyata Arka sudah lebih dulu melihat aksi hasilnya. Ditutupnya buku yang tengah ia baca berulangkali itu, sampai Arka hafal isi dari buku-buku yang ada di sini. Ia bosan, lebih tepatnya sangat bosan. Sudah berhari-hari ia tinggal di kamar ini tanpa satu kali pun keluar. Ia sekarang tahu bagaimana rasanya di penjara.
Sampai ia iri saat melihat nyamuk bisa keluar masuk dengan bebas dari kamar, tanpa tersetrum sedikitpun. Arka menghela nafasnya kasar, ia lelah. Namun rasa lelahnya dalam kesendirian telah hilang kala sang pemilik kamar pulang dari tempat menuntut ilmu.
Ia begitu penasaran dengan sekolah yang sering Kirana datangi dari pagi hingga siang. Rasa gelisahnya bertambah kala mengingat di sekolah tersebut ada seseorang yang memiliki wajah yang mirip dengan dirinya.
Dan apakah Kirana juga menjaili orang itu?
Arka ingin suatu hari nanti ia bisa ikut Kirana ke sekolah. Bahkan semua buku pelajaran sudah ia pelajari hingga hafal seluruhnya. Itu semua agar ia bisa berbaur dengan teman-teman Kirana di sekolah.
Tapi sepertinya buku-buku yang ada di sini kurang lengkap. Masih banyak hal yang belum ia tahu tentang dunia modern saat ini.
Dilihatnya wajah cemberut Kirana yang justru tampak lucu dan menggemaskan di matanya.
Pria itu bangkit dari duduknya lalu berjongkok di depan Kirana. Dengan lembut Arka mengacak-acak rambut gadis itu gemas.
"Ih... Jangan di acak-acak," sungutnya.
Arka terkekeh geli melihat pipi gadis itu merona seperti tomat. Ditangkupnya kedua pipi tembam Kirana dengan kedua telapak tangannya yang hangat. Pandangan mata mereka bertemu, tiba-tiba wajah Arka semakin mendekat. Jantung Kirana mendadak menggila dibuatnya.
Apa yang akan Arka lakukan?
Dengan perlahan mata Kirana menutup. Tak kuat dipandangi dengan sorot mata dalam. Deru nafas gadis itu tak beraturan. Saat diterpa deru nafas Arka yang semakin dekat.
Otaknya lalu terbayang adegan yang ada di dalam mimpinya saat Arka akan menciumnya kala itu, yang gagal gara-gara ia terjatuh dari ranjang. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, Kirana memonyongkan bibirnya berharap. Adegan gagal itu akan diulang di dunia nyata, dan bukannya di dunia mimpi.
Arka tersenyum jail melihat gadis bodoh itu menutup matanya sambil memonyongkan bibir. Tak berapa lama halnya yang ditunggu tidak terjadi. Justru Arka kini sedang meniupi poninya hingga terbang-terbang ke kiri dan ke kanan. Membelah poninya menjadi dua.
Kirana membuka matanya dengan lebar. Poni kesayangannya jadi acak-acakan gara-gara ditiupi. Bibir Kirana kembali cemberut, pipinya menggembung.
"Ih... Jangan diberantakin poni aku," rengeknya manja. Sekarang ia tidak lagi menggunakan lo-gue ke Arka, karena statusnya sekarang adalah pacar.
Setelah menyebut kata aku. Pipinya semakin merona. Tidak menyangka akhirnya ia mempunyai pacar tahun ini.
"Ada apa dengan bibir kamu?" Kata Arka sok polos.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Story(End)
FantastikBagaimana jadinya jika seorang gadis berusia 17 tahun memiliki jodoh yang umurnya terpaut sangat jauh. Bukan 6 atau 15 tahun, melainkan 1500 tahun. Aneh Kalau penasaran bagaimana mereka bertemu. Silahkan dibaca saja Kisah ajaib ini. Cekidot ________...