7

313 22 1
                                    


                              🥀🥀🥀

Kirana tengah tertidur sambil memeluk kitab itu. Jam sudah menunjukkan pukul tengah malam. Begitu sepi sunyi hanya hembusan nafas Kirana yang terdengar. Angin yang tak tahu dari mana asalnya telah  berputar-putar menghempas apa saja yang ada di kamar gadis itu. Kelambu berayun kesana kemari, buku-buku terombang ambing di udara. Kitab yang ada di pelukan Kirana terlepas dan membuka lembaran demi lembaran dengan cepat. Dan memancarkan cahaya yang sangat terang.

Hembusan angin semakin kencang dan semakin kencang juga lembar-lembar halaman membalik. Hingga suara dentuman yang cukup kencang terdengar memekakkan telinga. Diwaktu bersamaan semua barang yang terombang-ambing terjatuh ke lantai disertai tubuh seseorang yang juga terjatuh tepat di atas kasur.

Duarrr!

Bruk

Suara dentuman itu sampai membuat  tetangga sekitar terbangun dan berhamburan keluar dari rumah masing-masing. Mencari sumber suara dentuman itu, yang mereka kira sebuah meteor jatuh. namun tak ada apapun yang terjadi. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke dalam rumah masing-masing.

Suara dentuman keras itu tak dapat membangunkan tidur pulas Kirana yang seperti orang mati. Tidurnya makin pulas karena tadi sore dia kecapean habis kejar-kejaran dengan Gigi. Kebetulan ibunya tengah bekerja shift malam di pabrik. Jadi tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam kamar gadis itu.

Kirana kini tengah berada di depan gerbang yang tinggi. Dengan rasa penasaran yang sangat tinggi pula hingga Kirana memutuskan untuk masuk ke dalamnya. Gerbang besar itu berderit kala terbuka. Cahaya yang menyilaukan membuat Kirana menutup matanya. Namun kakinya melangkah masuk ke dalam. Satu tangannya menghalau sinar terang itu. Terus berjalan menyusuri jalan setapak hingga cahaya itu mulai meredup dan mata Kirana mulai membuka secara perlahan.

Matanya terbelalak melihat sebuah taman yang indah terbuat dari cokelat. Dari pepohonan hingga bangku taman. Kirana merasa takjub melihat semuanya terbuat dari makanan kesukaannya yang tampak lezat itu. Air liurnya sampai menetes saking senangnya. Kirana mendekat ke arah bunga mawar dan menyentuhnya. Mendekatkan hidungnya dan mencium aroma cokelat yang pekat. Mata Kirana berbinar-binar melihat bunga yang begitu menggoda untuk di makan. Matanya tak sengaja melihat sebuah kolam yang berisi kepingan koin cokelat. Kirana langsung berlari mendekati kolam itu.

Kedua tangannya menggenggam dan memainkan koin-koin cokelat itu dan melemparkannya ke atas. Hingga tampak seperti hujan cokelat. Kirana memekik senang. Berlari kesana kemari kegirangan.

Saking senangnya Kirana sampai menabrak punggung seorang pria yang berdiri di depannya.

"Auwww!" Kirana mundur sambil mengelus-elus jidatnya.

"Maaf, gue nggak sengaja," ucapnya merasa bersalah. Namun tak ada jawaban dari seseorang tersebut.

"Hei, e-elo manusia kan?" Ucapnya ragu-ragu.

"Apa kamu senang melihat ini semua?" Tanya pria yang ada di depannya. Dalam posisi yang sama seperti tadi membelakangi Kirana.

"Seneng, seneng, senenggggggg banget!" Ucapnya sambil merentangkan kedua tangannya. Senyumnya juga sangat lebar begitu bahagia.

"Syukurlah, kalau kamu bahagia. Ini semua aku buat hanya untuk kamu," ucapnya sambil perlahan-lahan membalikkan badannya.

Deg

Mata Kirana hampir saja keluar dari tempatnya saat mengetahui siapa yang ada di depannya. Senyum pria itu terpancar melihat ekspresi Kirana yang melongo. Sangat lucu dan menggemaskan.

Tubuh Kirana membeku seketika, tak mampu mengeluarkan suara sedikitpun. Arka mendekat dan meraih kedua tangan Kirana dan menggenggamnya erat. Matanya memandang lurus kedua mata Kirana.

Magical Story(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang