🌱🌱🌱"Tangan kamu bisa keluar," ucap Kirana sambil memandangi tangan Arka yang bisa melewati ambang pintu tanpa tersetrum.
Pandangan mata Arka tertuju ke arah tangannya yang bisa melewati pintu itu tanpa tersetrum. Seulas senyum terpancar dari bibirnya. Ia begitu bahagia.
Saking bahagianya Arka sampai melepaskan genggaman tangannya di pergelangan tangan Kirana. Dan ia langsung terhempas jatuh ke belakang setelah tersetrum dengan kuat.
"Arka!" Pekik Kirana panik dan langsung menghampiri pria itu.
"Saya tidak pa-pa," ucap Arka menenangkan. Dahinya berkerut dalam. Otak jeniusnya bekerja.
Digenggamnya tangan Kirana, hingga luka di tangannya perlahan hilang tiada bekas. Kirana yang melihat itu mengerutkan dahinya heran. Luka itu sembuh dengan cepat.
"I-itu, bagaimana bisa terjadi?" Tanya Kirana yang syok. Baru pertama kali, gadis itu melihat sesuatu yang ajaib seperti ini. Sangat tidak masuk akal.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, pertemuannya dengan Arka yang sekarang ini sedang bersamanya juga termasuk keajaiban dan tak masuk akal.
"Saya juga tidak tahu, yang pasti kamu dan saya bisa saling menyembuhkan. Seperti sekarang ini."
"Lalu bagaimana tadi tangan kamu bisa keluar? Jelas-jelas itu nyata. Tapi kenapa kamu tersetrum lagi?" Tanya Kirana bingung. Tadi bukan halusinasinya saja kan?
"Bagaimana kalau kita coba lagi?" Seru Arka dengan semangat.
Tapi Kirana justru menggeleng. Gadis itu takut bila tadi hanya salah lihat saja. kasihan kalau Arka harus jatuh dan terluka lagi. Ia sungguh tidak tega.
"Tidak pa-pa. Saya pasti baik-baik saja selama kita saling berpegangan tangan." Arka berusaha menjelaskan kepada Kirana agar gadis itu tidak takut.
"Baiklah, ayo kita coba lagi," seru Kirana semangat. Ia bertekad kalau kali ini Arka bisa keluar rumah ia janji akan membawa dia jalan-jalan. Senyum gadis itu terlihat cantik, mulai menggenggam tangan Arka erat.
Mereka berjalan menuju ambang pintu. Kirana dan Arka saling pandang sesaat. Mereka mengangguk mantap. Genggaman tangannya mengerat. Keduanya berlari menembus lapisan transparan yang dialiri listrik.
Dengan gerakkan slow motion. Keduanya berhasil keluar dari lapisan itu. Saking senangnya, Kirana sampai memeluk erat tubuh besar Arka. Dengan senyuman yang terpancar dari bibirnya. Keduanya begitu bahagia.
Mereka kembali lagi ke dalam kamar menunggu hingga malam tiba. Senyum Kirana terus mengembang, ia dengan semangat menyerahkan bungkusan dari Gigi. Yang isinya berbagai macam makanan ringan dan tak lupa coklat kesukaannya.
Tadi sepulang sekolah, Gigi minta ditemani ke minimarket dekat sekolah. Kirana sampai terheran-heran dibuatnya. Biasanya stok makanan ringan di rumah Gigi tidak pernah habis, apalagi Gigi mengambil makanan ringan itu sangat banyak.
Keranjang yang ia pegang sudah tidak bisa menampung makanan ringan itu lagi. Berbagai makanan dan minuman masuk begitu saja.
Lalu dengan entengnya Gigi membayar semuanya dengan uang yang sangat banyak. Jumlah uang itu setara dengan uang jajannya dalam satu bulan. Kirana sampai mengelus dadanya. Syok berat.
Setelah keluar dari minimarket itu, tiba-tiba Gigi menyerahkan bungkusan itu kepada Kirana. Membuat gadis itu kebingungan.
"Nih ambil," perintah Gigi.
"Apa?" Tanya Kirana bingung.
"Buat Lo," jawab Gigi sambil menyodorkan bungkusan itu di depan Kirana yang tak juga diambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Story(End)
Viễn tưởngBagaimana jadinya jika seorang gadis berusia 17 tahun memiliki jodoh yang umurnya terpaut sangat jauh. Bukan 6 atau 15 tahun, melainkan 1500 tahun. Aneh Kalau penasaran bagaimana mereka bertemu. Silahkan dibaca saja Kisah ajaib ini. Cekidot ________...