6

314 21 0
                                    


                              ☘️☘️☘️

Seperti yang diungkapkan Kirana tadi pagi, jika sepulang sekolah ia akan ikut ke rumah Gigi untuk membantu mendekorasi. Mobil ber-AC yang ditumpanginya sangat nyaman, membuat rasa gerahnya hilang seketika. Kirana mulai berkhayal jika dia menjadi anak orang kaya, pulang pergi selalu dijemput mobil mewah. Kulitnya pasti putih, tidak seperti sekarang yang agak gelap. Bagaimana tidak gelap, jika setiap hari harus naik sepeda pulang pergi. Mau pakai sunblock, mau beli pakai apa? Daun! Ia hanya mengandalkan sweater buluk untuk menutupi kulitnya dari terik matahari.

Asyik berkhayal hingga tanpa sadar mobil itu sudah berhenti di sebuah rumah besar bertingkat. Gigi lebih dulu keluar dari mobil dan disusul dirinya. Memasuki ruang tamu Kirana tak henti-hentinya untuk berdecak kagum. Padahal dia sudah sering datang ke rumah ini. Tapi selalu saja dia mengagumi setiap sudut rumah megah ini yang selalu berganti perabotan jika mamanya Gigi sudah bosan. Hingga Kirana selalu terpukau dengan perubahan-perubahannya.

Memasuki kamar Gigi, Kirana langsung menghempaskan tubuhnya di kasur empuk. Kapan lagi tidur di kasur super empuk kalau bukan sekarang. Gigi pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Pintu kamar mandi terbuka, Gigi sudah berganti pakaian dengan wajah segar.

"Ana, Lo mau pakai baju yang mana?" Tanya Gigi bingung saat melihat isi lemarinya. Kepalanya menengok ke arah Kirana yang sedang berguling-guling di atas kasurnya.

"Yang mana aja," jawabnya bingung juga saat melihat isi pakaian Gigi sangat banyak.

"Ya udah pake ini aja," ucap Gigi sambil menyodorkan kaos oblong dan hotpants diatas lutut.

"Oke," jawab Kirana sambil menyambar pakaian itu. Ia buru-buru masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Sebelum memulai mendekorasi, Kirana dan Gigi tengah duduk di meja makan untuk mengisi tenaga. Inilah yang selalu dinanti Kirana saat main ke rumah Gigi. Makanan yang dibawa para pelayan sudah tersaji di atas meja. Berbagai lauk dari sayur sampai daging semuanya ada di sana. Ia kadang heran, padahal yang makan hanya kami berdua tapi lauk yang di sajikan sangat banyak. Ini baru rejeki anak Solehah mumpung gratis Kirana makan dengan lahap. Untuk memperbaiki gizinya. Jarang-jarang ia makan dengan lauk daging, yang ada selalu tahu dan tempe.

Gigi sampai geleng-geleng melihat cara makan Kirana yang seperti tidak makan tiga hari. Kirana sampai mengelus perutnya karena kekenyangan. Selesai makan Gigi mengajak Kirana ke kolam renang, tempat yang akan dilaksanakan untuk  pesta ulang tahunnya. Kirana sampai melongo dibuatnya, terdapat sebuah panggung dengan dekorasi yang sangat cantik. Apanya yang harus Kirana dekor, kalau semuanya sudah selesai.

"Gue bantuin apaan nih?" Gigi tampak bingung melihat semuanya sudah terselesaikan. Lalu matanya tak sengaja melihat balon-balon yang belum ditiup.

"Nah, elo tiupin tuh balon." Gigi menunjuk balon di atas meja.

"Oke, itu mah gampang," ucap Kirana menghampiri meja itu dan mulai meniup balon satu persatu.

Gigi pergi mencari mbok Darmi di dapur. "Mbok, tolong buku-buku di dalam kardus yang ada di kamar, di bongkar terus masukin ke rak buku."

"Iya, non." Gigi mulai menghubungi desainer dan menanyakan gaun pesanannya.

Setelah berada di kamar Gigi, mbok Darmi mulai membuka kardus dan memasukannya ke dalam rak buku satu persatu. Namun ada satu buku yang tampak buluk dan rusak. Merasa  buku itu tidak layak maka mbok Darmi memutuskan untuk membuangnya ke tempat sampah.

Satu jam lebih yang dibutuhkan oleh Kirana untuk menyelesaikan semua balon-balon itu. Mulutnya pegal meniupi semua balon.

"Na, kenapa Lo?" Tanya Gigi saat melihat mulut Kirana yang  digerak-gerakkan.

Magical Story(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang