10

246 13 0
                                    

                            💓💓💓

Glek

Kirana menelan salivanya dengan susah payah melihat tatapan tajam yang dilayangkan oleh putra mahkota.  Tak ingin ketahuan jika dirinya sedang ketakutan, Kirana membusungkan dadanya dan memasang muka songong. Namun tak lama kemudian Kirana terkikik geli melihat posisi putra mahkota yang meringkuk di dalam lemari yang sempit. Tubuhnya yang besar terjepit dinding lemari. Tangannya berpegangan di pinggiran lemari dan mencoba menarik tubuhnya keluar. Namun tidak berhasil. Kirana meringis.

Beberapa kali percobaan namun selalu gagal. Bisa saja putra mahkota menghancurkan lemari ini dengan sekali sentak. Tapi ia masih tahu diri bahwa gadis jorok ini telah menyelamatkannya. Bukannya membantu, yang ada Kirana menonton sambil menahan tawa. Tak kuat lagi menahannya hingga gadis itu menyemburkan air liurnya lalu tertawa kencang-kencang sampai mengeluarkan air mata di kedua sudut matanya.

Kirana tertawa sambil memegangi perutnya yang kram. Membuat putra mahkota menggeram marah. Tak pernah ada rakyatnya yang menertawakannya sampai seperti itu selama ini. Bila pun ada, orang tersebut dipastikan akan dihukum pancung di tengah-tengah alun-alun kota dan disaksikan oleh warga sebagai pembelajaran agar tidak ada lagi yang berani menghina anggota kerajaan.

Suara geramannya tertutupi oleh suara tawa Kirana yang menggelegar. Membuat Nanik berlarian menghampiri kamar putrinya dengan kesal.

Tok... Tok.... Tok.....

"Kirana diem! Jangan ketawa kenceng-kenceng, ibu mau tidur tadi malem kan ibu nggak tidur." Suara Nanik di balik pintu.

"Oops, sorry Bu, kelepasan!" Kirana meringis sambil menutup mulutnya.

Suara langkah kaki ibunya sudah menjauh. Kirana menghela nafasnya.

"Untung ibu nggak curiga." Tangannya mengusap dadanya lega.

"Ehemm." Suara deheman putra mahkota yang memberi kode jika dirinya membutuhkan bantuan tapi gengsi.

Namun Kirana yang diberi kode justru masih terkikik kecil sambil menutup mulutnya tak perduli.

"Ehemm." Dehemnya sekali lagi.

"Cepat bantu saya keluar dari lemari ini." Suara putra mahkota datar mempertahankan harga dirinya.

"Keluar aja sendiri, Emang enak kejepit, wlek," ucap Kirana mengejek sambil memeletkan lidahnya.

Geraman kembali terdengar. Gadis itu malah cuek seolah-olah tak mendengar apapun. Bukannya takut yang ada Kirana merasa sangat marah. Karena selama ini ia telah ditipu habis-habisan oleh tampang malaikatnya. Dan justru dibalik wajah malaikat itu ada sosok devil yang tega mencekik lehernya.

"Cepat keluarkan saya dari tempat ini!" Ucapnya mulai geram. Gadis itu sangat kurang ajar telah membantah perintah seorang putra mahkota.

"Sorry menyori everybody, gue nggak mau bantuin elo, sebelum elo ucapin kata tolong," ucapnya songong sambil bersedekap di dada mengamati pria itu.

Geraman kembali terdengar dari putra mahkota yang merasa terhina. Seorang putra mahkota yang selalu hidup dengan fasilitas kerajaan tak pernah mengucapkan kata itu kepada siapapun. Apalagi kepada gadis jorok dan miskin.

Namun lama kelamaan tubuhnya sudah sangat pegal terjepit di dalam sini cukup lama. Niatnya ingin menghancurkan lemari kecil ini dengan sekali sentak gagal dan hanya tinggal wacana.

"Ehemm." Deheman untuk membantu melegakan tenggorokannya yang serak. Satu kata itu sangat berat terucap dari mulut putra mahkota.

Kali ini dengan sangat terpaksa putra mahkota merendahkan harga dirinya demi bisa keluar dari lemari sialan ini.

Magical Story(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang