14

160 14 0
                                    


                             💗💗💗

Kirana begitu terkejut saat mendapati Arka masih ada di dalam kamarnya dengan pakaian yang sama.

"Elo kok masih di sini! Sana pulang!" Usir Kirana geram.

Gadis itu meletakkan tasnya di meja belajar lalu menghampiri Arka yang masih setia dengan bukunya.

"Saya tidak bisa keluar," ucapnya datar.

Memang pada kenyataannya Arka tak dapat melewati pintu kamar. Seperti ada sebuah pelindung tak kasat mata yang menghalanginya untuk keluar.

Kirana berdecih.

Gadis itu tampak makin geram dengan akting pria tampan di depannya itu.

"Dia pikir gue goblok kali ya?! Nggak bisa keluar katanya. Lalu yang gue lihat di sekolah tadi siapa? Kembarannya? Atau itu semua cuman imajinasi gue doang" batin Kirana.

"Bo'ong banget Lo, nggak bisa keluar," ujar Kirana sambil mengambil paksa buku matematikanya yang ada di genggaman Arka.

Pria itu lantas berdiri dengan raut kesal setengah mati. Ia sedari kemarin terkurung di dalam kamar ini. Dan di tambah ia tidak bisa berganti pakaian karena tak ada satupun pakaian yang bisa ia kenakan.

Lalu sekarang ia justru dianggap pembohong. Padahal dengan jelas sejak kemarin ia mencoba untuk keluar tapi selalu gagal. Terpental jatuh saat tubuhnya di ambang pintu. Sepertinya gadis itu seorang penyihir yang sengaja mengurungnya dengan maksud tertentu. Semua buku yang ada disini sudah ia baca. Hanya untuk mencari petunjuk agar dirinya bisa keluar dari rumah penyihir ini dan kembali ke kerajaannya.

Namun tak ada satupun buku yang bisa dia gunakan sebagai petunjuk agar sihir itu lenyap.

Lalu dengan tidak malunya gadis itu menuduhnya berkata bohong. Padahal jelas-jelas dirinyalah yang sedang berbohong. Dan selalu menyuruhnya pulang.

Karena tak ada tanggapan, Kirana menyeretnya dengan tenaga penuh bahkan mendorong tubuh jangkung itu menuju ke arah pintu.

Saat pria itu berada di ambang pintu ia justru terpental. Jatuh tersungkur di atas lantai. Lagi-lagi Kirana berdecih. Gadis itu muak melihat akting Arka yang sok terpental seperti ada yang mendorongnya. Namun pada kenyataannya tak ada apapun yang menghalanginya. Pintu itu terbuka lebar.

"Sumpah gue capek lihat kekonyolan Lo," ujar Kirana jengah.

Tak terima dianggap lelucon. Arka maju dan menerjang lalu jatuh lagi seperti tadi. Berkali-kali ia lakukan itu sampai badannya sakit karena bukan hanya dorongan yang dia dapat melainkan setruman.

"Lo kenapa sih?" Tanya Kirana heran.

Kirana melangkah ke ambang pintu dan mengibas-ibaskan tangannya di sana namun tak ada apapun yang terjadi.

"Lihat, nggak ada apa-apa!" Kirana bahkan keluar masuk dengan mudah.

"Tentu saja kamu bisa dengan mudah keluar masuk."

"Apa maksud Lo?"

Arka berdecih lalu berkata, "karena kamu yang menciptakan sihir itu agar saya tidak bisa keluar."

"Sihir?" Kirana melongo.

"Lo keluar sekarang juga! Gue bener-bener kesel sama elo!" Tarikan kuat yang dilakukan Kirana mendorong kembali tubuh besar itu ke ambang pintu.

Arka mencoba bertahan di ambang pintu dengan sekuat tenaga berdiri saat mendapat dorongan dan sengatan listrik yang kuat. Kilatan-kilatan aliran listrik terlihat menyambar ke seluruh tubuh. Hingga Kirana memekik ketakutan saat melihat tubuh seseorang tersengat listrik yang entah dari mana datangnya.

Magical Story(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang