Perlahan-lahan tubuh Waru yang tertancap pedang mulai hancur menjadi debu. Kirana dan Gigi tersenyum lega karena Arka berhasil membunuh pria tua itu.
Di saat Kirana hendak memanggil Arka, tiba-tiba secara perlahan-lahan tubuhnya mulai memudar. Kirana terkejut. Karena bukan hanya dirinya saja yang memudar tapi Gigi juga. Namun tidak dengan Arka.
"Kirana!" pekik Arka panik. Pria itu menghampiri Kirana dan memeluk tubuh gadis itu supaya tidak memudar. Namun sayang, usahanya sia-sia.
"Kayaknya kita harus berpisah Arka," ujar Kirana dengan nada lirih.
"Tidak! Saya tidak akan membiarkan itu terjadi," ujar Arka dengan tegas sambil memeluk tubuh Kirana semakin erat.
"Aku harap kamu bahagia di sini tanpa aku," ujar Kirana dengan dada terasa sesak.
"Jangan katakan itu!"
"Dan kamu harus lupain aku secepatnya."
"Saya bilang jangan katakan itu!" bentak Arka yang tidak mau berpisah dengan Kirana.
"I love you," bisik Kirana sedetik sebelum ia benar-benar menghilang.
Kini Arka memeluk udara kosong seraya meneteskan air mata.
*Masa depan*
"Kir! Kirana! Bangun!" teriak wanita paruh baya seraya menggedor pintu kencang-kencang.
"Bangun! Udah jam berapa ini?!"
"Iya Bu!" sahut Kirana sambil menendang selimut hingga jatuh ke lantai.
"Hah! Udah siang, mati gue!" pekik Kirana gelagapan mencari handuk dan langsung masuk ke kamar mandi. Lima menit kemudian gadis itu telah berganti pakaiannya dengan seragam sekolah.
Tap! Tap! Tap!
Kirana berlari menuruni tangga dengan secepat kilat. Bahkan gadis itu tidak ada waktu untuk mencium tangan ibunya. Disambarnya sepeda yang terparkir di depan rumah lalu mengayuhnya dengan kecepatan tinggi menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah gadis itu lalu memarkirkan sepedanya di tempat biasa. Suasana sekolah begitu tenang, tidak ada gerombolan gadis-gadis di depan gerbang seperti sebelumnya. Lantaran waktu kembali ke sebelum Arka palsu datang. Bahkan Kirana dan semua orang yang ada di sekolah tidak ada yang mengingat kejadian itu. Semuanya kembali normal.
Gigi pun sudah kehilangan kekuatannya dan menjadi gadis biasa saja.
"Bak!" teriak Kirana sambil memegang bahu Gigi dari belakang dan sukses membuat Gigi terkejut sampai menjatuhkan buku yang dipegangnya.
"Kirana!" pekik Gigi dengan kencang.
"Untung yang gue pegang buku, gimana kalo hp gue, bisa ancur," gerutu Gigi sambil memungut buku yang terjatuh di lantai.
"Tinggal beli lagi, apa susahnya sih? Elo kan anak orang kaya," ujar Kirana dengan santainya.
"Bener juga ya," sahut Gigi menyadari betapa mudahnya ia membeli ponsel baru.
"Kesiangan Lo?" tanya Gigi.
"Iya, habisnya gue ngimpi panjang banget, tapi gue lupa ngimpi apaan," sahut Kirana sambil menggaruk kepalanya.
Tiba-tiba Gigi menutup hidungnya sambil mengamati Kirana dari atas kepala sampai kaki.
"Kenapa Lo?" tanya Kirana kebingungan sambil mengerutkan keningnya.
"Elo nggak mandi ya?" tebak Gigi tepat sasaran. Dengan cepat Kirana membekap mulut Gigi supaya tidak berbicara lebih banyak lagi. Kirana mengamati teman-teman sekelasnya. Untung saja tidak ada yang mendengar perkataan Gigi barusan, bisa malu dia kalau sampai ketahuan teman-teman sekelasnya kalau ia tidak mandi pagi ini.
"Elo kok tau gue nggak mandi?" bisik Kirana takut teman-temannya mendengar ucapannya.
"Gue tau banget kalo elo tiba-tiba wangi banget berarti tandanya elo nggak mandi," ujar Gigi.
"Apalagi masih ada belek di mata Lo," lanjut Gigi sambil menunjuk menggunakan dagunya.
"Sumpah lo?" tanya Kirana panik. Cepat-cepat gadis itu mengambil cermin di atas meja Gigi lalu membersihkan kedua matanya.
Tiba-tiba bel masuk berbunyi nyaring. Kirana langsung mendudukkan pantat di kursi sambil melepas tasnya.
Tak berapa lama seorang guru wanita masuk ke dalam kelas.
"Pagi anak-anak."
"Pagi Bu!" seru seisi kelas dengan kompak.
"Hari ini ada sesuatu yang spesial," ujar guru wanita itu.
"Pasti ulangan kan Bu," tebak salah satu murid yang duduk di belakang. Pasalnya setiap kali guru wanita itu mengatakan 'spesial' pasti akan diadakan ulangan mendadak.
"Kali ini tidak," sahut guru tersebut.
Kirana mengembuskan nafas lega. Baru juga sampai, bahkan nyawanya saja masih belum terkumpul sepenuhnya. Dan bagaimana jadinya kalau tiba-tiba diadakan ulangan mendadak. Bisa-bisa ia mendapatkan nilai nol. Semua ini gara-gara ia bangun terlambat. Entah mimpi apa yang telah membuatnya bangun kesiangan. Dan sialnya ia tidak mengingatnya sama sekali. Saking terasa nyata mimpinya, sampai-sampai seluruh tubuhnya pun terasa pegal-pegal setelah bangun tidur. Rasanya seperti habis lari maraton keliling kota Jakarta lima kali.
"Hari ini kalian kedatangan teman baru, dia pindahan dari sekolah Bakti Nusa Bangsa."
"Cewek atau cowok Bu?!" tanya cowok yang duduk di pojok dengan semangat.
"Cowok," sahut guru tersebut.
"Yah! Cowok," ujarnya dengan lemas.
"Asik cowok!" pekik gadis-gadis dengan semangat.
"Ganteng nggak Bu?" tanya salah satu gadis dengan semangat tinggi.
"Kalian lihat aja sendiri."
"Semoga orangnya jelek, cupu, kurus dan item," ujar cowok yang duduk di belakang.
"Silakan masuk," ujar guru bernama Tia.
Tak berapa lama masuklah cowok tinggi, berkulit putih bersih dengan rahang tegas, dan tatapan tajam bak mata elang. Cowok itu benar-benar tampan bahkan melebihi standar ketampanan cowok-cowok di sekolah ini.
Seketika gadis-gadis di dalam kelas berteriak heboh, sementara para laki-laki diam dengan tatapan tak percaya.
Di saat semua gadis di kelas itu heboh, namun berbeda dengan reaksi Kirana. Gadis itu justru menatap murid pindahan baru itu dengan kening berkerut.
"Gue kayak kenal cowok itu, tapi gue yakin banget nggak pernah ketemu sebelumya," batin Kirana masih menatap wajah cowok itu dengan keheranan.
"Nama saya Arka Kellan Handoko, saya pindahan dari sekolah Bakti Nusa Bangsa, salam kenal," ujar Arka dengan nada datar dan gaya cool yang mencuri perhatian banyak kaum hawa.
"Silakan duduk di kursi kosong sebelah sana," ujar Bu Tia seraya menunjuk meja kosong di sebelah Kirana.
Arka menoleh ke arah Kirana lalu tersenyum manis.
Deg!
Jantung Kirana tiba-tiba berdetak kencang.
***
22 Mei 2022

KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Story(End)
FantasyBagaimana jadinya jika seorang gadis berusia 17 tahun memiliki jodoh yang umurnya terpaut sangat jauh. Bukan 6 atau 15 tahun, melainkan 1500 tahun. Aneh Kalau penasaran bagaimana mereka bertemu. Silahkan dibaca saja Kisah ajaib ini. Cekidot ________...