BAB 2 - [penguntit]

18.3K 1.6K 38
                                    

Setelah mobil Beomgyu menghilang, decitan gerbang manandakan bahwa Jaemin masuk ke dalam mansion. Langkah nya terhenti di ambang pintu, memandang ruang tamu yang di penuhi 5 orang.

Kenzo beserta kedua orang tua nya datang, hendak membicarakan rencana pertunangan putra putri mereka. Jaemin berjalan mendekat hanya sekedar menyapa saja.

Karina, ibu Kenzo mendekapnya erat. Wanita paruh baya itu menganggap Jaemin seperti anak kandung nya sendiri. Keinginan melihat Jaemin menyandang sebagai menantu harus di pendam nya kini. Mengingat Kenzo harus mempertanggung jawab kan perbuatannya terhadap Belle.

"Jaemin, kau baru pulang?" Tanya Belle basa basi. Mencairkan suasana yang terjadi.

Karina melepas pelukannya. Membiarkan Jaemin menjawab pertanyaan Belle, "ya, seperti yang kau lihat" jawab Jaemin acuh, tahu maksud dari Belle.

"Besok, aku dan Kenzo akan membeli cincin pertunangan, kau mau ikut?" Tawar Belle.

Semua orang tak terkecuali Kenzo sendiri terkejut bukan main. Apalagi saat melihat senyum Jaemin, mereka kasihan sekaligus meresa bersalah.

"Tentu, jam berapa kalian pergi?" Jaemin bertanya dengan diselingi senyum tipis. Siapa sangka, kedua tangannya mengepal erat hingga kuku nya memutih. Jaemin merasa sakit sekaligus sesak di dadanya setelah mendengar pertunangan pria yang dicintainya sudah di tetapkan.

Hening sejenak, sebelum akhirnya Jaemin kembali membuka suara, "kabari aku jika kalian sudah menentukan waktunya, aku akan beristirahat di kamar, permisi!" Pamit Jaemin berjalan santai menaiki tangga.

¤¤¤¤¤¤¤¤

Foto seorang pengusaha terkenal asal Amerika turun dari jet pribadi di bandara kota London menjadi brita sensasional, malam ini.

Terlihat jelas, sosok Jeno menuruni Garbarata dengan memakai kacamata hitam. Foto tersebut menjadi pencarian terpopuler.

Semua orang tau Jeno anti memperlihatkan diri dihadapan publik. Ucapkan selamat tinggal pada paparazi yang memotretkan tanpa izin, karena cepat atau lambat dia akan menghilang bak di telan bumi.

"Antarkan aku ke perusahaan!" Ujar Jeno tanpa melirik.

"Pergilah!" Seorang bodyguard langsung undur diri menyiapkan mobil di halaman depan.

Mark merupakan orang kedua yang mereka takuti selain Jeno. Sikap diam dan tenangnya Mark hanya sebagai kedok untuk menyembunyikan kekejaman yang amat mengerikan.

Mark membunuh mereka yang berani menganggu bosnya dengan keji, tanpa meninggalkan jejak yang akan menjerumuskannya ke dalam jeruji besi. Pekerjaan Mark selalu rapi dan bersih.

"Sir, anda tak ingin rehat sebentar?" Jeno mengernyit, menatap Mark sekilas.

"Aku segera ingin menyelesaikan urusanku dan segera menjemput Jaemin pergi. Kalau kau lelah pergi dan istirahat di kamar hotel. Tapi besok, serahkan surat pengunduranmu!"

"Baik sir. Saya akan menulis surat pengunduran diri saya dengan penuh cinta. Akhirnya saya bebas dari segala masalah. Melelahkan sekali menjadi sekretaris anda, Sir" langkah Jeno terhenti, matanya menajam.

"Hari dimana kau menyerahkan surat pengunduran diri mu, maka di hari yang sama pula, kau akan melihat dunia ini untuk yang terakhir kali nya!" Seru Jeno dingin, penuh dengan ancaman.

Mark meneguk saliva nya kasar.

"Besok aku ingin mengikuti, Jaemin. Jadi semua urusan kantor harus di selesaikan hari ini!"

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang