BAB 17 - [Twelisa Ainsley Avengel]

10.2K 844 69
                                    

*sorry for typo
"Maafkan ayah na, selama ini ayah telah menyakiti mu. Menganggapmu sebagai anak pembawa sial, ayah bahkan memukulmu."

"Balas ayah na, pukul ayah sama seperti ayah memukul mu!" Siwon meraih dan menuntun tangan Jaemin untuk menampar pipi nya. Namun Jaemin menepis tangan sang ayah.

Melihat keadaan Siwon dan Belle sekarang membuat Jaemin sedih, pasalnya kehidupan mereka jauh dari kata sempurna. Menyedihkan, entah apa yang Jeno lakukan sampai membuat keluarga menjadi seperti gembel.

"Ayah, aku sudah memaafkan mu bahkan jauh sebelum kau meminta maaf kepada ku. Sebesar apapun kebencian ku terhadap mu, tetap saja, rasa hormat dan cinta ku mengalahkan segala nya." Balas Jaemin lembut, membuat Siwon tersenyum. Tidak menyangka Jaemin akan memaafkan nya dalam jangka waktu secepat ini.

"Berapa usia kandungan mu, na?" Tanya Siwon sambil melihat perut buncit Jaemin.

"Bulan ini memasuki usia ke sembilan, dan dokter memprediksi kemungkinan besar aku akan melahirkan." Jawab Jaemin seraya mengusap perut nya dengan kasih sayang.

"Lalu, apakah Mr. Gonzales memperlakukan mu dengan baik?" Tanya Siwon.

Hening sejenak, Jaemin menundukkan kepala. Menatap lantai keramik yang ia pijak, bingung harus menjawab apa. "Ayah, biarkan Jaemin istirahat" Stefan menyahut. Menyuruh Belle membawa Jaemin pergi.

"Na, aku akan mengantar mu ke kamar. Istirahat lah!" Ajak Belle, menarik lembut pergelangan tangan Jaemin.

Jaemin hanya diam mengikuti langkah Belle. Sedangkan Stefan duduk di ruang tamu bersama Siwon, mulai menceritakan semua yang Stefan tahu.

Belle mengajak Jaemin untuk masuk ke dalam kamarnya, karena kamar Jaemin masih dalam perbaikan. Di atas tempat tidur terdapat anak kecil berusia satu setengah tahun tengah tertidur pulas. Jaemin duduk di pinggiran kasur, mendekat dan menatap intens anak kecil itu. Sangat cantik, kulit seputih salju, bulu mata yang lentik, dan hidung mancung.

"Apa dia perempuan?" Tanya Jaemin, Belle mengangguk dan ikut duduk di samping tempat tidur yang kosong.

"Siapa nama nya kak?"

"Namanya, Twelisa Ainsley Avengel." Jaemin mengernyitkan dahi. Tidak ada marga keluarga Kenzo. Seketika Jaemin teringat ucapan Stefan semalam. Belle membuka usaha sekarang, lalu apa Kenzo tidak menafkahi Belle.

"Kau tidak menambahkan marga Kenzo dalam namanya kak?" Raut muka Belle berubah masam. Belle tertawa canggung, malu untuk mengatakan kebenaran

"Kata Stefan kau bekerja sekarang, dimana Kenzo? Apa dia tidak menafkahi mu?" Jaemin membanjiri Belle dengan berbagai macam pertanyaan. Belle merasa terpojok, tubuh nya bergetar hebat.

"Sebelum aku bercerita, aku ingin minta maaf pada mu Na" Belle menundukkan kepala, merasa bersalah sudah menyakiti hati Jaemin selama ini.

"Tidak papa kak, semua itu sudah berlalu." Jaemin meyakinkan. Jaemin semakin penasaran dengan cerita Belle.

"Sebenarnya....."

"Sebenarnya, Kenzo bukan ayah kandung Twelisa. Malam dimana aku memberi Kenzo obat perangsang, ternyata aku sendiri yang minum minuman itu karena tidak tahan dengan gairah. Aku mengajak sembarang pria untuk tidur dengan ku." Belle menjelaskan.

Belle merasa bahwa nilai kebodohan yang sesungguh nya adalah dirinya sendiri. Jaemin tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban atas permintaan maaf kakaknya.

"Kenzo tau tentang kebenaran ini?" Belle mengangguk lemah.

"Aku bercerai dengan Kenzo tepat dimalam pertama kami!" Ucap Belle.

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang