BAB 16 - [pelukan pertama]

10.7K 876 21
                                    

*sorry for typo
Ayah minta maaf?

Secepat ini, tidak mungkin. Kalaupun benar mereka ingin minta maaf, semua sudah terlambat. Jaemin bahkan mengandung sekarang.

"Benarkah?" Tanya Jaemin diakhiri tawa renyah. Tidak percaya jika keluarganya menyesali semua perbuatannya. Kenapa baru sekarang, saat semua kemalangan menimpah.

"Ya, Na. Asal kau tau, perusahaan ayah sudah bangkrut. Belle harus bekerja kesana kemari demi menghidupi keluarga. Ayah juga sakit-sakitan. Dia selalu memanggil nama mu dalam tidur nya." Stefan menceritakan keadaan keluarga setelah Jeno menghancurkan semua nya.

"Kau ingin tau, kenapa ayah menganggap mu anak pembawa sial?" Jaemin mengangguk, menatap Stefan penasaran. Berharap mendapat jawaban.

"Karena salah paham, baca ini!" Stefan menyerahkan sebuah kertas kecoklatan. Dengan tulisan tangan yang memudar.

Aku yakin, saat kau membaca surat ini aku sudah tiada. Dokter bilang kandungan ku sangat lemah, kemungkinan hanya 10% harapan untuk kehidupan ku. Meskipun aku sudah tidak ada, aku mohon perlakukan Jaemin sama seperti anak kita yang lain. Berikan dia kasih sayang yang sama, Jaemin adalah darah daging mu. Aku tidak pernah mengkhianati mu. Kau akan percaya setelah melihat hasil tes DNA ini. Aku diam-diam melakukan tes ini agar kau tidak meragukan ku. Jadi, sayangilah dia seperti anak kita yang lain. Jaemin bukan anak haram seperti apa yang kau pikirkan.

Yoona, istrimu.

Jaemin menjatuhkan kertas tersebut. Jadi selama ini ayah membenci nya karena mengira bahwa Jaemin adalah anak hubungan gelap bunda nya.

"Pulang lah Na, aku yakin mereka akan menyambut mu dengan sepenuh hati. Ayah dan Belle merasa bersalah kepadamu. Kau tau, setelah aku memberikan surat dan hasil tes DNA ini ayah menangis. Menyesal sudah memperlakukan mu seperti sampah" Stefan meyakinkan Jaemim. Namun lelaki cantik itu tak menanggapi. Diam dan berpikir.

"Lalu apa yang membuat perusahaan ayah bangkrut, kak?" Tanya Jaemin. Itu berarti pengorbanan nya selama ini tidak membuahkan hasil. Dan berakhir dengan hasil yang sama, yaitu kebangkrutan. 

"Jeno membuat perusahaan kita bangkrut, na. Aku rasa Jeno ingin membalas semua perbuatan jahat ayah dan Belle kepada mu!"

Tunggu, jika hasil nya sama. Tau begitu Jaemin tidak akan menandatangani dokumen pernikahan itu. Namun tidak dapat dipungkiri, Jaemin sedikit tersentuh dengan perbuatan Jeno.

Cukup jelas bukan, betapa besar dan tulusnya cinta Jeno. Ini merupakan bukti dari perasaan tulus nya itu.

"Lalu surat itu, dimana kau menemukannya?"

"Di lemari bunda."

"Kau mau pulang kan, Na?" Stefan menangkup pipi Jaemin. Masih meyakinkan, Stefan percaya begitu Jaemin melihat rasa bersalah di mata Belle dan Siwon. Jaemin akan luluh dan memaafkan mereka. Stefan tau benar, apa dan bagaimana sifat adek nya ini.

"Kapan aku harus pergi? Usia kandungan ku sudah delapan bulan, dan akan berusia sembilan bulan. Apa tidak papa?"

"Aku membawa dokter dan pesawat pribadi, aku rasa semua akan baik-baik saja." Sedikit egois, tapi Jaemin juga menginginkan hal ini. Dimana dia bisa melahirkan dengan di temani seluruh keluarga nya.

"Baiklah, aku akan berkemas. Tapi, kau ikut dengan kami kan?" Beralih pada Beomgyu kini. Tidak mungkin Jaemin meninggalkan Beomgyu sendiri.

"Tidak kak, aku harus kembali ke Valencia untuk sementara waktu." Lagi pula sudah lama juga Beomgyu tidak bertemu dengan ayah nya. Beomgyu merindukan sosok pria tua itu.

Di Valencia Beomgyu tinggal bersama ayah nya waktu Beomgyu berusia 6 tahun, ibu nya lari bersama laki-laki lain.

"Kalau begitu kalian bersiaplah. Aku akan mengantar mu setelah mengantarkan Nana" Beomgyu mengangguk. Kemudian masuk ke dalan kamar untuk packing pakaian.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Selesai packing pakaian, Jaemin dan Beomgyu keluar secara serempak. Dua orang pria berbadan besar menunggu di depan rumah. Bergegas mereka meraih dua koper itu dan memasukkan nya ke dalam bagasi mobil.

"Kau yakin kak Nana tidak akan kenapa-napa?" Beomgyu cemas. Pasalnya kandungan Jaemin sudah besar. Jaemin bisa melahirkan kapan pun itu. Sedihnya, Beomgyu tidak bisa menemani Jaemin di momen spesial itu.

Padahal Beomgyu sudah bekerja keras dalam menjaga kesehatan Jaemin, terutama kesehatan kandungannya.

"Jangan khawatir, Gyu. Aku membawa dokter pribadi, dia akan menemani kita di sepanjang perjalanan ini!" Yakin Stefan.

Jaemin meraih kedua tangan Beomgyu dan tersenyum lembut, "jangan khawatir, aku tidak akan kenapa-napa. Aku akan melahirkan anak ini di kota kelahiran ku, kau harus datang ya nanti" ikut menyahut. Berusaha menghilangkan rasa cemas yang menyelubungi hati Beomgyu.

"Itu sudah pasti kak, aku akan datang meskipun sedikit terlambat." Balas Beomgyu, lalu memeluk Jaemin erat.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Satu hari penuh mereka berada di pesawat. Akhirnya mereka tiba juga di bandara London. Sudah lama dia tidak menghirup udara di kota kelahirannya. Pandangannya menangkap seorang wanita yang tengah melambaikan tangan. Dia juga membawa seorang bayi di gendongannya. Wanita itu adalah Belle, dia datang untuk menjemput mereka.

"Welcome Jaemin, kau apa kabar?" Tanya Belle dengan lembut, berbeda dengan dulu yang selalu galak dan sinis. Sekarang Belle terlihat lebih baik dan lembut. Hanya penampilannya sedikit berantakan, badan kurus dan wajah kusam. Tetap saja, itu semua tidak mengurangi kecantikan kakaknya.

Belle mengangguk, memeluk singkat Jaemin. Dia mengeluarkan air matanya, tapi kali ini bukan lah air mata buaya. Namun tulus dari hati dan Jaemin bisa melihat itu.

"Aku baik-baik saja kak. Kau sudah punya anak, siapa namanya?" Pandangannya tertuju pada bayi imut di gendongan Belle.

Belle tersenyum, "lanjutkan bicaranya nanti, kau sedang hamil. Kau harus segera istirahat" ucap Belle menasehati. Jaemin tersenyum singkat lalu mengikuti langkah Belle mendekati taxi di depan bandara.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Di mansion, Siwon sudah menunggu sejak subuh. Tidak sabar ingin melihat Jaemin, Siwon ingin memeluknya dengan se erat mungkin. Siwon merasa bersalah dan berdosa karena telah menyakiti hati Jaemin selama ini.

Hingga suara mesin mobil berhenti di depan rumah. Membuat hatinya berdebar, takut jika Jaemin menyimpan kebencian.

Memang Siwon sudah menyiapkan mental. Intinya kali ini dia harus minta maaf kepada Jaemin. Jika perlu, Siwon akan bersujud di kaki Jaemin.

Pintu terbuka, Siwon melihat seorang lelaki dengan perut buncit sedang menatapnya rindu. Jaemin hamil? Siwon semakin merasa bersalah, andai dia tidak menjual Jaemin pada Jeno. Mungkin Jaemin masih menikmati waktu bersama teman-temannya.

Siwon tersenyum dan merentangkan kedua tangannya, berharap Jaemin mau memeluknya. Jaemin terdiam, tidak tahu harus berbuat apa.

Jaemin merasa semua ini adalah mimpi. Namun pelukan seorang ayah adalah hal yang paling di impikan sejak kecil. Jaemin tidak boleh menyia-nyiakan walaupun ini mimpi.

Seketika tangis Jaemin pecah, Jaemin berlari menghampiri Siwon. Lalu memeluknya erat, Siwon tersenyum. Mengusap punggung Jaemin lembut, sesekali mencium puncak kepala.

Tbc.

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang