BAB 13 - [hamil?]

12K 958 106
                                    

*sorry for typo
"Kemari, tuan. Aku akan memuaskan mu!" Entah sejak kapan pelacur itu menanggalkan pakaian dan menyisahkan pakaian dalam transparan. Jeno mendekat, jijik melihat tubuh pelacur itu.

Tak tinggal diam, pelacur itu juga ikut mendekat. Memeluk tubuh Jeno dan meraba dada bidang yang masih terbalut oleh kemeja.

"Kau bilang mau memuaskan ku?" Jeno mendorong pelacur itu dan menarik rambutnya kuat. Rintihan demi rintihan terdengar, Jeno sangat kejam. Bahkan tidak sungkan menyakiti seorang wanita.

"Saya akan melayani anda, tuan. Tapi tolong lepaskan rambut saya, anda menyakiti saya!" Keluh pelacur itu, berusaha menarik tangan Jeno.

"Maka puaskan aku dengan cara yang lain!"

"Apa yang harus saya lakukan, tuan?" Ucapnya masih berusaha melepaskan tangan Jeno dari helaian rambut nya.

"Berikan nyawa mu!" Entah darimana Jeno mendapatkan pisau lipat. Kini senjata itu berada tepat di leher wanita yang menggoda nya.

"A-ampuni saya tuan, tolong biarkan saya hidup" pelacur itu mulai menangis. Takut dengan pisau lipat yang mulai menggores leher nya.

"Matamu sangat indah, boleh kah aku memilikinya?" Tanya Jeno santai namun terdengar menakutkan di telinga pelacur tersebut.

"Maafkan aku tuan, aku menyesal telah menggoda mu. Aku berjanji tidak akan pernah menyinggung mu lagi, tolong ampuni aku tuan!" Pelacur itu menahan lengan Jeno, lehernya mulai terasa perih.

"Karena aku baik, aku maafkan kau. Tapi ingat, jika kau muncul di depan ku lagi. Aku pastikan, disaat itu juga kau akan lenyap dari muka bumi!" Wanita itu mengangguk cepat. Lalu duduk bersimpuh dan mengucap kan terima kasih.

"Bawa wanita di kamar 69 dan obati dia!" Jeno menelepon Mark, sesekali melirik pelacur yang menggigit bibirnya menahan sakit.

"Tunggu disini, sekretaris ku akan datang dan mengobati mu!" Tanpa merasa bersalah, Jeno keluar meninggalkan wanita itu sendiri.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Puas menyakiti pelacur itu, Jeno pulang ke mansion. Dengan mengendarai lamborghini berwarna hitam glossy. Jeno membela jalanan sepi kota New York.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai. Jarak mansion dan club milik Taehyun hanya lima kilometer. Membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit untuk sampai.

Para pelayan berjejer rapi di depan pintu, menyambut kedatangan sang majikan. Namun seperti biasa, Jeno tak mengindahkan langsung masuk ke dalam kamar. Tidak ingin melampiaskan kemarahan yang belum padam.

Belum puas minum, Jeno kembali menegak wine yang tersedia di kamar. Mabuk-mabukan untuk menghilangkan rasa rindu.

Sorot matanya penuh kemerahan. Juga berkaca-kaca, Jeno menangis. Tidak ingin kehilangan Jaemin. Baru kali ini Jeno jatuh cinta dan tidak ingin kehilangan cinta nya itu.

Pusing, Jeno terlalu banyak minum. Pandangannya berkunang-kunang dan akhirnya tertidur karena pengaruh alkohol.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Matahari merangkak naik, awan-awan berarak. Burung-burung berkicau menandakan pagi telah di mulai. Jaemin dan Beomgyu sampai di Paris.

Dengan wajah lelah kedua lelaki itu keluar dari bandara. Celingukan, mencari taxi online yang Beomgyu pesan.

"Sepertinya itu taxi kita, kak!" Seru Beomgyu, menunjuk mobil berwarna kuning. Mereka memastikan plat mobil tersebut sama dengan plat mobil yang ada di aplikasi.

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang