BAB 14 - [digugurkan?]

11.3K 941 102
                                    

*sorry for typo
Tangisku pecah, aku menangis sejadi-jadinya, sekali lagi keberuntungan tidak berpihak padaku. Aku tengah berbadan dua, aku mengandung darah daging Jeno.

Dari luar Beomgyu menggedor-gedor pintu, berulang kali ia memanggil nama ku. Ku paksakan tubuh ku untuk berdiri dan membuka pintu, tak lupa aku membawa ke tiga testpack untuk di tunjukkan.

Aku memeluk Beomgyu erat, menangis tersedu-sedu. Aku mengatakan kepada Beomgyu jika aku hamil. Dan Beomgyu terkejut, ia membalas pelukan ku tak lupa melontarkan berbagai macam kalimat penyemangat yang bagiku sudah tidak berarti.

"Bagaimana sekarang, aku tidak mau hamil!" Seru ku masih setia memeluk pinggang Beomgyu.

"Tenang lah kak, kita akan mencari solusi." Ucap Beomgyu menenangkan ku. Dia menuntunku duduk di sofa ruang tamu dan memberikan segelas air putih.

Aku meneguk air tersebut. Berharap rasa cemas dan kekhawatiran yang memenuhi pikiran ku segera menghilang. Tiba-tiba sebuah ide terlintas. Cukup bagus namun aku tidak tahu bisa melakukannya atau tidak.

"Aku akan menggugurkan kandungan ku!" Beomgyu tercengang, melepas genggaman. Sorot matanya menatapku dengan penuh kecewa.

Aku memang jahat, tetapi semua ini aku lakukan demi kebaikan mereka. Aku tak ingin Jeno mengusik mereka, karena tahu aku tengah mengandung dan bersembunyi darinya.

Maka dari itu aku memutuskan untuk membunuh anakku sendiri. Mungkin mereka akan membenciku nanti, tidak masalah asalkan Jeno tidak datang dan mengusik ketenangan kami.

Author POV!

"Kau yakin ingin menggugurkan kandungan mu sendiri, kak. Pikirkan sekali lagi, aku tak masalah jika aku yang akan merawat anak mu nanti. Tapi melenyapkannya, apa kau sudah tidak waras?" Beomgyu mengguncang tubuh Jaemin. Berharap Jaemin sadar dan berpikir sekali lagi.

"Kak Nana dengarkan aku, kehamilan sebuah keberkahan bagi seseorang itu. Dan kau mau membunuh keberkahan itu, Otak mu dimana kak?" Lanjut Beomgyu.

Beomgyu berusaha menasehati, berharap Jaemin tidak mengambil jalan yang salah. Beomgyu tak ingin Jaemin menyesali perbuatannya suatu saat nanti.

"Aku mohon mengertilah gyu, aku tidak Jeno mengusik mu dan juga ayah mu karena membantu ku untuk melarikan diri!" Seru Jaemin, menggenggam tangan Beomgyu berusaha untuk menjelaskan situasi.

Beomgyu terdiam, tidak benar menggugurkan bayi tak berdosa itu. Tapi Beomgyu juga kasian melihat Jaemin kebingungan. Antara mempertahankan anak atau orang-orang terdekatnya.

"Baiklah terserah kau saja, lagi pula aku tak punya hak untuk memaksamu. Aku akan mengantar mu besok, ke rumah sakit terdekat" Ujar Beomgyu lalu berlalu pergi meninggalkan Jaemin dan masuk ke dalam kamar pribadi.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Perdebatan hari itu dimenangkan oleh Jaemin, Beomgyu mengalah dan membiarkan Jaemin berbuat semaunya. Hari ini, mereka akan melenyapkan bayi yang bahkan belum melihat dunia.

Pikiran Jaemin terlalu sempit, sampai tidak bisa memikirkan solusi lain selain menggugurkan janin dalam perutnya.

"Kau sudah siap, kak?" Sekali lagi Beomgyu bertanya, memastikan untuk yang terakhir kali. Sedih, Beomgyu tidak menyangka Jaemin setega ini.

"Tunggu disini, aku akan membayar adminitrasi!" Jaemin mengangguk, membiarkan Beomgyu pergi ke lobby rumah sakit itu.

Jaemin terdiam di tempat duduknya, memainkan kedua ibu jari nya. Mimpi semalam masih melekat di ingatannya.

Bagaimana tidak, semalam Jaemin memimpikan seorang anak laki-laki datang dan memegang kedua tangannya. Sambil mengatakan banyak hal.

"Dadda, ini aku anak mu. Apa kau ingin membunuh ku. Tapi kenapa, apa salah ku dadda. Aku ingin menemani mu di dunia yang kejam itu, menjadi obat untuk setiap luka mu dan menjadi kekuatan terbesar mu"

"Aku ingin melihat dunia bersama mu, menggenggam erat jemari mu. Dan mengisi hari-hari mu dengan tawa dan canda ku. Aku mohon, jangan bunuh aku dda. Aku ingin hidup bersama mu!" Kira-kira seperti itulah kata-kata yang diucapkan.

Perasaan sedih menghampiri, Jaemin mulai ragu dengan keputusannya. "Kak Nana, ayo kita masuk!" Ajak Beomgyu membuyarkan lamunan Jaemin.

Tak sengaja pandangan Jaemin tertuju pada sosok wanita muda berjalan bersama seorang anak kecil. Wajah nya nampak bahagia mendengar ocehan anaknya yang tidak ada henti nya.

Jaemin ingin merasakan hal yang sama, menggenggam tangan anaknya dan mendengarkan cerita serta canda dan tawanya. Mungkin dengan begitu, Jaemin bisa merasakan kebahagiaan.

"Gyu, sepertinya aku berubah pikiran. Aku ingin mempertahan kan anak ini, maukah kau merawatnya bersama ku?" Ucap Jaemin lirih. Tangannya mengusap perut ratanya dengan penuh kasih sayang.

"Tentu saja kak, kita akan merawat nya bersama nanti!" Seru Beomgyu sambil tersenyum lebar, senang dengan keputusan Jaemin.

Namun Beomgyu tetap menariknya ke dalam. Bukan untuk menggugurkan, melainkan untuk memeriksa kandungan.

Dokter memberikan vitamin seraya berkata, jika anak yang ada dalam kandungan Jaemin baik-baik saja. Keduanya tersenyum bahagia, tidak sabar menantikan kehadiran anak tersebut.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

"Gyu, bisakah kita pergi ke restaurant China. Tiba-tiba saja aku ingin makan bakpao isi ayam" ucap Jaemin, menatap Beomgyu penuh harap.

"Tentu, aku tidak akan menolak keinginan calon keponakan ku" Beomgyu tersenyum sumringah. Lalu mengajak Jaemin ke restaurant China terdekat.

"Pesan makanan yang kau inginkan!" Jaemin mengambil buku menu. Menatap ratusan gambar dengan tatapan lapar. Tidak sabar memakan makanan China.

"Aku mau bakpao isi ayam dua porsi dan segelas boba coklat" Ucap Jaemin sambil menunjuk gambar menu.

"Baiklah, aku akan pergi memesan. Tunggu disini, jangan kemana-mana. Aku akan segera kembali" Beomgyu pergi membeli.

Restaurant ini bukan restaurant mewah pada umumnya. Jadi para pembeli harus mengantri dan mengambil pesanannya sendiri.

Namun tidak ada yang mengeluh karena restaurant ini menjual makanan dengan harga yang murah. Dengan kualitas yang baik dan cita rasa yang lezat.

5 menit menunggu, akhirnya Beomgyu datang membawa pesanan mereka. "Pesanan datang, makan lah" Meletakkan nampan berisi dua porsi bakpao, satu porsi siomay dan dua boba rasa coklat.

"Terima kasih!" Jaemin mulai menyantap makanan dengan lahap. Benar kata Beomgyu, makanan di restaurant ini sangat lezat. Jaemin rasa restaurant ini masuk ke dalam list daftar restaurant favorit nya.

Tbc.

kangen kan? bilang aja iye😘

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang