BAB 5 - [sudah menikah]

17K 1.4K 6
                                    

Jaemin membuka matanya, terkejud kala mendapati ia berada di gendongan seseorang. Tampan, satu kata yang menggambarkan pemandangan di depannya ini.

Dalam sekejap Jaemin melupakan semua kejadian yang menimpanya, terlalu terpesona dengan ketampanan Jeno.

"Bangun juga kamu, sayang" ucap Jeno dengan suara serak nya. Terdengar sexy di telinga Jaemin. Hening, Jaemin masih memandangi wajah Jeno. Bulu mata lentik, alis tebal, dan pupil abu. Sungguh, ketampanan Jeno diatas rata-rata.

Gemas melihat Jaemin terdiam, Jeno mengulas senyum tipis. Lalu, mendaratkan ciuman singkat di bibir Jaemin.

Deg! Jantung Jaemin berdetak kencang. Tidak menyangka Jeno akan menciumnya secara tiba-tiba. Apalagi ini dibandara, tempat umum yang sering orang-orang kunjungi.

Entah mengapa, tiba-tiba pipi Jaemin memanas. Perlakuan manis ini Jaemin harapkan dari Kenzo dulu. Mengingat nama Kenzo, seketika Jaemin sadar dan memberontak.

"Turunkan aku!!" Perintahnya sesekali mendorong dada bidang Jeno, berharap dia kehilangan keseimbangan dan jatuh. Namun Jeno tidak gentar sedikit pun, malah tergelak dan menatap remeh padanya.

"Tidak mau" jawab nya santai. Melanjutkan langkahnya kembali menuju mobil sport yang tak jauh dari posisi mereka.

"Berani sekali kau mencium ku!!" Marah Jaemin. Tidak terima jika ciuman pertama nya di ambil oleh Jeno.

"Memangnya kenapa, kau istriku. Aku berhak melakukan apapun termasuk lebih dari ciuman tadi!!" Jeno menjawab dengan sebelah alis terangkat ke atas.

Diam, Jaemin menyerah memilih menenggelamkan wajah nya di dada bidang Jeno. Jaemin sangat malu sekarang. Bagaimana tidak, semua pandangan tertuju ke arah mereka.

Jeno membawa Jaemin masuk ke dalam mobil. Bahkan sampai saat ini pun Jeno enggan melepaskan Jaemin. Seolah tubuh Jaemin adalah boneka besar yang memberi kehangatan.

Mark mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali matanya melirik ke atas. Tepatnya pada kaca spion, Mark memastikan situasi.

Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti. Jaemin maupun Jeno sama-sama diam. Mengamati pemandangan luar, ya walaupun Jeno sering curi-curi pandang.

Lima belas menit berlalu, mobil mewah itu memasuki pekarangan mansion mewah nan megah. Jaemin melebarkan matanya, shock berat. Tidak menyangka Jeno sekaya ini.

Sebenarnya siapa dan apa pekerjaan Jeno. Apa Jeno seorang presiden, penjagaan di mansion ini sangat ketat. Tidak mungkin Jeno orang biasa.

"Ayo kita masuk, sayang!" Ajak Jeno. Mengulurkan tangan, berharap Jaemin menjabatnya. Sayang nya Jaemin mengabaikan uluran tangan Jeno dan keluar mobil.

Jaemin berdiri kaku, haruskah dia masuk sekarang. Tapi, ini bukan rumah nya. Jangan harap Jaemin mau menganggap mansion mewah ini sebagai rumahnya.

"Ayo!" Ajak Jeno lagi. Merengkuh pinggang ramping Jaemin tanpa izin. Jaemin hanya bisa pasrah karena tubuh dan tenaganya kalah besar dengan Jeno. Alhasil Jaemin membiarkan Jeno membawanya ke dalam.

Begitu sampai di ruang tamu, Jaemin menepis tangan Jeno dan berteriak minta dilepaskan. Namun, bukan Jeno namanya jika menurut begitu saja.

"Aku akan kembali ke London!" Bersiap melangkah pergi, tetapi lengan kekar Jeno menahan pergelangan tangan Jaemin.

"Kau akan tinggal disini bersamaku, karena kita sudah menikah!" Tegas Jeno. Jaemin harus paham, status nya kini tidak lagi lajang, mereka sudah menikah.

Protes, Jaemin hendak membuka suara. Namun Jeno tak menggubris malah mendaratkan ciuman di dahi. Jika Kenzo yang melakukan, mungkin Jaemin terlena. Tapi ini Jeno, Jaemin tidak pernah bertemu ataupun mengenalnya.

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang