BAB 35 - [pernikahan/anniversary?]

6K 471 23
                                    

*Sorry for typo

"Bernahkah kau mencintaiku?"

"Iya, aku mencintaimu!" tunggu sebentar, ada yang salah disini. Jika Jeno tidak sadarkan diri, lalu siapa yang bicara barusan.

Jaemin mendongakkan kepala, pupil mata yang berkaca-kaca itu semakin bergetar hebat tatkala melihat Jeno yang membuka mata dan tersenyum tipis.

Plak!

Telapak tangan Jaemin mendarat sempurna di dada bidang Jeno. Jaemin kesal setelah di permainkan oleh Jeno. Padahal Jaemin sudah sangat mengkhawatirkan keselamatannya, bahkan rela meninggalkan Jigan di dalam mobil sendiri.

"Jigan! Dimana anakku?" tanya Jaemin celingukan. Dengan ekspresi dongkolnya Jaemin mengedarkan pandangan ke sekitar. Saat melihat mobil, Jaemin baru sadar sudah meninggalkan Jigan sendirian.

Untung saja Jaemin membuka pintu tadi, alhasil Jigan masih tertidur nyenyak tanpa merasa sesak. "Mark, Jigan ada di dalam mobil itu, tolong kau gendong dia ya!" Katanya minta tolong.

Mark mengangguk paham, dan segera masuk ke mobil sang majikan. Seperti yang Jaemin perintahkan, Mark menggendong Jigan dengan hati-hati agar tidak membangunkan anak kecil itu.

"Dan kau, ini tidak lucu. Candaan mu membuatku hampir terkena serangan jantung!" cecar Jaemin. Tidak lama setelah itu, Jaemin kembali menangis. Antara senang dan marah, tidak tahu apa yang dia rasakan sekarang. Yang jelas Jaemin sangat amat bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan kedua untuk Jeno.

"Tapi berkat itu, aku mendengar pengakuan mu sauang" seakan tidak menyesali perbuatannya, Jeno malah menyahuti perkataan Jaemin dengan memperlihatkan ekspresi penuh kebanggaan.

"Lain kali jika kau melakukan ini lagi, aku pastikan aku sendiri yang akan membunuhmu!" sungut Jaemin. Masih kesal setelah dipermainkan oleh Jeno.

"Maafkan aku sayang, tapi apa kau benar-benar takut kehilangan ku?" tanya Jeno lagi dan lagi. Seolah masih belum percaya dengan pengakuan Jaemin beberapa menit yang lalu.

"Tentu saja, kau pikir aku bercanda? Ayolah, kau mau membiarkan anakmu jadi yatim dan meninggalkan ku sendiri? Tidak masalah, aku bisa menikah lagi setelah kau tiada!" sungguh jawaban Jaemin ini menyakiti hati Jeno. Bagaimanapun juga Jeno berharap Jaemin tidak akan menikah lagi jika dia benar-benar tiada hari ini.

"Aku hanya bercanda, jangan dimasukkan kedalam hati" ucap Jaemin seolah tahu apa yang Jeno rasakan.

"Ayo kita pergi kerumah sakit sekarang, luka mu harus segera di obati" ajak Jaemin. Namun, Jeno menepis tangannya dan menggelengkan kepala. Pertanda ia telah menolak ajakan Jaemin.

"Kita pulang saja, biarkan Lucas yang datang ke mansion!" ujar Jeno. Kemudian bangkit dari tempatnya terbaring dan berjalan santai masuk kedalam mobil.

Jaemin bergegas menyusul, entah kenapa hatinya merasa janggal. Jeno seperti sedang mengacuhkannya kini.

"Kau masih marah karena perkataan ku tadi?" Jaemin duduk di kursi samping, lalu mengambil Jigan dari gendongan Mark dan memangku putra sulung nya itu.

"Menurut mu?"

"Aku hanya bercanda, percayalah aku tidak akan menikah lagi setelah kau tiada. Jadi jangan marah lagi ya" bujuk Jaemin, menampakkan wajah memelas agar Jeno mau memaafkannya kembali.

"Ya, tapi beri aku satu ciuman. Setelah itu aku akan memaafkan mu!" lihat, Jeno yang licik dan suka memanipulasi sudah kembali sekarang. Bahkan di saat dia terluka, Jeno masih mencari keuntungan.

Cup!

Mau tidak mau Jaemin menabrakkan bibirnya ke bibir Jeno. Sebuah ciuman singkat Jaemin lakukan, demi kesenangan dan kepuasan sang suami. Lagi pula tidak ada salah nya bukan menyenangkan suami dengan ciuman singkat.

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang